Darurat Sampah, DLHK Terjunkan 700 Personel
Selama dua hari belakangan Pantai Kuta dan Legian diserbu sampah kiriman.
MANGUPURA, NusaBali
Mengantisipasi penumpukan sampah itu, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung menerjunkan 700 orang, Rabu (22/11). Mereka dilengkapi dengan 3 unit loader, 30 unit truk pengangkut, dan senso untuk memotong kayu gelondongan berukuran besar.
Kepala Dinas LHK Badung I Putu Eka Merthawan dikonfirmasi, Rabu kemarin, mengungkapkan penerjunan 700 anak buahnya itu untuk mempercepat pengangkutan sampah. Selain itu juga untuk uji coba sistem pelayanan 24 dalam sepekan.
“Hari ini (kemarin) kami melakukan simulasi penanganan sampah sekaligus uji coba sistem penanganan 24 jam pelayanan dalam sepekan. Kami berusaha agar tak terjadi penumpukan sampah di tempat penampungan sampah. Selain itu tim LHK memberi atensi terhadap tempat yang sering dijadikan lokasi berjemur oleh wisatawan. Kami akui memang tak bisa langsung melakukan pembersihan total. Karena sampah terus berdatangan setiap saat,” ungkap Merthawan.
Diakuinya, sampah kiriman tahun ini di luar dugaan. Pengalaman dari tahun sebelumnya, sampah yang terjadi pertama selalu didahuli oleh sampah palstik. Selain itu musim sampah biasanya terjadi pada bulan Desember. Berbeda dengan tahun lalu sampah tahun inu justru terjadi pada November dan langsung berupa sampah berat (berbagai jenis gelondongan kayu dan batok kelapa). Sementara sampah plastik volumenya justru sedikit.
Terkait kejadian ini dirinya berasumsi sampah plastik sedikit karena belum pernah terjadi banjir besar di Pulau Jawa. Dua tahun lalu terjadi banjir besar di Jawa, sehingga volume sampah plastik lebih banyak dan terjadi lebih awal. “Tiga tahun lalu banjir besar terjadi di Jakarta dan Surabaya. Ini fakta yang kami amati tentang fenomena sampah ini. Sementara dua tahun belakangan jarang terjadi banjir besar di kota-kota besar sehingga volume sampah plastiknya sedikit. Sampah kayu yang terjadi sekarang adalah sampah yang terangkut oleh banjir langsung dari hutan dari berbagai daerah di Indonesia,” lanjutnya.
Pantai yang sudah diserbu sampah, menurut Merthawan, adalah Pantai Kuta dan Legian. Sampah paling banyak terjadi pada pagi hari. Apalai kalau malamnya terjadi hujan. Pihaknya memperkirakan dalam waktu beberapa hari ke depan jika terus terjadi hujan lebat dan angin kencang, pantai lain juga diserbu sampah. “Jadi kode dari sampah ini adalah hujan. Jika terjadi hujan malam hari, berarti paginya sampahnya penuh. Total sampah yang terangkut hari ini (kemarin) diperkirakan 50 ton. Kami upayakan agar semuanya bisa langsung diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung, Denpasar Selatan,” kata Merthawan. *p
Kepala Dinas LHK Badung I Putu Eka Merthawan dikonfirmasi, Rabu kemarin, mengungkapkan penerjunan 700 anak buahnya itu untuk mempercepat pengangkutan sampah. Selain itu juga untuk uji coba sistem pelayanan 24 dalam sepekan.
“Hari ini (kemarin) kami melakukan simulasi penanganan sampah sekaligus uji coba sistem penanganan 24 jam pelayanan dalam sepekan. Kami berusaha agar tak terjadi penumpukan sampah di tempat penampungan sampah. Selain itu tim LHK memberi atensi terhadap tempat yang sering dijadikan lokasi berjemur oleh wisatawan. Kami akui memang tak bisa langsung melakukan pembersihan total. Karena sampah terus berdatangan setiap saat,” ungkap Merthawan.
Diakuinya, sampah kiriman tahun ini di luar dugaan. Pengalaman dari tahun sebelumnya, sampah yang terjadi pertama selalu didahuli oleh sampah palstik. Selain itu musim sampah biasanya terjadi pada bulan Desember. Berbeda dengan tahun lalu sampah tahun inu justru terjadi pada November dan langsung berupa sampah berat (berbagai jenis gelondongan kayu dan batok kelapa). Sementara sampah plastik volumenya justru sedikit.
Terkait kejadian ini dirinya berasumsi sampah plastik sedikit karena belum pernah terjadi banjir besar di Pulau Jawa. Dua tahun lalu terjadi banjir besar di Jawa, sehingga volume sampah plastik lebih banyak dan terjadi lebih awal. “Tiga tahun lalu banjir besar terjadi di Jakarta dan Surabaya. Ini fakta yang kami amati tentang fenomena sampah ini. Sementara dua tahun belakangan jarang terjadi banjir besar di kota-kota besar sehingga volume sampah plastiknya sedikit. Sampah kayu yang terjadi sekarang adalah sampah yang terangkut oleh banjir langsung dari hutan dari berbagai daerah di Indonesia,” lanjutnya.
Pantai yang sudah diserbu sampah, menurut Merthawan, adalah Pantai Kuta dan Legian. Sampah paling banyak terjadi pada pagi hari. Apalai kalau malamnya terjadi hujan. Pihaknya memperkirakan dalam waktu beberapa hari ke depan jika terus terjadi hujan lebat dan angin kencang, pantai lain juga diserbu sampah. “Jadi kode dari sampah ini adalah hujan. Jika terjadi hujan malam hari, berarti paginya sampahnya penuh. Total sampah yang terangkut hari ini (kemarin) diperkirakan 50 ton. Kami upayakan agar semuanya bisa langsung diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung, Denpasar Selatan,” kata Merthawan. *p
Komentar