Sidak Proyek Lokacrana, Dewan Temukan Beton Retak
Komisi III DRPD Bangli sidak ke proyek pembangunan Pasar Lokacrana, Bangli, Senin (13/11).
BANGLI, NusaBali
Dewan meragukan kualitas proyek karena menemukan sejumlah beton retak. Solusinya, Komisi III DPRD Bangli rencanakan melakukan pengujian untuk mengetahui kualitas beton proyek pasar dengan anggaran Rp 8 miliar itu.
Ketua Komisi III DRPD Bangli I Ketut Swastika mengatakan, dari pengecekan yang dilakukan, pihaknya menemukan beberapa masalah. Di antaranya kualitas beton dan material yang digunakan untuk pengecoran. “Keterangan dari konsultan setiap pengecoran dengan material 15 meterkubik ada tiga sampel untuk diuji, namun yang kami dapat jumlah sampel tidak banyak sedangkan material sudah 750 meterkubik, berarti ada campuran beton yang tidak diuji,” ungkap Swastika didampingi anggota Komisi III.
Swastika dan anggota Komisi III berencana pelakukan pengujian kembali untuk memastikan kualitas beton. “Sampel yang ada diabaikan saja. Kami minta pengujian ulang,” tegasnya. Swastika meminta pengawas lebih intens melakukan tugasnya. Selain itu Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bangli sebagai leading sektor harus melakukan pengujian secara akurat. Apalagi nilai proyek dengan anggaran besar.
Anggota Komisi III juga persoalkan material pasir kualitasnya dinilai rendah. “Kami temukan beberapa beton yang retak. Kualitas material rendah berpengaruh pada bangunan,” imbuhnya. Sementara Konsultasn Pengawas Gede Purwita mengatakan setiap pembuatan beton atau campuranya telah dibuatkan sampel. Campuran sesuai mic desaign beton K250. Terkait pasir, ia berdalih sulit mencari material setelah Gunung Agung berstatus awas. “Sulit cari pasir Karangasem, maka digunakan pasir dari Kintamani. Itu pun juga sulit mendapatkannya,” imbuh Purwita.
Ditegaskan, pasir yang kualitasnya dinilai rendah tidak dipergunakan lagi, karena pasokan pasir Karangasem sudah ada. “Meski dikatakan kualitas rendah, kami pastikan campuran sudah sesuai standar,” tegasnya. Saat sidak, PT Pusuk Indah Lestari selaku kontraktor tidak ada di lokasi. *e
Dewan meragukan kualitas proyek karena menemukan sejumlah beton retak. Solusinya, Komisi III DPRD Bangli rencanakan melakukan pengujian untuk mengetahui kualitas beton proyek pasar dengan anggaran Rp 8 miliar itu.
Ketua Komisi III DRPD Bangli I Ketut Swastika mengatakan, dari pengecekan yang dilakukan, pihaknya menemukan beberapa masalah. Di antaranya kualitas beton dan material yang digunakan untuk pengecoran. “Keterangan dari konsultan setiap pengecoran dengan material 15 meterkubik ada tiga sampel untuk diuji, namun yang kami dapat jumlah sampel tidak banyak sedangkan material sudah 750 meterkubik, berarti ada campuran beton yang tidak diuji,” ungkap Swastika didampingi anggota Komisi III.
Swastika dan anggota Komisi III berencana pelakukan pengujian kembali untuk memastikan kualitas beton. “Sampel yang ada diabaikan saja. Kami minta pengujian ulang,” tegasnya. Swastika meminta pengawas lebih intens melakukan tugasnya. Selain itu Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bangli sebagai leading sektor harus melakukan pengujian secara akurat. Apalagi nilai proyek dengan anggaran besar.
Anggota Komisi III juga persoalkan material pasir kualitasnya dinilai rendah. “Kami temukan beberapa beton yang retak. Kualitas material rendah berpengaruh pada bangunan,” imbuhnya. Sementara Konsultasn Pengawas Gede Purwita mengatakan setiap pembuatan beton atau campuranya telah dibuatkan sampel. Campuran sesuai mic desaign beton K250. Terkait pasir, ia berdalih sulit mencari material setelah Gunung Agung berstatus awas. “Sulit cari pasir Karangasem, maka digunakan pasir dari Kintamani. Itu pun juga sulit mendapatkannya,” imbuh Purwita.
Ditegaskan, pasir yang kualitasnya dinilai rendah tidak dipergunakan lagi, karena pasokan pasir Karangasem sudah ada. “Meski dikatakan kualitas rendah, kami pastikan campuran sudah sesuai standar,” tegasnya. Saat sidak, PT Pusuk Indah Lestari selaku kontraktor tidak ada di lokasi. *e
Komentar