Melesu, Bisnis Koral Menunggu Musim Ramai
Hampir semua pasaran komoditas berbau pariwisata melesu sejak beberapa waktu belakangan.
DENPASAR, NusaBali
Bisnis batu karang laut atau koral salah satunya. Kalangan pebisnis koral mengungkapkan kelesuan tersebut. Baik penjualan di pasaran lokal dan ekspor dikatakan tidak seramai waktu-waktu sebelumnya.
“Sekarang ini agak sepi pak,” ujar Susan, seorang pengelola art shop antiks di kawasan Bypass I Gusti Ngurah Rai kawasan Sanur Denpasar Selatan, Selasa(14/11). Padahal kata Susan, November ini jelang mendekati musim puncak keramaian kunjungan wisatawan ke Bali. Namun kenyataannya pembelian relatif sepi. “ Ada satu dua, tetapi tidak seramai sebelumnya,” ujar Susan.
Dikatakan Susan, dalam kondisi normal sekitar sepuluh pembelian (transaksi) penjualan batu koral bisa terjadi dalam sebulan. “Semoga semua kembali normal,” harap Susan. Dia menduga kelesuan karena pengaruh penurunan kunjungan turis akibat status Gunung Agung sebelumnya.
Untuk diketahui koral termasuk salah satu komoditas ekspor. Malah data dari Balai Karantina Perikanan, koral merupakan salah satu dari 15 komoditas ekspor dari Bali. Pada September jumlah yang dieskpor 1.303.789 pieces dengan nilai Rp 26 miliar lebih. Penggemar koral dari mancanegara di antaranya dari India, Australia, Rusia, Amerika Serikat. “Pokoknya menyebar,” ujar Susan. Sedang di pasaran lokal, penjualan koral biasanya pada proyek-proyek pembangunan hotel baru atau sarana rekreasi lain. *k17
“Sekarang ini agak sepi pak,” ujar Susan, seorang pengelola art shop antiks di kawasan Bypass I Gusti Ngurah Rai kawasan Sanur Denpasar Selatan, Selasa(14/11). Padahal kata Susan, November ini jelang mendekati musim puncak keramaian kunjungan wisatawan ke Bali. Namun kenyataannya pembelian relatif sepi. “ Ada satu dua, tetapi tidak seramai sebelumnya,” ujar Susan.
Dikatakan Susan, dalam kondisi normal sekitar sepuluh pembelian (transaksi) penjualan batu koral bisa terjadi dalam sebulan. “Semoga semua kembali normal,” harap Susan. Dia menduga kelesuan karena pengaruh penurunan kunjungan turis akibat status Gunung Agung sebelumnya.
Untuk diketahui koral termasuk salah satu komoditas ekspor. Malah data dari Balai Karantina Perikanan, koral merupakan salah satu dari 15 komoditas ekspor dari Bali. Pada September jumlah yang dieskpor 1.303.789 pieces dengan nilai Rp 26 miliar lebih. Penggemar koral dari mancanegara di antaranya dari India, Australia, Rusia, Amerika Serikat. “Pokoknya menyebar,” ujar Susan. Sedang di pasaran lokal, penjualan koral biasanya pada proyek-proyek pembangunan hotel baru atau sarana rekreasi lain. *k17
1
Komentar