Dewan Rencanakan Sidak Proyek Pasar Loka Crana
Komisi III DPRD Bangli agendakan turun tinjau proyek Pasar Loka Crana, Bangli.
BANGLI, NusaBali
Mereka turun setelah menerima informasi pembangunan Pasar Loka Crana minim pengawasan. Mutu material yang digunakan untuk proyek itu dinilai rendah. Dewan tidak ingin pekerjaan proyek tersebut asal-asalan.
Anggota Komisi III DPRD Bangli, I Wayan Subahan mengaku mendapat informasi dari masyarakat tentang lemahnya pengawasan proyek pasar Loka Crana. Sehingga para wakil rakyat turun untuk melakukan klarifikasi dan melihat langsung kenyataan di lapangan. “Kami masih berkoordinasi dengan ketua komisi. Harapan kami secepatnya turun ke lapangan. Kami tidak ingin pembangunan pasar dikerjakan asal-asalan,” ungkap Subagan, Minggu (12/11).
Jika dalam sidak menemukan penggunaan material tidak sesuai spek, rekanan diperintahkan bongkar hasil pekerjaannya. “Jangan sampai proyek dengan anggaran besar, kualitasnya rendah. Kami minta masyarakat ikut melakukan pengawasan,” pintanya. Dengan banyaknya pengawasan diharapkan rekanan bekerja sesuai spek dan mutu proyek lebih bagus lagi. Dinas Pekerjaan Umum (PU) juga dituntut lebih ketat dalam pengawasan proyek.
Sebelumnya, Gapensi Bangli soroti lemahnya pengawasan pengerjaan proyek Pasar Loka Crana Bangli. Salah satunya pengecoran lantai dua tanpa pengawas. Material yang digunakan juga dituding rendah. Ketua Gapensi Bangli, I Wayan Aryanta mengaku miris melihat pengerjaan proyek Pasar Loka Crana dengan anggaran Rp 8 miliar tersebut. Menurutnya, material yang digunakan rekanan dan metode pengecoran kurang bagus. “Pasir yang digunakan secara kasat mata terlihat rendah,” ungkap Aryanta di Bangli, Jumat (10/11). Dikatakan, proyek Pasar Loka Crana termasuk besar, selayaknya pengecoran menggunakan cor beton ready mix. “Pengecoran lantai dilakukan secara manual. Kalau mengecor harus menggunakan pasir cor, bukan pasir urug,” imbuhnya.
Aryanta juga mempertanyakan pengawasan dari Dinas Pekerjaan Umum. “Saat pengecoran tidak ada petugas yang melakukan pengawasan,” ungkapnya. Ia menyayangkan sikap Dinas Pekerjaan Umum yang melakukan pengawasan ketat terhadap rekanan lokal namun longgar terhadap rekanan luar. Sementara Konsultan Pengawas, Gde Pawitra mengatakan jenis pasir yang digunakan untuk pengecoran lantai dua menggunakan pasir Karangasem. Takarannya sudah sesuai job mix atau takaran sesuai aturan Dinas PU Bangli. *e
Anggota Komisi III DPRD Bangli, I Wayan Subahan mengaku mendapat informasi dari masyarakat tentang lemahnya pengawasan proyek pasar Loka Crana. Sehingga para wakil rakyat turun untuk melakukan klarifikasi dan melihat langsung kenyataan di lapangan. “Kami masih berkoordinasi dengan ketua komisi. Harapan kami secepatnya turun ke lapangan. Kami tidak ingin pembangunan pasar dikerjakan asal-asalan,” ungkap Subagan, Minggu (12/11).
Jika dalam sidak menemukan penggunaan material tidak sesuai spek, rekanan diperintahkan bongkar hasil pekerjaannya. “Jangan sampai proyek dengan anggaran besar, kualitasnya rendah. Kami minta masyarakat ikut melakukan pengawasan,” pintanya. Dengan banyaknya pengawasan diharapkan rekanan bekerja sesuai spek dan mutu proyek lebih bagus lagi. Dinas Pekerjaan Umum (PU) juga dituntut lebih ketat dalam pengawasan proyek.
Sebelumnya, Gapensi Bangli soroti lemahnya pengawasan pengerjaan proyek Pasar Loka Crana Bangli. Salah satunya pengecoran lantai dua tanpa pengawas. Material yang digunakan juga dituding rendah. Ketua Gapensi Bangli, I Wayan Aryanta mengaku miris melihat pengerjaan proyek Pasar Loka Crana dengan anggaran Rp 8 miliar tersebut. Menurutnya, material yang digunakan rekanan dan metode pengecoran kurang bagus. “Pasir yang digunakan secara kasat mata terlihat rendah,” ungkap Aryanta di Bangli, Jumat (10/11). Dikatakan, proyek Pasar Loka Crana termasuk besar, selayaknya pengecoran menggunakan cor beton ready mix. “Pengecoran lantai dilakukan secara manual. Kalau mengecor harus menggunakan pasir cor, bukan pasir urug,” imbuhnya.
Aryanta juga mempertanyakan pengawasan dari Dinas Pekerjaan Umum. “Saat pengecoran tidak ada petugas yang melakukan pengawasan,” ungkapnya. Ia menyayangkan sikap Dinas Pekerjaan Umum yang melakukan pengawasan ketat terhadap rekanan lokal namun longgar terhadap rekanan luar. Sementara Konsultan Pengawas, Gde Pawitra mengatakan jenis pasir yang digunakan untuk pengecoran lantai dua menggunakan pasir Karangasem. Takarannya sudah sesuai job mix atau takaran sesuai aturan Dinas PU Bangli. *e
Komentar