Kisah Bidan Desa Selamatkan Nyawa Bocah Dehidrasi 6 Hari
Aksi mulia dilakukan Bidan Desa Tulamben, Kecamatan Kubu, Karangasem, Ni Putu Ngurah Prima Widhani, Rabu (15/11).
AMLAPURA, NusaBali
Dengan caranya sendiri, bidan Prima Wardani berhasil selamatkan nyawa bocah Ni Putu Puspa Dewi, 3, yang nyaris meninggal setelah selama 6 hari mengalami dehidrasi. Sang bidan desa rela mengantar bocah perempuan berusia 3 tahun tersebut ke RS Pratama yang jaraknya cukup jauh dengan menggunakan sepeda motornya, selain juga berinisiatif menggalang dana untuk pengobatan.
Sebelum diselamatkan bidan Prima Widhani, bocah Putu Puspa Dewi berada di rumah tanpa perawatan medis, dengan diasuh kakek-neneknya, I Nyoman Tekek, 55, dan Ni Luh Soma, 50, di Banjar Nusu, Desa Sukadana, Kecamatan Kubu. Bocah malang ini sudah lama ditinggal ibunya bercerai dengan sang ayah, saat usianya masih 4 bulan. Sedangkan ayah si bocah, I Made Suar, 20 (anak dari pasutri Nyoman Tekek-Luh Soma), mengalami lumpuh tangan kiri karena kecelakaan.
Pihak keluarga yang tergolong miskin awalnya menolak membawa bocah Putu Puspa Dewi berobat ke rumah sakit, karena tidak punya biaya. Itu sebabnya, bocah Puspa Dewi yang menderita panas sejak 9 November 2017 mengalami dehidrasi, hingga nyaris meninggal.
Kisah penyelamaatan Puspa Dewi oleh bidan Prima Widhani berawal ketika bocah malang tersebut datang ke ke Puskesmas Kubu I di Desa/Kecamatan Kubu, Rabu pagi dengan diantar neneknya, Luh Soma, 50. Saat itu, bidan Prima Widhani yang memang bertugas di Puskesmas Kubu I kebetulan sedang ngantor. Bidan Prima Widhani yang melakukan penanganan awal, mendiagnose kondisi bocah malang ini drop dan mengalami dehidrasi.
Berdasarkan penuturan neneknya, terungkap bocah malang ini sudah sakit sejak Kamis (9/11) lalu. Selanjutnya, bidan Prima Widhani berkoordinasi dengan dokter jaga di Puskesmas Kubu I. Oleh dokter jaga, bocah malang ini dirujuk ke RS Pratama yang berlokasi di Banjar Labuhan Sari, Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, yang berjarak beberapa kilometer dari Puskesmas Kubu I.
Hanya saja, sang nenek, Luh Soma, menolak cucunya dirujuk ke RS Pratama, dengan dalih tidak punya biaya. Kemudian, Dadaong (nenek) Luh Soma balik ke rumahnya di Banjar Nusu, Desa Sukadana. Sebelum Dadong Soma meninggalkan Puskesmas Kubu 1, bidan Prima Widhani meminta nomor telepon yang bersangkutan.
Habis itu, bidan Prima Widhani melanjutkan tugas ke Posyandu Desa Tulamben, Kecamatan Kubu. Nah, setelah berada di Posyandu Desa Tulamben, perasaannya gelisah, karena terus memikirkan nyawa bocah malang yang mengalami dehidrasi saat diperiksa di Puskesmas. Dia pun berupaya menggalang dana untuk bantu biaya perawatan bocah dehidrasi tersebut.
Setelah dana terkupul, sepulang kerja kemarin sore, bidan Prima Widhani langsung meluncur ke rumah bocah dehidrasi tersebut di Desa Sukadana. Namun, niat baiknya untuk memberikan pertolongan, ditanggapi lain oleh keluarga si bocah. Bidan Prima Widhani pun berupaya meyakinkan pihak keluarga bahwa nyawa bocah Puspa Dewi harus diselamatkan. Pada akhirnya, pihak keluarga merelakan bocah Puspa Dewi dibawa ke rumah sakit.
