Satpam Dianiaya, Rp 0,5 Miliar Melayang
Aksi perampokan disertai kekerasan terjadi di ATM My Bank kawasan Surfer's Paradise, Jalan Bypass Ngurah Rai Kedonganan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Jumat (17/11) dinihari.
Perampokan ATM di Jalan Bypass Ngurah Rai Kedonganan
DENPASAR, NusaBali
Dua pelaku yang salah satunya diduga warga negara asing (WNA) bukan hanya menggondol mesin ATM berisi Rp 500 juta, namun juga aniaya dan sekap petugas Satpam.
Perampokan disertai kekerasan ini terjadi saat situasi lokasi TKP di areal Surfer's Paradise dalam keadaan sepi, Jumat dinihari sekitar pukul 03.30 Wita. Kebetulan, yang bertugas malam saat itu hanya seorang petugas security, I Ketut Widi Wartawan, 35, Satpam asal Jalan Majapahit Gang Nyuh Kembar Nomor 26 Kuta, Badung.
Informasi di lapangan, peristiwa bermula ketika seorang WNA yang naik mobil Kijang Innova yang datang ke ATM My Bank di Surfer's Paradise, sekitar pukul 03.30 Wita. Belum beberapa lama berada di dalam bilik ATM, WNA tersebut sudah keluar seraya menghampiri Satpam Ketut Widi Wartawam. Kala itu, WNA tersebut mengaku mengalami masalah dengan kartu ATM-nya hingga tidak bisa keluar dari mesin.
Selanjutnya, Satpan Widi Wartawan dan WNA tadi bersama-sama masuk ke dalam bilik ATM. Ternyata, saat berada di dalam bilik ATM, Satpam Widi Wartawan dipukul si WNA di bagian belakang, hingga korban tersungkur. Setelah korban terseungkur, seorang rekan pelaku yang memiliki ciri warga negara Indonesia (WNI) turun dari dalam mobil Innova dan ikut melakukan penganiayaan. Satpam Widi Wartawan dianiaya sampai pingsan.
Setelah terkapar pingsan, korban Widi Wartawan kemudian disekap dengan kaki dan tangan diikat menggunakan tali. Bukan hanya itu, mulut korban juga dilakban. Korban dibiarkan tergeletak tak sadarkan diri di dalam bilik ATM. Kedua pelaku yang salah satunya merupakan WNA kemudian dengan leluasa membobol mesin ATM My Bank. Mereka berhasil menggondol uang tunai Rp 500 juta atau Rp 0,5 miliar.
Peristiwa perampokan disrtai penganiayaan Satpam ini baru diketahui Jumat pagi sekitar pukul 06.00 Wita. Hal ini diketahui setelah pihak My Bank menerima laporan terkait kerusakan ATM di areal Surfer's Paradi-se. Petugas My Bank pun terjun melakukan pengecekan. Petugas kaget, karena menemukan Satpam Widi Wartawan tergeletak dalam kondisi tandan dan kaki terikat, serta mulut dilakban.
Selanjutnya, kasus ini dilaporkan ke pecalang Desa Pakraman Kedonganan. Laporan kemudian diteruskan ke polisi. Petugas kepolisian yang terjun ke lokasi TKP langsung mengevakuasi korban Widi Wartawan yang terluka ke RS Kasih Ibu Kedonganan, untuk mendapatkan penanganan medis. Sedangkan jajaran Polsek Kuta ber-koordinasi dengan Polresta Denpasar untuk melakukan olah TKP.
Sumber di lapangan menyebutkan, saat dievakuasi dari lokasi TKP penganiayaan dan penyekapan, korban Wiudi Wartawan dalam kondisi sadar. Namun, tubuhnya masih lemas, karena terluka di bagian kepala. “Saat ini, Satpam Surfer's Paradise itu masih dalam penanganan intensif di RS Kasih Ibu,” ujar seorang petugas kepolisian, Jumat kemarin.
Sementara, berdasarkan hasil rekaman CCTV di lokasi TKP, kedua pelaku terlihat lakukan pencongkelan mesin ATM My Bank yang berisikan uang Rp 0,5 miliar menggunakan linggis. Kedua pelaku yang mengenakan topeng ini juga terlihat memotong kabel kamera pengintai di dalam bilik ATM. Kemudian, pelaku memecahkan kaca untuk membawa kabur mesin ATM menggunakan mobil Innova.
Kapolsek Kuta, Kompol I Wayan Sumara, mengatakan pihaknya sudah melakukan olah TKP bersama Tim Inafis Polresta Denpasar. Dari hasil olah TKP dan pemeriksaan saksi-saksi, pelaku membawa kabur satu unit mesin ATM My Bank yang diperkirakan berisi uang tunai Rp 500 juta.
Kapolsek Kompol Sumara menyebutkan, salah satu saksi yang pedagang nasi jinggo di seberang jalan sejatinya melihat aksi perampokan dinihari kemarin. Kala itu, saksi tersebut berada sekitar 10 meter arah timur ATM My Bank. Namun, dagang nasi jinggo ini takut mendekat karena melihat ada 5 orang sedang berdiri di pinggir jalan raya depan TKP. Mereka menggunakan satu sepeda motor dan mobil Innova.
Menurut Kompol Sumara, pihaknya masih menyelidiki kasus perampokan ATM disertai penganiayaan dan aksi penyekapan Satpam ini. Berdasarkan keterangan awal pihak bank, diketahui mesin ATM tersebut berisi uang tunai Rp 500 juta. Pasalnya, petugas bank baru mengisi uang sebesar Rp 600 juta di ATM tersebut, 15 November 2017 siang pukul 14.00 Wita atau dua hari sebelum perampokan. “Dalam monitoring Kantor Advantage di Denpasar, saldo di ATM Muy Bank tersebut masih 96,2 persen,” kata Kompol Sumara. *dar
DENPASAR, NusaBali
Dua pelaku yang salah satunya diduga warga negara asing (WNA) bukan hanya menggondol mesin ATM berisi Rp 500 juta, namun juga aniaya dan sekap petugas Satpam.
