SGB Pastikan di Posisi Calon Gubernur
Jika Dilamar Jadi Cawagub, GPS Nyatakan Siap, AWK Ajukan 3 Syarat
DENPASAR, NusaBali
Ketua DPD I Golkar Bali I Ketut Sudikerta memastikan maju di Pilgub Bali 2018 sebagai calon gubernur (Cagub). Sudikerta mengungkapkan dirinya sudah final maju sebagai Cagub. Soal siapa pendampingnya, sedang dikaji secara matang dengan berkomunikasi bersama kandidat.
Sudikerta mengatakan saat ini sudah memiliki beberapa nama untuk menjadi tandemnya di posisi calon wakil gubernur (Cawagub). Dirinya tidak mau grasa-grusu mengumumkan. Kalau ada pertemuan-pertemuan dengan kandidat, itu adalah bagian dari komunikasi politik.
“Kita berproses lah. Tidak ada keputusan grasa-grusu. Namanya saja memilih calon pemimpin Bali. Ya harus ada proses,” kata Sudikerta ketika dikonfirmasi sedang berada di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Selasa (14/11).
Sudikerta tidak mau membuka siapa kandidat Cawagub yang sudah pasti berpasangan dengan dirinya. Karena tidak mau ada spekulasi aneh-aneh dengan dugaan-dugaan. “Ya tunggu saja. Pokoknya yang terbaik. Yang pasti saya maju sebagai Cagub Bali 2018 untuk melanjutkan program Bali Mandara,” ujar Wakil Gubernur Bali, ini.
Sementara DPP Partai Golkar menegaskan Sudikerta direkomendasi sebagai Cagub Bali 2018. Sehingga sampai saat ini masih sebagai Cagub. “Kalau DPP Golkar kan sudah lama memberikan rekomendasi kepada Drs Ketut Sudikerta sebagai bakal calon Gubernur Bali. Ya masih sebagai cagub. Belum ada berubah,” ujar Ketua Pemenangan Pemilu Bali Nusra DPP Partai Golkar Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra alias Gus Adhi, yang dikonfirmasi terpisah, Selasa kemarin.
Terkait pasangan calon, kata Gus Adhi, masih ada ruang dan waktu untuk komunikasi antara pihak yang akan maju yakni Sudikerta dengan kandidat tandemnya. “Kami berikan ruang dan waktu untuk membangun komunikasi kepada pihak yang mau diajak berpasangan. Nanti pasti lahir paket yang terbaik,” tandas anggota Komisi IV DPR RI ini.
Soal keputusan Koalisi Rakyat Bali (KRB), Gus Adhi mengatakan hanya sebagai jembatan komunikasi. “Menyikapi keputusan Koalisi Rakyat Bali, kami hanya membantu menjembatani komunikasi dengan tokoh-tokoh yang diajukan oleh partai politik anggota Koalisi Rakyat Bali. Dan sepenuhnya diserahkan kepada para pihak untuk berunding,” tutur politisi asal Kelurahan Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, ini.
Sementara itu, berhembusnya paket Cagub-Cawagub I Ketut Sudikerta – Arya Wedakarna (SGB-AWK) untuk Pilgub Bali 2018 belum juga matang. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna yang dihubungi, Selasa kemarin, mengatakan dirinya masih komunikasi intens dengan SGB (Sudikerta Gubernur Bali) dan lintas partai politik. Wedakarna juga ajukan syarat ketika dirinya dilirik jadi tandem di Pilgub Bali 2018.
“Sejauh ini kami masih belum bersikap. Sebagai sahabat SGB tiyang meminta beliau jangan terburu-buru. Banyak yang harus dipertimbangkan, dan jangan larut dan panik terhadap keputusan PDIP,” ucap anggota DPD Dapil Bali ini.
Menurut Wedakarna, keputusan yang diambil dengan emosi dan panik berakibat tidak baik terhadap keputusan yang diambil. Kalaupun Wedakarna dipinang dan final menjadi tandem, ada 3 syarat yang akan diajukan. Pertama, tolak reklamasi Teluk Benoa Badung. Kedua, berpaket tanpa ada mahar politik. Ketiga, tetap mengusung prinsip-prinsip Bung Karno ketika dipercaya memimpin Bali.
“Tiyang tetap pada 3 syarat, jika ingin digandeng sebagai Bali 2 (Wagub), yakni, tolak reklamasi Tanjung Benoa, paket tanpa mahar politik, dan tetap mengusung prinsip Bung Karno,” tandas Ketua DPD PNIM Bali, ini.
Arya Wedakarna menyatakan akan ambil sikap pada saat yang tepat. “Pada saatnya tiyang akan bersikap untuk maju di Pilgub 2018 atau tidak, sambil terus berkomunikasi dengan tokoh-tokoh masyarakat dan pendukung. Sampai hari ini tiyang masih fokus pada tugas-tugas sebagai Senator DPD RI dan sedang masa sidang di Jakarta,” ucapnya.