Bidan Prima Widhani sendii yang mengantar bocah dehidrasi tersebut ke RS Pratama, dengan didampingi bibinya, Ni Luh Putu Sri, 22. Mereka dibonceng dengan motor. Setelah bocah Puspa Dewi mendapatkan penanganan sesuai prosedur di RS Pratama, bidan Prima Widhani menghubungi kerabatnya yang tergabung dalam Komunitas Satu Hati di bawah pimpinan Kadek Sukamara. Bidan Prima Widhani meyakinkan Komunitas Satu Hati agar mau memberikan bantuan untuk menyelamatkan nyawa bocah Puspa Dewi, yang ayahnya lumpuh. *k16
Sebelum diselamatkan bidan Prima Widhani, bocah Putu Puspa Dewi berada di rumah tanpa perawatan medis, dengan diasuh kakek-neneknya, I Nyoman Tekek, 55, dan Ni Luh Soma, 50, di Banjar Nusu, Desa Sukadana, Kecamatan Kubu. Bocah malang ini sudah lama ditinggal ibunya bercerai dengan sang ayah, saat usianya masih 4 bulan. Sedangkan ayah si bocah, I Made Suar, 20 (anak dari pasutri Nyoman Tekek-Luh Soma), mengalami lumpuh tangan kiri karena kecelakaan.
Pihak keluarga yang tergolong miskin awalnya menolak membawa bocah Putu Puspa Dewi berobat ke rumah sakit, karena tidak punya biaya. Itu sebabnya, bocah Puspa Dewi yang menderita panas sejak 9 November 2017 mengalami dehidrasi, hingga nyaris meninggal.
Kisah penyelamaatan Puspa Dewi oleh bidan Prima Widhani berawal ketika bocah malang tersebut datang ke ke Puskesmas Kubu I di Desa/Kecamatan Kubu, Rabu pagi dengan diantar neneknya, Luh Soma, 50. Saat itu, bidan Prima Widhani yang memang bertugas di Puskesmas Kubu I kebetulan sedang ngantor. Bidan Prima Widhani yang melakukan penanganan awal, mendiagnose kondisi bocah malang ini drop dan mengalami dehidrasi.
Berdasarkan penuturan neneknya, terungkap bocah malang ini sudah sakit sejak Kamis (9/11) lalu. Selanjutnya, bidan Prima Widhani berkoordinasi dengan dokter jaga di Puskesmas Kubu I. Oleh dokter jaga, bocah malang ini dirujuk ke RS Pratama yang berlokasi di Banjar Labuhan Sari, Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, yang berjarak beberapa kilometer dari Puskesmas Kubu I.
Hanya saja, sang nenek, Luh Soma, menolak cucunya dirujuk ke RS Pratama, dengan dalih tidak punya biaya. Kemudian, Dadaong (nenek) Luh Soma balik ke rumahnya di Banjar Nusu, Desa Sukadana. Sebelum Dadong Soma meninggalkan Puskesmas Kubu 1, bidan Prima Widhani meminta nomor telepon yang bersangkutan.
Habis itu, bidan Prima Widhani melanjutkan tugas ke Posyandu Desa Tulamben, Kecamatan Kubu. Nah, setelah berada di Posyandu Desa Tulamben, perasaannya gelisah, karena terus memikirkan nyawa bocah malang yang mengalami dehidrasi saat diperiksa di Puskesmas. Dia pun berupaya menggalang dana untuk bantu biaya perawatan bocah dehidrasi tersebut.
Setelah dana terkupul, sepulang kerja kemarin sore, bidan Prima Widhani langsung meluncur ke rumah bocah dehidrasi tersebut di Desa Sukadana. Namun, niat baiknya untuk memberikan pertolongan, ditanggapi lain oleh keluarga si bocah. Bidan Prima Widhani pun berupaya meyakinkan pihak keluarga bahwa nyawa bocah Puspa Dewi harus diselamatkan. Pada akhirnya, pihak keluarga merelakan bocah Puspa Dewi dibawa ke rumah sakit.
Bidan Prima Widhani sendii yang mengantar bocah dehidrasi tersebut ke RS Pratama, dengan didampingi bibinya, Ni Luh Putu Sri, 22. Mereka dibonceng dengan motor. Setelah bocah Puspa Dewi mendapatkan penanganan sesuai prosedur di RS Pratama, bidan Prima Widhani menghubungi kerabatnya yang tergabung dalam Komunitas Satu Hati di bawah pimpinan Kadek Sukamara. Bidan Prima Widhani meyakinkan Komunitas Satu Hati agar mau memberikan bantuan untuk menyelamatkan nyawa bocah Puspa Dewi, yang ayahnya lumpuh. *k16
Komentar