Ketua AMPI Protes Tjok Pemecutan
Terkait Ancam Membelot Jika Sudikerta Jadi Cawagub
DENPASAR, NusaBali
Kader Beringin yang kini Ketua Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Provinsi Bali, Putu Yuda Suparsana, protes pernyataan sesepuh Golkar Ida Tjokorda Pemecutan XI yang ancam membelot jika Ketut Sudikerta rela menempati posisi Calon Wakil Gubernur (Cawagub), bukannya Calon Gubernur (Cagub) Bali. Yuda Suparsana tuding statemen Tjok Pemecutan kekanak-kanakan.
Yuda Suparsana berharap kader Golkar tidak terpengaruh dengan pernyataan Tjok Pemecutan yang dianggapnya cenderung emosional dan personal. "Saya menyayangkan pernyataan Tjok Pemecutan yang kekanak-kanakan dan tidak mendidik. Kader Golkar jangan terpengaruh. Selama ini, kami dididik untuk patuh dengan perintah dan keputusan partai. Beda pendapat boleh, tapi ketika sudah ada keputusan partai, itu harus dilaksanakan semua kader," ujar Yuda Suparsana di Denpasar, Rabu (22/11).
Yuda Suparsana mengatakan jangan ada eskpresi atas ketidakpuasan yang menjurus kepada ancaman pembelotan, sebagaimana diutarakan Tjok Pemecutan. "Harusnya, beliau (Tjok Pemecutan) memberikan pertimbangan dalam kapasitas pengalaman beliau, tidak bumbui dengan ancaman membelot," tandas politisi asal Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem yang kini menjabat Wakil Ketua Bidang Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) DPD I Golkar Bali ini.
Menurut Yuda Suparsana, AMPI menyikapi Pilgub Bali 2018 secara dinamis, sesuai dengan situasi politik yang berkembang. AMPI---salah satu organisasi kepemudaan yang didirikan Golkar---juga mendukung Ketua DPD I Golkar Bali, Ketut Sudikerta, bertandem dengan IB Rai Dharmawijaya Mantra (Walikota Denpasar) ke Pilgub Bali 2018. Dukungan ini atas pertimbangan bahwa kedua tokoh tersebut me-rupakan sosok muda cukup populer dan telah teruji dalam posisi jabatan politik masing-masing.
Yuda Suparsana menegaskan, Sudikerta dan Rai Mantra sudah dimediasi oleh Koalisi Rakyat Bali (KRB)---koalisi parpol yang beranggotakan Golkar-Demokrat-Gerindra-NasDem-Hanura-PKPI-PKS-Perindo. Komunikasi berlangsung di rumah Rai Mantra, beberapa waktu lalu.
"Respons masyarakat ternyata cukup tinggi. Ini menunjukkan ekspektasi masyarakat ternyata cukup tinggi atas bergabungnya Sudikerta dan Rai Mantra. Sebagai ormas kepemudaan yang merupakan bagian dari keluarga besar Golkar, AMPI sudah sepatutnya menangkap aspirasi tersebut. Kita dorong Sudikerta membangun politik dengan Rai Mantra secara terus menerus. Harapannya, bisa melahirkan paket Ca-gub-Cawagub ke Pilgub Bali 2018," tegas politisi yang sempat keluar masuk kepengurusan DPD I Golkar Bali ini.
Yuda Suparsana menyebutkan, awalnya AMPI Bali berharap Sudikerta---yang telah direkomendasi DPP Golkar sebagai Cagub Bali---dapat posisi Cagub. Namun, melihat dinamika yang begitu kuat di internal Golkar sendiri dan adanya dorongan berbagai komunitas masyarakat yang menginginkan paket Dharma-Kerta, maka AMPI harus realistis. “Dharma-Kerta ini yang bisa memenangkan Pilgub Bali 2018 nanti," katanya.
Sementara itu, Tjok Pemecutan menegaskan pihaknya mendorong Sudikerta sebagai Cagub dengan alasan dan dasar yang jelas. "Orang mana Yuda Suparsana? Masih di Golkar dia? Ayo kita bicara sekali sama dia. Biar dia tahu maksud saya apa?" tandas Tjok Pemecutan menanggapi tudingan Yuda Suparsana, Rabu kemarin.
Tjok Pemecutan mengingatkan, Sudikerta sudah dideklarasikan DPD II Golkar Ka bupaten/Kota se-Bali sebagai Cagub, dengan rekomendasi DPP Golkar. Deklarasi Sudikerta yang berjuluk SGB (Sudikerta Gubernur Bali) dilakukan di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Denpasar, beberapa bulan lalu. Deklarasi yang sudah diketahui publik itu sangat wajar, karena SGB punya elektibilitas, punya Partai Golkar dengan kursi 11 kursi DPRD Bali (kekuatan 20 persen suara parlemen) hasil Pileg 2014.
"Golkar bisa mengusung paket calon secara mandiri. Kalau sekarang tiba-tiba jadi Cawagub, bagaimanana martabat partai? Terpikir nggak? Bagi saya, Sudikerta harus sebagai Cagub Bali, bukan Cawagub. Jangan didegradasi. Lima tahun ke depan belum tentu ada kesempatan seperti sekarang bagi SGB. Situasi politik akan berubah setiap menit, bahkan hitungan detik. Harus tetap pendirian-lah," tegas sesepuh partai asal Puri Pemecutan, Denpasar yang juga Dewan Pertimbangan DPD I Gol-kar Bali ini. *nat
Kader Beringin yang kini Ketua Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Provinsi Bali, Putu Yuda Suparsana, protes pernyataan sesepuh Golkar Ida Tjokorda Pemecutan XI yang ancam membelot jika Ketut Sudikerta rela menempati posisi Calon Wakil Gubernur (Cawagub), bukannya Calon Gubernur (Cagub) Bali. Yuda Suparsana tuding statemen Tjok Pemecutan kekanak-kanakan.
