Kisruh, Pengadaan Seragam SMPN 2 Sawan
Pengadaan seragam Pramuka bagi siswa kelas 7 di SMPN 2 Sawan ternyata bermasalah.
SINGARAJA, NusaBali
Hingga lima bulan, masih banyak siswa yang belum kebagian seragam. Padahal mereka telah membayar sesuai harga seragam sejak mulai bersekolah Juli 2017lalu.
Buntutnya sejumlah perwakilan orangtua murid pun harus mendatangi sekolah yang berlokasi di Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Senin (20/11) pagi. Orangtua murid ini mempertanyakan kejelasan seragam anak-anak mereka. Kehadiran perwakilan orangtua murid ini diterima Kepala Sekolah (Kasek) SMPN 2 Sawan, Wayan Ariasa di ruang kerjanya.
Informasi menyebut, dari ratusan siswa kelas 7 yang memesan seragam Pramuka melalui sekolah, ternyata masih ada siswa yang belum kebagian. Siswa yang tidak kebagian itu justru seragam bagian bawah seperti celana dan rok. Sedangkan seragam atasan, sudah diterima seluruh siswa sejak September 2017 lalu. Menariknya pengadaan seragam tersebut tanpa sepengetahuan Komite Sekolah. “Kami tidak pernah dilibatkan, justru sekarang kami banyak menerima keluhan dari orangtua murid yang mempertanyakan kejelasan seragam anak-anaknya,” kata pengurus Komite SMPN 2 Sawan, Kadek Bendesa saat ditemui mendampingi perwakilan orangtua murid.
Kadek Bendesa mengaku tidak tahu persis teknis pengadaan tersebut. Namun dari keluhan para orangtua murid, mereka telah membayar pengadaan seragam Pramuka masing-masing sekitar Rp 550 ribu. Namun setelah lima bulan, anak-anak mereka belum terima seragam baik celana maupun rok. “Kami tidak tahu pengadaan itu, katanya ada yang membayar sampai Rp 550 ribu, bahkan ada lebih karena ukurannya beda antara yang laki dan perempuan. Tetapi ini kok aneh sudah lima bulan masih ada anak-anak yang belum dapat,” ungkapnya.
Lebih lanjut Bendesa mengatakan, dari informasi yang didapat pihak rekanan yang membuat seragam sengaja tidak membagikan sisa seragam tersebut karena pihak sekolah masih ngutang puluhan juta. Padahal seluruh siswa telah membayar biaya pengadaan seragam tersebut. “Saya dapat informasi, katanya pihak sekolah masih ngutang, makanya sisa seragam itu tidak dibagikan, ini aneh lagi padahal siswa sudah membayar semua,” ujarnya.
Sementara Kasek SMPN 2 Sawan, Wayan Ariasa dikonfirmasi mengaku tidak tahu persis pengadaan seragam tersebut, karena pengadaan seragam itu bukan dari pihak sekolah. Ia pun mengaku kaget jika masih ada siswa yang belum kebagian seragam. “Saya kaget, baru tahu ada siswa yang belum kebagian seragam. Karena kami memang tidak boleh mengadakan seragam, makanya kami tidak membentuk panitia,” terangnya.
Dijelaskan, dalam pengadaan seragam pihaknya menyerahkan sepenuhnya pada masing-masing siswa. Namun saat itu, banyak siswa yang kebingungan membeli seragam, pihaknya pun memafilitasi rekanan. Sehingga pembayaran dilakukan langsung oleh para siswa ke rekanan. Hanya saja, pihak rekanan minta tolong kepada salah satu guru untuk menghimpun pembayaran tersebut. “Nanti saya akan coba cross check lagi, kalau memang masih ada siswa yang belum mendapat seragam, saya minta paling lambat dua minggu sudah harus dibagikan semuanya. Terus tersang saya tidak ikut campur didalamnya, karena sekolah itu memang tidak boleh mengadakan seragam,” tandasnya. *k19
Buntutnya sejumlah perwakilan orangtua murid pun harus mendatangi sekolah yang berlokasi di Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Senin (20/11) pagi. Orangtua murid ini mempertanyakan kejelasan seragam anak-anak mereka. Kehadiran perwakilan orangtua murid ini diterima Kepala Sekolah (Kasek) SMPN 2 Sawan, Wayan Ariasa di ruang kerjanya.
Informasi menyebut, dari ratusan siswa kelas 7 yang memesan seragam Pramuka melalui sekolah, ternyata masih ada siswa yang belum kebagian. Siswa yang tidak kebagian itu justru seragam bagian bawah seperti celana dan rok. Sedangkan seragam atasan, sudah diterima seluruh siswa sejak September 2017 lalu. Menariknya pengadaan seragam tersebut tanpa sepengetahuan Komite Sekolah. “Kami tidak pernah dilibatkan, justru sekarang kami banyak menerima keluhan dari orangtua murid yang mempertanyakan kejelasan seragam anak-anaknya,” kata pengurus Komite SMPN 2 Sawan, Kadek Bendesa saat ditemui mendampingi perwakilan orangtua murid.
Kadek Bendesa mengaku tidak tahu persis teknis pengadaan tersebut. Namun dari keluhan para orangtua murid, mereka telah membayar pengadaan seragam Pramuka masing-masing sekitar Rp 550 ribu. Namun setelah lima bulan, anak-anak mereka belum terima seragam baik celana maupun rok. “Kami tidak tahu pengadaan itu, katanya ada yang membayar sampai Rp 550 ribu, bahkan ada lebih karena ukurannya beda antara yang laki dan perempuan. Tetapi ini kok aneh sudah lima bulan masih ada anak-anak yang belum dapat,” ungkapnya.
Lebih lanjut Bendesa mengatakan, dari informasi yang didapat pihak rekanan yang membuat seragam sengaja tidak membagikan sisa seragam tersebut karena pihak sekolah masih ngutang puluhan juta. Padahal seluruh siswa telah membayar biaya pengadaan seragam tersebut. “Saya dapat informasi, katanya pihak sekolah masih ngutang, makanya sisa seragam itu tidak dibagikan, ini aneh lagi padahal siswa sudah membayar semua,” ujarnya.
Sementara Kasek SMPN 2 Sawan, Wayan Ariasa dikonfirmasi mengaku tidak tahu persis pengadaan seragam tersebut, karena pengadaan seragam itu bukan dari pihak sekolah. Ia pun mengaku kaget jika masih ada siswa yang belum kebagian seragam. “Saya kaget, baru tahu ada siswa yang belum kebagian seragam. Karena kami memang tidak boleh mengadakan seragam, makanya kami tidak membentuk panitia,” terangnya.
Dijelaskan, dalam pengadaan seragam pihaknya menyerahkan sepenuhnya pada masing-masing siswa. Namun saat itu, banyak siswa yang kebingungan membeli seragam, pihaknya pun memafilitasi rekanan. Sehingga pembayaran dilakukan langsung oleh para siswa ke rekanan. Hanya saja, pihak rekanan minta tolong kepada salah satu guru untuk menghimpun pembayaran tersebut. “Nanti saya akan coba cross check lagi, kalau memang masih ada siswa yang belum mendapat seragam, saya minta paling lambat dua minggu sudah harus dibagikan semuanya. Terus tersang saya tidak ikut campur didalamnya, karena sekolah itu memang tidak boleh mengadakan seragam,” tandasnya. *k19
1
Komentar