Tiga Kecamatan Belum Terlayani Trans Serasi
Kecamatan Selemadeg Barat, Selemadeg, dan Selemadeg Timur, belum terlayani Trans Serasi. Kecamatan Baturiti jadi prioritas karena jalur wisata dengan arus lalu lintas yang sangat padat.
TABANAN, NusaBali
Dari 10 kecamatan di Kabupaten Tabanan, tujuh di antaranya kini sudah terlayani jasa transportasi Trans Serasi, yakni angkutan umum khusus pelajar. Tiga kecamatan yang belum terlayani Trans Serasi yakni Kecamatan Selemadeg Barat, Selemadeg, dan Selemadeg Timur.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Tabanan I Made Agus Harta Wiguna, menjelaskan saat ini ada 143 bus untuk memfasilitasi pelajar. Terdiri dari 80 angkot, 3 bus sedang, dan 60 bus kecil. Trayeknya ada di Kecamatan Marga, Tabanan, Pupuan, Penebel, Kediri, Kerambitan, dan Baturiti.
“Untuk yang dilaunching hari ini (Senin kemarin) ada tiga kecamatan, yakni, Pupuan, Marga, dan Baturiti. Sementara sisanya sudah tahun lalu,” kata Harta Wiguna di sela-sela launching Trans Serasi di Lapangan Umum Baturiti, Senin (13/11).
Dikatakannya, Trans Serasi di tiga kecamatan yakni Pupuan, Baturiti, dan Marga didahulukan, karena khusus Baturiti lantaran jalur wisata dan ruas jalan nasional. Rata-rata 1 juta orang per tahun melintasi jalur tersebut dan tingginya percampuran kendaraan, sehingga tinggi pula angka kecelakaan.
Selain itu Baturiti rata-rata jarak rumah siswa ke sekolah sekitar 10 kilometer, termasuk di Kecamatan Pupuan. “Di samping ada juga ketersediaan angkutan pedesaan yang mati suri di tiga kecamatan tersebut, sehingga memungkinkan untuk dikonversi menjadi angkutan siswa,” bebernya.
Tiga kecamatan yang belum dilayani trayek Trans Serasi adalah Kecamatan Selemadeg, Selemadeg Timur, dan Selemadeg Barat, akan dilayani tahun depan. “Kami bertahap melayani, ini akan menjadi prioritas untuk berikutnya,” ucap Harta Wiguna.
Dia menegaskan layanan serasi ini bertujuan mengurangi angka kecelakaan berlalulintas di Tabanan khususnya bagi pelajar. Termasuk pula membantu para sopir angkutan desa yang sekarang sepi penumpang, sehingga angkutannya bisa dimanfaatkan untuk mengangkut pelajar.
Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, menjelaskan karena begitu besar manfaat Trans Serasi dalam mengantar pelajar, ke depannya cakupan layanan akan diperluas dengan harapan bisa mencakup kecamatan yang belum terlayani. “Program ini sangat menyentuh dan sangat dibutuhkan siswa, sehingga para orangtua merasa terbantu, juga bisa mengurangi angka kecelakan,” ujarnya saat meresmikan layanan Trans Serasi, kemarin.
Salah seorang sopir Trans Serasi, I Made Darsana, 52, asal Banjar Peneng, Desa Mekarsari, Kecamatan Baturiti, merasa terbantu adanya angkutan Trans Serasi. Saat ini mobil angkutan yang dikemudikannya sudah sepi penumpang. Sekarang per hari dia dapatkan upah sekitar Rp 200 ribu dengan dengan 4 kali PP. “Paginya saya antar siswa, kemudian saya balik pulang, setelah itu saya jemput siang hari dan kembali pulang,” ujarnya.
