Hilang Sehari, Pemburu Ditemukan Tewas di Jurang
Sehari setelah sempat dilaporkan menghilang saat berburu, seorang warga Kelurahan Kubu, Bangli, I Ketut Eka Aryawan, 39, ditemukan tewas mengenaskan di dasar jurang sedalam 50 meter, Minggu (11/10) pagi.
Disebutkannya, sejumlah barang bukti yang diamankan polisi, antara lain, berupa bangkai ayam hutan betina yang diduga hasil buruan korban, senapan angin milik korban, serta sandal milik korban. “Tapi, untuk kepastian penyebab korban meninggal, jenazahnya kita periksa lebih lanjut di RSUD Bangli,” lanjut Kapolsek IGN Yudhistira yang kemarin didampingi KBO Reskrim Polres Bangli, Iptu I Ketut Purnawan.
Korban Ketut Eka Karyawan sendiri merupakan anak ke-4 dari 6 bersaudara keluarga pasangan I Ketut Kandi dan Ni Wayan Srupen. Korban Eka Karyawan dikenal sebagai bujangan lapuk, karena belum kunjung menikah hingga usia 39 tahun. Kesehariannya, bekerja sebagai pembuat bubu celeng.
Jasad korban Eka Karyawan rencananya akan dipulangkan dari RSUD Bangli ke rumah duka di Desa Pakraman Kubu, Minggu malam pukul 20.00 Wita. Berselang 4 jam kemudian, jenazah korban langsung dikubutkan keluarganya di setra pas tengah malam pukul 24.00 Wita.
Sementara itu, paman korban yakni I Nengah Candra mengatakan, sebelum kepo-nakannya ditemukan tewas di dasar jurang pihak keluarga sempat nonas baos (minta petunjuk niskala) kepada Jro Balian di kawasan Desa Susut, Kecamatan Susut, Sabtu malam. Dari ritiual itu, Jro Balian memberikan petunjuk kalau korban Eka Karyawan tengah berjalan-jalan dengan dua wong samar (makhluk halus) berujud wanita cantik.
“Berdasar petunjuk niskala, keponakan saya (korban Eka Karyawan) diajak dua perempuan cantik mengendarai Lembu putih. Konon, keponakan saya dalam posisi diapit kedua perempuan cantik itu,” kenang Nengah Candra.
Atas dasar petunjuk Jro Balian itulah, pihak keluarga diminta membuat upacara Pene-busan yang teridiri dari Banten Tebabasan Telung Urip. “Kami pihak keluarga langsung bikin banten tersebut, Minggu dinihari sekitar pukul 02.00 Wita. Kemudian, pukul 04.00 Wita, banten itu dihaturkan di salah satu pura dekat lokasi musibah,” jelas Nengah Candra.
Komentar