Siput Tingkatkan Hasil Panen Padi
Ahli pertanian dari Jepang Satoru Sato menyarankan agar petani di Indonesia menggunakan hewan atau segala sesuatu dari alam, seperti siput untuk mengurangi hama.
BANTUL, NusaBali
Penggunaan pestisida yang tak terkontrol menyebabkan penurunan hasil panen. Demikian penegasan Satoru Sato, dosen Yamagata University, Jepang, dalam kuliah umum Current Situationand Future Prospect of Agriculture in Japan : From an Ecologist Point of View, di Bantul, Senin (20/11) lalu.
Menurut Sato, solusi tersebut hasil penelitian yang dilakukannya di Jepang. Penelitian menunjukan, lahan pertanian padi yang di dalamnya terdapat siput mempunyai kondisi tanah yang cukup subur dan kondisi air yang bersih, dibandingkan dengan lahan yang tidak terdapat siput di dalamnya. "Salah satu yang menjadi kendala mengapa jumlah petani di Indonesia ini menurun, saya kira ini dikarenakan penghasilan yang didapatkan dari bertani tidaklah banyak," kata Satoru.
Kondisi tanah yang tidak ada siput di dalamnya, kata Satoru, memiliki karakteristik yang kurang baik dan terdapat lumut pada kondisi airnya. Sedangkan kondisi tanaman padi yang ditemani siput, sangat terlihat berbeda dari mulai warna daun yang lebih segar hingga biji padi yang lebih rimbun.
"Hasil pertaniannya juga lebih meningkat walaupun belum memenuhi target konsumsi yang dibutuhkan," ujar Satoru, di republika.co.id. Ia juga mengatakan, dirinya sempat mengunjungi beberapa petani di Indonesia. Satoru pun menyimpulkan, bertani menggunakan teknik organik mampu mengubah kehidupan para petani. Ternyata, lanjut dia, hasil dari penerapan teknik ini memiliki kesamaan dengan Indonesia.
Akan tetapi diakui Satoru, untuk menarik minat para petani agar berganti ke teknik ini tidaklah mudah. Petani akan percaya bila melihat proses bertani dengan penggunaan siput tersebut secara langsung, karena tidak mau menanggung kerugian. *
Menurut Sato, solusi tersebut hasil penelitian yang dilakukannya di Jepang. Penelitian menunjukan, lahan pertanian padi yang di dalamnya terdapat siput mempunyai kondisi tanah yang cukup subur dan kondisi air yang bersih, dibandingkan dengan lahan yang tidak terdapat siput di dalamnya. "Salah satu yang menjadi kendala mengapa jumlah petani di Indonesia ini menurun, saya kira ini dikarenakan penghasilan yang didapatkan dari bertani tidaklah banyak," kata Satoru.
Kondisi tanah yang tidak ada siput di dalamnya, kata Satoru, memiliki karakteristik yang kurang baik dan terdapat lumut pada kondisi airnya. Sedangkan kondisi tanaman padi yang ditemani siput, sangat terlihat berbeda dari mulai warna daun yang lebih segar hingga biji padi yang lebih rimbun.
"Hasil pertaniannya juga lebih meningkat walaupun belum memenuhi target konsumsi yang dibutuhkan," ujar Satoru, di republika.co.id. Ia juga mengatakan, dirinya sempat mengunjungi beberapa petani di Indonesia. Satoru pun menyimpulkan, bertani menggunakan teknik organik mampu mengubah kehidupan para petani. Ternyata, lanjut dia, hasil dari penerapan teknik ini memiliki kesamaan dengan Indonesia.
Akan tetapi diakui Satoru, untuk menarik minat para petani agar berganti ke teknik ini tidaklah mudah. Petani akan percaya bila melihat proses bertani dengan penggunaan siput tersebut secara langsung, karena tidak mau menanggung kerugian. *
Komentar