Perampokan disertai kekerasan ini terjadi saat situasi lokasi TKP di areal Surfer's Paradise dalam keadaan sepi, Jumat dinihari sekitar pukul 03.30 Wita. Kebetulan, yang bertugas malam saat itu hanya seorang petugas security, I Ketut Widi Wartawan, 35, Satpam asal Jalan Majapahit Gang Nyuh Kembar Nomor 26 Kuta, Badung.
Informasi di lapangan, peristiwa bermula ketika seorang WNA yang naik mobil Kijang Innova yang datang ke ATM My Bank di Surfer's Paradise, sekitar pukul 03.30 Wita. Belum beberapa lama berada di dalam bilik ATM, WNA tersebut sudah keluar seraya menghampiri Satpam Ketut Widi Wartawam. Kala itu, WNA tersebut mengaku mengalami masalah dengan kartu ATM-nya hingga tidak bisa keluar dari mesin.
Selanjutnya, Satpan Widi Wartawan dan WNA tadi bersama-sama masuk ke dalam bilik ATM. Ternyata, saat berada di dalam bilik ATM, Satpam Widi Wartawan dipukul si WNA di bagian belakang, hingga korban tersungkur. Setelah korban terseungkur, seorang rekan pelaku yang memiliki ciri warga negara Indonesia (WNI) turun dari dalam mobil Innova dan ikut melakukan penganiayaan. Satpam Widi Wartawan dianiaya sampai pingsan.
Setelah terkapar pingsan, korban Widi Wartawan kemudian disekap dengan kaki dan tangan diikat menggunakan tali. Bukan hanya itu, mulut korban juga dilakban. Korban dibiarkan tergeletak tak sadarkan diri di dalam bilik ATM. Kedua pelaku yang salah satunya merupakan WNA kemudian dengan leluasa membobol mesin ATM My Bank. Mereka berhasil menggondol uang tunai Rp 500 juta atau Rp 0,5 miliar.
Peristiwa perampokan disrtai penganiayaan Satpam ini baru diketahui Jumat pagi sekitar pukul 06.00 Wita. Hal ini diketahui setelah pihak My Bank menerima laporan terkait kerusakan ATM di areal Surfer's Paradi-se. Petugas My Bank pun terjun melakukan pengecekan. Petugas kaget, karena menemukan Satpam Widi Wartawan tergeletak dalam kondisi tandan dan kaki terikat, serta mulut dilakban.
Selanjutnya, kasus ini dilaporkan ke pecalang Desa Pakraman Kedonganan. Laporan kemudian diteruskan ke polisi. Petugas kepolisian yang terjun ke lokasi TKP langsung mengevakuasi korban Widi Wartawan yang terluka ke RS Kasih Ibu Kedonganan, untuk mendapatkan penanganan medis. Sedangkan jajaran Polsek Kuta ber-koordinasi dengan Polresta Denpasar untuk melakukan olah TKP.
Sumber di lapangan menyebutkan, saat dievakuasi dari lokasi TKP penganiayaan dan penyekapan, korban Wiudi Wartawan dalam kondisi sadar. Namun, tubuhnya masih lemas, karena terluka di bagian kepala. “Saat ini, Satpam Surfer's Paradise itu masih dalam penanganan intensif di RS Kasih Ibu,” ujar seorang petugas kepolisian, Jumat kemarin.
Sementara, berdasarkan hasil rekaman CCTV di lokasi TKP, kedua pelaku terlihat lakukan pencongkelan mesin ATM My Bank yang berisikan uang Rp 0,5 miliar menggunakan linggis. Kedua pelaku yang mengenakan topeng ini juga terlihat memotong kabel kamera pengintai di dalam bilik ATM. Kemudian, pelaku memecahkan kaca untuk membawa kabur mesin ATM menggunakan mobil Innova.
Kapolsek Kuta, Kompol I Wayan Sumara, mengatakan pihaknya sudah melakukan olah TKP bersama Tim Inafis Polresta Denpasar. Dari hasil olah TKP dan pemeriksaan saksi-saksi, pelaku membawa kabur satu unit mesin ATM My Bank yang diperkirakan berisi uang tunai Rp 500 juta.
Kapolsek Kompol Sumara menyebutkan, salah satu saksi yang pedagang nasi jinggo di seberang jalan sejatinya melihat aksi perampokan dinihari kemarin. Kala itu, saksi tersebut berada sekitar 10 meter arah timur ATM My Bank. Namun, dagang nasi jinggo ini takut mendekat karena melihat ada 5 orang sedang berdiri di pinggir jalan raya depan TKP. Mereka menggunakan satu sepeda motor dan mobil Innova.
Menurut Kompol Sumara, pihaknya masih menyelidiki kasus perampokan ATM disertai penganiayaan dan aksi penyekapan Satpam ini. Berdasarkan keterangan awal pihak bank, diketahui mesin ATM tersebut berisi uang tunai Rp 500 juta. Pasalnya, petugas bank baru mengisi uang sebesar Rp 600 juta di ATM tersebut, 15 November 2017 siang pukul 14.00 Wita atau dua hari sebelum perampokan. “Dalam monitoring Kantor Advantage di Denpasar, saldo di ATM Muy Bank tersebut masih 96,2 persen,” kata Kompol Sumara. *dar
1
Komentar