Konsumsi Listrik di Badung Naik
Kenaikan konsumsi listrik dari 319 MW pada September menjadi 362 MW pada Oktober 2017. Paling tinggi untuk wilayah Kecamatan Kuta dan Kuta Selatan.
MANGUPURA, NusaBali
Konsumsi listrik di Kabupaten Badung pada Oktober 2017 mengalami kenaikan 10 persen dibanding bulan September. Pemicu kenaikan ini diduga akibat cuaca panas. Pemakaian listrik yang paling banyak dan kenaikan paling tinggi untuk wilayah Kabupaten Badung adalah Kecamatan Kuta dan Kuta Selatan.
Manajer PLN Area Kuta I Made Ariana, mengungkapkan penggunaan listrik pada bulan September sebesar 319 MW, dan mengalami peningkatan menjadi 362 MW pada Oktober 2017. Peningkatan beban ini ternyata tak hanya terjadi di Badung tetapi Bali secara keseluruhan.
“Kalau beban puncak Bali secara keseluruhan juga mengalami peningkatan. Kenaikan beban puncak Bali juga identik dengan kenaikan di Kuta. Karena Kuta itu pengguna daya sebesar 30 persen dari Bali,” tutur Ariana, Kamis (9/11).
Total beban untuk wilayah Bali pada September sebesar 756 MW dan naik menjadi 840 MW pada Oktober. Meski ada peningkatan beban, pihaknya mengaku belum mengalami kekurangan pasokan listrik. Saat ini PLN masih ada cadangan daya untuk Bali sekitar 400 MW. Beban daya saat ini untuk Bali 840 MW, sedangkan daya mampu Bali 1.259 MW. Sehingga masih ada cadangan daya sekitar 400 MW.
Disinggung masalah pemindahan kabel yang dilintasi proyek underpass Simpang Tugu Ngurah Rai, di Tuban, Kecamatan Kuta, pihaknya juga ikut melakukan pengawasan. Tapi secara umum itu di bawah pengawasan kantor distribusi Bali dan PLN area Bali Selatan.
Menurutnya kabel yang dipindahkan adalah kabel tanam tegangan menengah. Semua kabel yang tertanam di proyek underpass menurutnya semuanya aman. Tak akan terjadi gangguan terhadap pelanggan karena kabel itu ditanam sangat dalam.
“Kabel itu dalam batas aman, karena posisinnya tertanam dalam. Namun saat proyek dimulai, dari hasil konstruksi, posisi kabel itu harus digeser. Tidak menutup kemungkinan juga, nantinya kalau ada perubahan, bisa jadi akan ada yang digeser lagi,” ucapnya. *p
Konsumsi listrik di Kabupaten Badung pada Oktober 2017 mengalami kenaikan 10 persen dibanding bulan September. Pemicu kenaikan ini diduga akibat cuaca panas. Pemakaian listrik yang paling banyak dan kenaikan paling tinggi untuk wilayah Kabupaten Badung adalah Kecamatan Kuta dan Kuta Selatan.
Manajer PLN Area Kuta I Made Ariana, mengungkapkan penggunaan listrik pada bulan September sebesar 319 MW, dan mengalami peningkatan menjadi 362 MW pada Oktober 2017. Peningkatan beban ini ternyata tak hanya terjadi di Badung tetapi Bali secara keseluruhan.
“Kalau beban puncak Bali secara keseluruhan juga mengalami peningkatan. Kenaikan beban puncak Bali juga identik dengan kenaikan di Kuta. Karena Kuta itu pengguna daya sebesar 30 persen dari Bali,” tutur Ariana, Kamis (9/11).
Total beban untuk wilayah Bali pada September sebesar 756 MW dan naik menjadi 840 MW pada Oktober. Meski ada peningkatan beban, pihaknya mengaku belum mengalami kekurangan pasokan listrik. Saat ini PLN masih ada cadangan daya untuk Bali sekitar 400 MW. Beban daya saat ini untuk Bali 840 MW, sedangkan daya mampu Bali 1.259 MW. Sehingga masih ada cadangan daya sekitar 400 MW.
Disinggung masalah pemindahan kabel yang dilintasi proyek underpass Simpang Tugu Ngurah Rai, di Tuban, Kecamatan Kuta, pihaknya juga ikut melakukan pengawasan. Tapi secara umum itu di bawah pengawasan kantor distribusi Bali dan PLN area Bali Selatan.
Menurutnya kabel yang dipindahkan adalah kabel tanam tegangan menengah. Semua kabel yang tertanam di proyek underpass menurutnya semuanya aman. Tak akan terjadi gangguan terhadap pelanggan karena kabel itu ditanam sangat dalam.
“Kabel itu dalam batas aman, karena posisinnya tertanam dalam. Namun saat proyek dimulai, dari hasil konstruksi, posisi kabel itu harus digeser. Tidak menutup kemungkinan juga, nantinya kalau ada perubahan, bisa jadi akan ada yang digeser lagi,” ucapnya. *p
Komentar