Sedangkan Gede Pasek Suardika (GPS) mengatakan kesiapannya maju dalam perhelatan Pilgub Bali 2018, karena komitmennya mengabdikan diri untuk kepentingan masyarakat Bali. “Sebagai politisi yang mengabdikan diri untuk kepentingan orang banyak, maka harus selalu siap memberikan yang terbaik untuk rakyat. Diberi amanah untuk memperjuangkan Bali di pusat, ya harus dilakukan dengan baik,” katanya, Selasa kemarin.
Jika kemudian mayoritas sameton Bali meminta untuk pulang kampung berjuang dari daerah dan untuk eksistensi Bali, maka dirinya pun harus siap. “Di atas itu semua, selalu petunjuk dan jalan niskala lah yang menentukan, dan kita hanya menjalani saja. Itu semua rahasia,” ucapnya.
Yang pastinya, jika memang sudah ada rekomendasi resmi maka Hanura tentu akan all out hingga ke ranting-ranting. “Sekarang pembicaraan masih soal koalisi dan pasangan. Politik masih dinamis dan cuaca bisa berubah. Mari kita lihat beberapa waktu ke depan dengan sabar,” kata Pasek.
Sementara pertemuan pematangan paket Cagub-Cawagub yang akan diusung Koalisi Rakyat Bali (KRB) kembali dilakukan oleh para pentolan. Ketua DPD Demokrat Bali I Made Mudarta bertemu Ketua Fraksi Gerindra DPRD Bali I Nyoman Suyasa. Mudarta didampingi Wakil Ketua I DPD Demokrat Bali Nengah Pringgo dan Ketua OKK I Ketut Ridet.
Pertemuan juga dihadiri Ketua Tim Relawan Sahabat Rai Mantra, Ida Bagus Gede Tarmiana. Tidak ada deal politik apapun dalam pertemuan yang berlangsung sekitar pukul 13.00 Wita di salah satu restoran di Jalan Tjokorda Agung Tresna Denpasar. Padahal KRB sesumbar sudah deal paketkan Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra – I Ketut Sudikerta. Paket Dharma-Kertha ini dijanjikan akan diumumkan Selasa (14/11). Namun Selasa kemarin tidak ada tanda-tanda apapun.
Ketua DPD Demokrat Bali Made Mudarta mengatakan, Demokrat dan Gerindra sudah final paketkan Dharma-Kertha. Namun masih menunggu Partai Golkar yang belum ada lampu hijau dari DPP Golkar buat Dharma-Kertha. “Kami masih menunggu Golkar. Kan DPP Golkar akan merekomendasikan. Jadi sabar dulu,” kata Mudarta. *nat, m
Sudikerta mengatakan saat ini sudah memiliki beberapa nama untuk menjadi tandemnya di posisi calon wakil gubernur (Cawagub). Dirinya tidak mau grasa-grusu mengumumkan. Kalau ada pertemuan-pertemuan dengan kandidat, itu adalah bagian dari komunikasi politik.
“Kita berproses lah. Tidak ada keputusan grasa-grusu. Namanya saja memilih calon pemimpin Bali. Ya harus ada proses,” kata Sudikerta ketika dikonfirmasi sedang berada di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Selasa (14/11).
Sudikerta tidak mau membuka siapa kandidat Cawagub yang sudah pasti berpasangan dengan dirinya. Karena tidak mau ada spekulasi aneh-aneh dengan dugaan-dugaan. “Ya tunggu saja. Pokoknya yang terbaik. Yang pasti saya maju sebagai Cagub Bali 2018 untuk melanjutkan program Bali Mandara,” ujar Wakil Gubernur Bali, ini.
Sementara DPP Partai Golkar menegaskan Sudikerta direkomendasi sebagai Cagub Bali 2018. Sehingga sampai saat ini masih sebagai Cagub. “Kalau DPP Golkar kan sudah lama memberikan rekomendasi kepada Drs Ketut Sudikerta sebagai bakal calon Gubernur Bali. Ya masih sebagai cagub. Belum ada berubah,” ujar Ketua Pemenangan Pemilu Bali Nusra DPP Partai Golkar Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra alias Gus Adhi, yang dikonfirmasi terpisah, Selasa kemarin.
Terkait pasangan calon, kata Gus Adhi, masih ada ruang dan waktu untuk komunikasi antara pihak yang akan maju yakni Sudikerta dengan kandidat tandemnya. “Kami berikan ruang dan waktu untuk membangun komunikasi kepada pihak yang mau diajak berpasangan. Nanti pasti lahir paket yang terbaik,” tandas anggota Komisi IV DPR RI ini.