Yuda Suparsana berharap kader Golkar tidak terpengaruh dengan pernyataan Tjok Pemecutan yang dianggapnya cenderung emosional dan personal. "Saya menyayangkan pernyataan Tjok Pemecutan yang kekanak-kanakan dan tidak mendidik. Kader Golkar jangan terpengaruh. Selama ini, kami dididik untuk patuh dengan perintah dan keputusan partai. Beda pendapat boleh, tapi ketika sudah ada keputusan partai, itu harus dilaksanakan semua kader," ujar Yuda Suparsana di Denpasar, Rabu (22/11).
Yuda Suparsana mengatakan jangan ada eskpresi atas ketidakpuasan yang menjurus kepada ancaman pembelotan, sebagaimana diutarakan Tjok Pemecutan. "Harusnya, beliau (Tjok Pemecutan) memberikan pertimbangan dalam kapasitas pengalaman beliau, tidak bumbui dengan ancaman membelot," tandas politisi asal Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem yang kini menjabat Wakil Ketua Bidang Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) DPD I Golkar Bali ini.
Menurut Yuda Suparsana, AMPI menyikapi Pilgub Bali 2018 secara dinamis, sesuai dengan situasi politik yang berkembang. AMPI---salah satu organisasi kepemudaan yang didirikan Golkar---juga mendukung Ketua DPD I Golkar Bali, Ketut Sudikerta, bertandem dengan IB Rai Dharmawijaya Mantra (Walikota Denpasar) ke Pilgub Bali 2018. Dukungan ini atas pertimbangan bahwa kedua tokoh tersebut me-rupakan sosok muda cukup populer dan telah teruji dalam posisi jabatan politik masing-masing.
Yuda Suparsana menegaskan, Sudikerta dan Rai Mantra sudah dimediasi oleh Koalisi Rakyat Bali (KRB)---koalisi parpol yang beranggotakan Golkar-Demokrat-Gerindra-NasDem-Hanura-PKPI-PKS-Perindo. Komunikasi berlangsung di rumah Rai Mantra, beberapa waktu lalu.
"Respons masyarakat ternyata cukup tinggi. Ini menunjukkan ekspektasi masyarakat ternyata cukup tinggi atas bergabungnya Sudikerta dan Rai Mantra. Sebagai ormas kepemudaan yang merupakan bagian dari keluarga besar Golkar, AMPI sudah sepatutnya menangkap aspirasi tersebut. Kita dorong Sudikerta membangun politik dengan Rai Mantra secara terus menerus. Harapannya, bisa melahirkan paket Ca-gub-Cawagub ke Pilgub Bali 2018," tegas politisi yang sempat keluar masuk kepengurusan DPD I Golkar Bali ini.
Yuda Suparsana menyebutkan, awalnya AMPI Bali berharap Sudikerta---yang telah direkomendasi DPP Golkar sebagai Cagub Bali---dapat posisi Cagub. Namun, melihat dinamika yang begitu kuat di internal Golkar sendiri dan adanya dorongan berbagai komunitas masyarakat yang menginginkan paket Dharma-Kerta, maka AMPI harus realistis. “Dharma-Kerta ini yang bisa memenangkan Pilgub Bali 2018 nanti," katanya.
Sementara itu, Tjok Pemecutan menegaskan pihaknya mendorong Sudikerta sebagai Cagub dengan alasan dan dasar yang jelas. "Orang mana Yuda Suparsana? Masih di Golkar dia? Ayo kita bicara sekali sama dia. Biar dia tahu maksud saya apa?" tandas Tjok Pemecutan menanggapi tudingan Yuda Suparsana, Rabu kemarin.
Tjok Pemecutan mengingatkan, Sudikerta sudah dideklarasikan DPD II Golkar Ka bupaten/Kota se-Bali sebagai Cagub, dengan rekomendasi DPP Golkar. Deklarasi Sudikerta yang berjuluk SGB (Sudikerta Gubernur Bali) dilakukan di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Denpasar, beberapa bulan lalu. Deklarasi yang sudah diketahui publik itu sangat wajar, karena SGB punya elektibilitas, punya Partai Golkar dengan kursi 11 kursi DPRD Bali (kekuatan 20 persen suara parlemen) hasil Pileg 2014.
"Golkar bisa mengusung paket calon secara mandiri. Kalau sekarang tiba-tiba jadi Cawagub, bagaimanana martabat partai? Terpikir nggak? Bagi saya, Sudikerta harus sebagai Cagub Bali, bukan Cawagub. Jangan didegradasi. Lima tahun ke depan belum tentu ada kesempatan seperti sekarang bagi SGB. Situasi politik akan berubah setiap menit, bahkan hitungan detik. Harus tetap pendirian-lah," tegas sesepuh partai asal Puri Pemecutan, Denpasar yang juga Dewan Pertimbangan DPD I Gol-kar Bali ini. *nat
Komentar