Peradah Ajak Sekaa Truna Waspada Narkoba
Dewan Pimpinan Kabupaten (DPK) Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah) Buleleng, Bali mengimbau Sekaa Truna atau kelompok pemuda desa adat untuk mewaspadai peredaran narkoba yang semakin meresahkan dewasa ini.
SINGARAJA, NusaBali
"Fenomena yang terjadi saat ini adalah narkoba sudah mulai merambah para pemuda yang ada di desa-desa," kata Wakil Ketua Peradah Buleleng, Kadek Duwika, Rabu (8/11).
Kasus narkoba patut menjadi perhatian semua pihak termasuk kalangan pemuda desa adat karena dampaknya yang luar biasa, apabila peredaran obat terlarak tersebut menyentuh anak muda sebagai penerus pembangunan. Desa saat ini menjadi santapan empuk para pengedar karena kebanyakan masyarakat masih sangat polos dan juga minimnya pengawasan aparat hingga ke pelosok.
Oleh karena itu, menurut dia, peran sekaa teruna sebagai organisasi kepemudaan berbasis desa adat harus terus digencarkan secara simultan dan periodik. "Sekaa Truna bukan hanya bertugas mengurus keperluan upacara saja. Tetapi bagaimana kedepan secara rutin menggelar seminar dan pertemuan pemuda mengenai bahaya narkoba dan obat-obatan terlarang," tutur dia.
Duwika mencontohkan bagaimana pertemuan pemuda dirangkaikan dengan kegiatan ngayah di Pura. "Setelah ngayah mereka kumpul dan ada penyuluh yang datang baik dari kepolisian dan Badan pemerintah daerah yang kemudian memberikan paparan," kata dia.
Kegiatan nyata seperti itu memang harus diawali dari lingkup kecil, bukan selalu mengarah para lingkup besar yang tentu akan menghabiskan banyak biaya. "Kalau kumpul-kumpul kemudian mendengar paparan sederhana dengan sarana yang modern dan menarik anak muda kan bagus. Jika harus ada senimar bahaya narkoba dengan biaya besar akan memerlukan waktu lama untuk memulai. Ingat, kadang untuk memulai itu yang susah," demikian Duwika. *ant
Kasus narkoba patut menjadi perhatian semua pihak termasuk kalangan pemuda desa adat karena dampaknya yang luar biasa, apabila peredaran obat terlarak tersebut menyentuh anak muda sebagai penerus pembangunan. Desa saat ini menjadi santapan empuk para pengedar karena kebanyakan masyarakat masih sangat polos dan juga minimnya pengawasan aparat hingga ke pelosok.
Oleh karena itu, menurut dia, peran sekaa teruna sebagai organisasi kepemudaan berbasis desa adat harus terus digencarkan secara simultan dan periodik. "Sekaa Truna bukan hanya bertugas mengurus keperluan upacara saja. Tetapi bagaimana kedepan secara rutin menggelar seminar dan pertemuan pemuda mengenai bahaya narkoba dan obat-obatan terlarang," tutur dia.
Duwika mencontohkan bagaimana pertemuan pemuda dirangkaikan dengan kegiatan ngayah di Pura. "Setelah ngayah mereka kumpul dan ada penyuluh yang datang baik dari kepolisian dan Badan pemerintah daerah yang kemudian memberikan paparan," kata dia.
Kegiatan nyata seperti itu memang harus diawali dari lingkup kecil, bukan selalu mengarah para lingkup besar yang tentu akan menghabiskan banyak biaya. "Kalau kumpul-kumpul kemudian mendengar paparan sederhana dengan sarana yang modern dan menarik anak muda kan bagus. Jika harus ada senimar bahaya narkoba dengan biaya besar akan memerlukan waktu lama untuk memulai. Ingat, kadang untuk memulai itu yang susah," demikian Duwika. *ant
1
Komentar