Menurut dia, untuk mencari penumpang selain pelajar bisa saja asalkan tanggung jawab mengantar siswa sudah selesai. “Artinya boleh mencari penumpang lain, tetapi sekarang sudah sepi, sering diam di rumah karena masyarakat memilih rent car daripada sewa angkutan umum ketika akan bepergian,” tutur Darsana. *d
Dari 10 kecamatan di Kabupaten Tabanan, tujuh di antaranya kini sudah terlayani jasa transportasi Trans Serasi, yakni angkutan umum khusus pelajar. Tiga kecamatan yang belum terlayani Trans Serasi yakni Kecamatan Selemadeg Barat, Selemadeg, dan Selemadeg Timur.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Tabanan I Made Agus Harta Wiguna, menjelaskan saat ini ada 143 bus untuk memfasilitasi pelajar. Terdiri dari 80 angkot, 3 bus sedang, dan 60 bus kecil. Trayeknya ada di Kecamatan Marga, Tabanan, Pupuan, Penebel, Kediri, Kerambitan, dan Baturiti.
“Untuk yang dilaunching hari ini (Senin kemarin) ada tiga kecamatan, yakni, Pupuan, Marga, dan Baturiti. Sementara sisanya sudah tahun lalu,” kata Harta Wiguna di sela-sela launching Trans Serasi di Lapangan Umum Baturiti, Senin (13/11).
Dikatakannya, Trans Serasi di tiga kecamatan yakni Pupuan, Baturiti, dan Marga didahulukan, karena khusus Baturiti lantaran jalur wisata dan ruas jalan nasional. Rata-rata 1 juta orang per tahun melintasi jalur tersebut dan tingginya percampuran kendaraan, sehingga tinggi pula angka kecelakaan.
Selain itu Baturiti rata-rata jarak rumah siswa ke sekolah sekitar 10 kilometer, termasuk di Kecamatan Pupuan. “Di samping ada juga ketersediaan angkutan pedesaan yang mati suri di tiga kecamatan tersebut, sehingga memungkinkan untuk dikonversi menjadi angkutan siswa,” bebernya.
Tiga kecamatan yang belum dilayani trayek Trans Serasi adalah Kecamatan Selemadeg, Selemadeg Timur, dan Selemadeg Barat, akan dilayani tahun depan. “Kami bertahap melayani, ini akan menjadi prioritas untuk berikutnya,” ucap Harta Wiguna.
Dia menegaskan layanan serasi ini bertujuan mengurangi angka kecelakaan berlalulintas di Tabanan khususnya bagi pelajar. Termasuk pula membantu para sopir angkutan desa yang sekarang sepi penumpang, sehingga angkutannya bisa dimanfaatkan untuk mengangkut pelajar.
Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, menjelaskan karena begitu besar manfaat Trans Serasi dalam mengantar pelajar, ke depannya cakupan layanan akan diperluas dengan harapan bisa mencakup kecamatan yang belum terlayani. “Program ini sangat menyentuh dan sangat dibutuhkan siswa, sehingga para orangtua merasa terbantu, juga bisa mengurangi angka kecelakan,” ujarnya saat meresmikan layanan Trans Serasi, kemarin.
Salah seorang sopir Trans Serasi, I Made Darsana, 52, asal Banjar Peneng, Desa Mekarsari, Kecamatan Baturiti, merasa terbantu adanya angkutan Trans Serasi. Saat ini mobil angkutan yang dikemudikannya sudah sepi penumpang. Sekarang per hari dia dapatkan upah sekitar Rp 200 ribu dengan dengan 4 kali PP. “Paginya saya antar siswa, kemudian saya balik pulang, setelah itu saya jemput siang hari dan kembali pulang,” ujarnya.
Menurut dia, untuk mencari penumpang selain pelajar bisa saja asalkan tanggung jawab mengantar siswa sudah selesai. “Artinya boleh mencari penumpang lain, tetapi sekarang sudah sepi, sering diam di rumah karena masyarakat memilih rent car daripada sewa angkutan umum ketika akan bepergian,” tutur Darsana. *d
Komentar