Digelar Mapakeling, Hari Ini Krama Gotong Royong
Pasca Ambruknya Pura Puseh Desa Pajahan
TABANAN, NusaBali
Pasca tiga palinggih di Pura Puseh Desa Pakraman Pajahan, Pupuan, Tabanan porak-poranda diterjang angin kencang, Jumat (10/11) sore, para pemangku Pura dan prajuru adat melaksanakan pakeling dan Ngingsiran Ida Bhatara di Pakelik (memindahkan stana di bangunan aman) pada Saniscara Kliwon Kuningan bertepatan dengan Hari Raya Kuningan, Sabtu (11/11).
"Tadi (kemarin, red) kami sudah melakukan upacara mapakeling," ujar Perbekel Pajahan, I Ketut Madi Arsana saat dihubungi, kemarin. Menurutnya, upacara mapakeling itu dilaksanakan para pamangku dan para prajuru adat. Selanjutnya akan dilaksanakan pembersihan dan gotong royong bersama warga pada, Minggu (12/11) hari ini. Arsana menjelaskan, tiga bangunan yang tertimpa bangunan utama (kekereb) sepanjang 9 x 4 meter ini kondisinya rusak parah.
Dua Palinggih Pura Desa dan Palinggah Pura Puseh yang rusaknya sangat parah hingga patah di bagian tubuh dan di bagian atap remuk. Sementara yang Palinggih Pasimpangan Dalem kerusakanya lebih sedikit, hanya saja seluruhnya harus diperbaiki total. "Kami cek memang dua palinggih yang rusaknya parah, sampai patah di bagian dasar," beber Arsana.
Bangunan ini baru dibangun sekitar dua bulan lalu. Sementara dalam gotong-royong hari ini, akan dilakukan pembongkaran bangunan tersebut untuk dibersihkan dan dilakukan pembangunan kembali. Disinggung d apakah pemangku atau bendesa adat mempunyai firasat buruk atas peristiwa ini? Arsana mengakui tidak ada firasat gaib ataupun yang lain dirasakan pamangku dan bendesa.
"Ini murni karena angin kencang sebab saat itu memang Pupuan dilanda hujan lebat disertai angin kencang," jelas Arsana. Arsana menambahkan, sesuai dengan pengecekan dari prajuru, kerugian diperkirakan ratusan juta. Sebab bangunan ini dibangun menggunakan dana swadaya masyarakat. "Kalau dinominalkan lebih dari Rp 200 juta termasuk biaya upakara," terangnya.
Sementara itu, Kapolsek Pupuan, AKP Ida Bagus Mahendra membenarkan bahwa pada Minggu (13/10) hari ini akan dilangsungkan kegiatan gotong royong oleh pihak pengempon dan aparat desa. "Tadi (kemarin, red) hanya matur pakeling saja oleh pamangku dan prajuru adat," jelasnya. "Besok kami juga ikut bergotong royong," tandas AKP Mahendra.
Sebelumnya diberitakan hujan deras disertai angin kencang yang melanda sebagian wilayah Tabanan, Jumat (10/11) sore, menimbulkan bencana di Pura Puseh Desa Pakraman Pajahan, Kecamatan Pupuan. Setidaknya, tiga palinggih di Pura Puseh Pajahan porak-poranda tertimpa bangunan utama yang roboh
Tiga palinggih di Pura Puseh Pajahan yang porakporanda, Jumat sore sekitar pukul 15.00 Wita, masing-masing Palinggih Ratu Puseh, Palinggih Pura Desa, dan Palinggih Persimpangan Dalem. Ketiga palinggih ini berjejer dalam satu areal di bawah bangunan utama (kekereb). *d
Pasca tiga palinggih di Pura Puseh Desa Pakraman Pajahan, Pupuan, Tabanan porak-poranda diterjang angin kencang, Jumat (10/11) sore, para pemangku Pura dan prajuru adat melaksanakan pakeling dan Ngingsiran Ida Bhatara di Pakelik (memindahkan stana di bangunan aman) pada Saniscara Kliwon Kuningan bertepatan dengan Hari Raya Kuningan, Sabtu (11/11).
"Tadi (kemarin, red) kami sudah melakukan upacara mapakeling," ujar Perbekel Pajahan, I Ketut Madi Arsana saat dihubungi, kemarin. Menurutnya, upacara mapakeling itu dilaksanakan para pamangku dan para prajuru adat. Selanjutnya akan dilaksanakan pembersihan dan gotong royong bersama warga pada, Minggu (12/11) hari ini. Arsana menjelaskan, tiga bangunan yang tertimpa bangunan utama (kekereb) sepanjang 9 x 4 meter ini kondisinya rusak parah.
Dua Palinggih Pura Desa dan Palinggah Pura Puseh yang rusaknya sangat parah hingga patah di bagian tubuh dan di bagian atap remuk. Sementara yang Palinggih Pasimpangan Dalem kerusakanya lebih sedikit, hanya saja seluruhnya harus diperbaiki total. "Kami cek memang dua palinggih yang rusaknya parah, sampai patah di bagian dasar," beber Arsana.
Bangunan ini baru dibangun sekitar dua bulan lalu. Sementara dalam gotong-royong hari ini, akan dilakukan pembongkaran bangunan tersebut untuk dibersihkan dan dilakukan pembangunan kembali. Disinggung d apakah pemangku atau bendesa adat mempunyai firasat buruk atas peristiwa ini? Arsana mengakui tidak ada firasat gaib ataupun yang lain dirasakan pamangku dan bendesa.
"Ini murni karena angin kencang sebab saat itu memang Pupuan dilanda hujan lebat disertai angin kencang," jelas Arsana. Arsana menambahkan, sesuai dengan pengecekan dari prajuru, kerugian diperkirakan ratusan juta. Sebab bangunan ini dibangun menggunakan dana swadaya masyarakat. "Kalau dinominalkan lebih dari Rp 200 juta termasuk biaya upakara," terangnya.
Sementara itu, Kapolsek Pupuan, AKP Ida Bagus Mahendra membenarkan bahwa pada Minggu (13/10) hari ini akan dilangsungkan kegiatan gotong royong oleh pihak pengempon dan aparat desa. "Tadi (kemarin, red) hanya matur pakeling saja oleh pamangku dan prajuru adat," jelasnya. "Besok kami juga ikut bergotong royong," tandas AKP Mahendra.
Sebelumnya diberitakan hujan deras disertai angin kencang yang melanda sebagian wilayah Tabanan, Jumat (10/11) sore, menimbulkan bencana di Pura Puseh Desa Pakraman Pajahan, Kecamatan Pupuan. Setidaknya, tiga palinggih di Pura Puseh Pajahan porak-poranda tertimpa bangunan utama yang roboh
Tiga palinggih di Pura Puseh Pajahan yang porakporanda, Jumat sore sekitar pukul 15.00 Wita, masing-masing Palinggih Ratu Puseh, Palinggih Pura Desa, dan Palinggih Persimpangan Dalem. Ketiga palinggih ini berjejer dalam satu areal di bawah bangunan utama (kekereb). *d
Komentar