Gagal Jadi Kelian Banjar, Sukses Ciptakan Robot
I Wayan Sumardana alias Tawan, 33, mendadak jadi perbincangan masyarakat Karangasem, bahkan secara luas tingkat nasional.
Gubernur Minta Robot Ciptaan Wayan Sumardana Dipatenkan
AMLAPURA, NusaBali
Ini berkat inovasinya dalam menciptakan robot, hingga pria asal Desa Nyuhtebel, Kecamatan Manggis, Karangasem yang hanya lulusan STM ini dijuluki sebagai ‘Manusia Robot’. Di balik ketenaran namanya secara mendadak itu, ternyata Si Manusia Robot pernah gagal rebut jabatan Kelian Banjar.
Wayan ’Manusia Robot’ Sumardana merupakan putra sulung dari tiga bersaudara keluarga pasangan I Ketut Putra dan Ni Wayan Tamiasih. Lahir di tengah-tengah lingkungan keluarga tak mampu secara ekonomi, Wayan Sumardana alias Tawan hanya sempat mengenyam pendidikan formal hingga tingkat menengah atas, yakni STM Rekayasa Denpasar (tamat tahun 2002).
Saat ini, Si Tawan tinggal di atas tanah kontrakan kawasan Banjar Karanganyar, Desa Nyuhtebel, Kecamatan Manggis, bersama sang istri, Ni Nengah Sudiartini, 30, beserta tiga anaknya: I Made Astro Bintang, 10 (Kelas IV SD), I Ketut Erlangga Putra, 5,5 (masih TK), dan Putu Titan Putra, 4 (belum sekolah). Dia tinggal bersama kedua orangtuanya, Ketut Putra dan Wayan Tamiasih. Sang ayah, Ketut Putra, kini dalam kondisi lumpuh akibat jatuh dari pohon kelapa. Sebetulnya, Si Tawan berasal dari Banjar Tauman, tapi tak punya tempat tinggal di sana.
Ketika dikunjungi Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Jumat (22/1), Si Tawan sempat mengisahkan balada hidupnya hingga terkenal seperti sekarang. Setamat STM Rekayasa Denpasar tahun 2002, dia mulai buka usaha mengumpulkan barang bekas di kampungynya di Banjar Tauman, Desa Nyuhtebel. Selain itu, dia juga merakit alat-alat kebutuhan rumah tangga berteknologi tepat guna, seperti serut bawang, penggilingan jagung, dan sebagainya. Si Tawan juga menerima order memperbaiki pisau, sabit, cangkul, dan alat pertanian lainnya.
Karena tidak punya tempat tinggal, Si Tawan sempat numpang di kandang ayam milik keluarga I Wayan Rita di banjarnya. Di sanalah dia tinggal bersama istri yang dinikahinya tahun 2005, Ni Nengah Sudiastini. Selama 5 tahun mereka tinggal numpang di kandang ayam periode 2005-2010. Pada 2010, tempat usahanya pindah ke Banjar Karanganyar, Desa Nyuhtebel ketika setelah dia kontrak lahan seluas 2 are milik I Nengah Nuja, warga asal Desa Pesedahan, Kecamatan Manggis.
Tahun 2012, Si Tawan sempat mencalonkan diri sebagai Kelian Banjar Tauman, bersaing dengan dua kandidat lainnya: I Komang Romin dan I Nengah Sorgi. Selaku kandidat, Si Tawan sangat serius kampanye ke krama dadia. Bahkan, dia menjanjikan krama dadia babi guling setiap menggelar piodalan. Tapi, Si Tawan kalah tarung karena kursi Kelian Banjar dimenangkan I Komang Romin. meski gagal jadi Kelian Banjar, dia tetap konsekuen atas janjinya dengan memberikan sejumlah uang dan babi guling kepada pemilih. “Hanya saja, mereka menolak pemberian saya, karena saya kalah dalam pemilihan,” kenang Tawan.
Ambisinya membangun desa dan membantu masyarakat, tidak terhenti pasca kalah tarung berebut kursi Kelian Banjar. Melalui kemampuannya bekerja sebagai tukang las dan memperbaiki mesin alat-alat rumah tangga, Si Tawan tetap berupaya membantu masyarakat. Bagi warga yang tak punya uang, Si Tawan tidak pungut biaya untuk perbaiki alat-alat mereka. Bagi yang punya uang, juga banyar semampunya, tanpa tarif khusus. “Misalnya untuk memperbaiki sabit atau cangkul, kalau warga membayar Rp 10.000, saya terima hanya Rp 5.000 saja,” ceritanya.
Sementara itu, inovasinya menciptakan robot berawal dari peristiwa sakit perut yang dialami Si Tawan, Juli 2015 silam. Saat bangun tidur ketika sakit perut itulah, dia merasakan tangannya lemas. Bahkan, tangan kirinya sempat hilang secara gaib selama 2 jam. Habis itu, anaknya melihat tangan kiri Si Tawan kembali nempel. “Tapi, setelah menempel kembali, tangan kiri tidak bisa digerakkan, akhirnya lumpuh,” cerita Si Tawan.
Gara-gara kejadian itu, dia sempat stres selama 2 bulan dan selama itu pula tidak bisa kerja. Kemudian, Si Tawan ditinggal pergi oleh 6 buruhnya yang bertugas sebagai tukang las dan memilah barang rongsokan. Setelah 2 bulan stres, sekitar September 2015 mulailah Si Tawan melakukan inovasi merangkai robot sebagai pengganti tangan kirinya. Dia mendapat inspirasi dari internet.
Tenaga penggerak robot ciptaannya itu menggunakan dinamo, sementara mikro kontrolnya dari mesin ditempel di otak. Semuanya menggunakan bahan bekas. Jenis gerakannya sesuai program, menggunakan dalil-dalil, misalnya: Alfa (a), Delta (D), Meta (M), dan Neat (N). Juga menggunakan kode 1, 2, 3, 4.
“Fungsi robot itu hanya untuk menggerakkan tangan kiri yang lumpuh, dari ujung jari sampai siku. Sebenarnya, dengan robot ini mampu beban 100 kg. Tapi, itu tidak pernah saya lakukan, khawatir otak terlalu terbebani,” ujarnya.
Gara-gara robot ciptaannya ini, Si Tawan kemudian dikenal sebagai Manusia Robot. Bahkan, Gubernur Pastika secara khusus mengunjuni Si Tawan di bengkelnya di Banjar Karanganyar, Desa Nyuhtebel, Jumat kemarin. Gubernur Pastika terkagum-kagum atas inovasi pria berusia 33 tahun ini. Pastika pun sempat memegang tangan kirinya. “Oh, sakit? Tangan kiri ini bisa sembuh, nanti diobati dengan memanfaatkan dokter ahli saraf. Obati dulu, kalau tidak bisa di Bali ya di luar Bali,” ujar Pastika.
Pastika juga menanyakan status tanah yang ditempati keluarga Si Tawan. Setelah dapat laporan lahannya adalah ngontrak, maka Si Tawan disarankan agar memperpanjang kontrak minimal 10 tahun. “Kontrak perpanjang 10 tahun lagi, agar pemerintah bisa bantu bedah rumah dan memperbaiki tempat usaha. Nanti tempat tinggal yang nyaman, tempatnya di belakang, tempat usaha diperbaiki dan barang ditata. Alat-alat usaha juga nanti dibantu,” janji Pastika. Dalam kesempatan itu, Pastika minta jajarannya agar mengupayakan robot ciptaan Si Tawan dipatenkan. 7 k16
Komentar