Soal keputusan Koalisi Rakyat Bali (KRB), Gus Adhi mengatakan hanya sebagai jembatan komunikasi. “Menyikapi keputusan Koalisi Rakyat Bali, kami hanya membantu menjembatani komunikasi dengan tokoh-tokoh yang diajukan oleh partai politik anggota Koalisi Rakyat Bali. Dan sepenuhnya diserahkan kepada para pihak untuk berunding,” tutur politisi asal Kelurahan Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, ini.
Sementara itu, berhembusnya paket Cagub-Cawagub I Ketut Sudikerta – Arya Wedakarna (SGB-AWK) untuk Pilgub Bali 2018 belum juga matang. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna yang dihubungi, Selasa kemarin, mengatakan dirinya masih komunikasi intens dengan SGB (Sudikerta Gubernur Bali) dan lintas partai politik. Wedakarna juga ajukan syarat ketika dirinya dilirik jadi tandem di Pilgub Bali 2018.
“Sejauh ini kami masih belum bersikap. Sebagai sahabat SGB tiyang meminta beliau jangan terburu-buru. Banyak yang harus dipertimbangkan, dan jangan larut dan panik terhadap keputusan PDIP,” ucap anggota DPD Dapil Bali ini.
Menurut Wedakarna, keputusan yang diambil dengan emosi dan panik berakibat tidak baik terhadap keputusan yang diambil. Kalaupun Wedakarna dipinang dan final menjadi tandem, ada 3 syarat yang akan diajukan. Pertama, tolak reklamasi Teluk Benoa Badung. Kedua, berpaket tanpa ada mahar politik. Ketiga, tetap mengusung prinsip-prinsip Bung Karno ketika dipercaya memimpin Bali.
“Tiyang tetap pada 3 syarat, jika ingin digandeng sebagai Bali 2 (Wagub), yakni, tolak reklamasi Tanjung Benoa, paket tanpa mahar politik, dan tetap mengusung prinsip Bung Karno,” tandas Ketua DPD PNIM Bali, ini.
Arya Wedakarna menyatakan akan ambil sikap pada saat yang tepat. “Pada saatnya tiyang akan bersikap untuk maju di Pilgub 2018 atau tidak, sambil terus berkomunikasi dengan tokoh-tokoh masyarakat dan pendukung. Sampai hari ini tiyang masih fokus pada tugas-tugas sebagai Senator DPD RI dan sedang masa sidang di Jakarta,” ucapnya.
Sedangkan Gede Pasek Suardika (GPS) mengatakan kesiapannya maju dalam perhelatan Pilgub Bali 2018, karena komitmennya mengabdikan diri untuk kepentingan masyarakat Bali. “Sebagai politisi yang mengabdikan diri untuk kepentingan orang banyak, maka harus selalu siap memberikan yang terbaik untuk rakyat. Diberi amanah untuk memperjuangkan Bali di pusat, ya harus dilakukan dengan baik,” katanya, Selasa kemarin.
Jika kemudian mayoritas sameton Bali meminta untuk pulang kampung berjuang dari daerah dan untuk eksistensi Bali, maka dirinya pun harus siap. “Di atas itu semua, selalu petunjuk dan jalan niskala lah yang menentukan, dan kita hanya menjalani saja. Itu semua rahasia,” ucapnya.
Yang pastinya, jika memang sudah ada rekomendasi resmi maka Hanura tentu akan all out hingga ke ranting-ranting. “Sekarang pembicaraan masih soal koalisi dan pasangan. Politik masih dinamis dan cuaca bisa berubah. Mari kita lihat beberapa waktu ke depan dengan sabar,” kata Pasek.
Sementara pertemuan pematangan paket Cagub-Cawagub yang akan diusung Koalisi Rakyat Bali (KRB) kembali dilakukan oleh para pentolan. Ketua DPD Demokrat Bali I Made Mudarta bertemu Ketua Fraksi Gerindra DPRD Bali I Nyoman Suyasa. Mudarta didampingi Wakil Ketua I DPD Demokrat Bali Nengah Pringgo dan Ketua OKK I Ketut Ridet.
Pertemuan juga dihadiri Ketua Tim Relawan Sahabat Rai Mantra, Ida Bagus Gede Tarmiana. Tidak ada deal politik apapun dalam pertemuan yang berlangsung sekitar pukul 13.00 Wita di salah satu restoran di Jalan Tjokorda Agung Tresna Denpasar. Padahal KRB sesumbar sudah deal paketkan Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra – I Ketut Sudikerta. Paket Dharma-Kertha ini dijanjikan akan diumumkan Selasa (14/11). Namun Selasa kemarin tidak ada tanda-tanda apapun.
Ketua DPD Demokrat Bali Made Mudarta mengatakan, Demokrat dan Gerindra sudah final paketkan Dharma-Kertha. Namun masih menunggu Partai Golkar yang belum ada lampu hijau dari DPP Golkar buat Dharma-Kertha. “Kami masih menunggu Golkar. Kan DPP Golkar akan merekomendasikan. Jadi sabar dulu,” kata Mudarta. *nat, m
1
Komentar