Jalan Pintas Tegallalang-Tampaksiring Longsor
Jalan pintas menghubungkan dua kecamatan, Tampaksiring dan Tegallalang, Gianyar, di Desa Kenderan, Tegallalang, longsor.
GIANYAR, NusaBali
Kondisi ini selain karena tanah labil, juga akibat guyuran hujan lebat. Pantauan di lokasi, Kamis (23/11), sebagian badan jalan telah longsor ke jurang. Lebar jalan yang ikut tergerus sekitar 8 meter dengan kedalaman jatuhan material sekitar 10 meter.
Dikhawatirkan, sisa sebagian jalan di barat Pura Griya Sakti Manuaba, Desa Kenderan ini akan putus total jika tak segera diperbaiki. Sekretaris Desa Kenderan I Wayan Agustina Purnawan ditemui di kantornya, Kamis (23/11), mengungkapkan longsornya jalan tersebut sudah terjadi sekitar minggu keempat Oktober 2017. “Kira-kira sebelum Galungan sudah mulai longsor,” jelas pejabat asal Banjar Tangkas ini. Hingga kemarin, terhitung longsornya jalan ini sudah terjadi ketiga kalinya. “Kalau diguyur hujan deras lagi, bisa-bisa jalan ini putus,” ujarnya.
Menurut Sekdes yang akrab disapa Agus ini, longsornya jalan disebabkan karena hujan lebat yang melanda desanya. Diperparah dengan tekstur tanah di bawah jalan cukup labil. Posisi yang longsor itu, dulunya adalah aliran sungai kecil. Sebagai perbatasan antara Banjar Pande di sebelah barat dengan Banjar Tangkas di sebelah timur. Kemudian oleh warga, disepakati untuk menguruk aliran sungai tersebut dengan tanah. Sementara aliran sungai dibuatkan baru secara melingkar. “Tanah diambil di sekitar lokasi, pada sisi timur. Kemudian diurug hingga rata, baru diaspal,” jelasnya.
Namun Agus tak mengingat pasti, kapan pertama kali jalan tersebut diurug. “Saya bahkan belum lahir, kata ayah aliran sungai itu diurug sejak ia masih anak-anak, sudah lama sekali. Kalau proyek aspal terakhir, sekitar tahun 2016 lalu,” jelasnya.
Diperkirakan, tanah urug (uruk) atau timbunan tanah ini tak lagi kuat menopang lalu lalang aktivitas warga yang disertai dengan curah hujan tinggi. Tanah pada bagian bawah aspal longsor ke sisi utara. Lebar jalan yang ikut tergerus sekitar 8 meter dengan kedalaman jatuhan material sekitar 10 meter. Aktifitas warga yang melintas pun cukup terhambat. Jalan yang hanya sisa sekitar 4 meter di sisi selatan pun harus digunakan secara bergiliran.
Sebagai tindak lanjut, pihaknya mengaku sudah bersurat ke Bupati Gianyar Cq Dinas Pekerjaan Umum (PU) selaku pemilik jalan. “Kami sudah dokumentasikan dan bersurat resmi ke Pemkab Gianyar sekitar seminggu lalu. Besoknya langsung ada tim teknis yang memeriksa lokasi,” jelasnya.
Namun pihaknya harus bersabar, sebab menurut informasi yang diterimanya, perbaikan jalan ini belum bisa dianggarkan tahun ini. “Dilihat medannya cukup terjal. Katanya belum bisa ditanggulangi tahun ini,” terangnya.
Kini, pihaknya pun sementara masih menunggu petunjuk dari atasan. “Kami belum tahu perkembangannya. Apa bisa diperbaiki segera atau nunggu anggaran induk 2018. Yang jelas di perubahan tahun ini, katanya gak bisa,” jelasnya.
Sementara itu, untuk mencegah terjadinya korban jiwa, pihak desa memasang tanda ala kadarnya. Seperti memasang dua buah drim dilapisi spanduk kain. Sepanjang jalan yang longsor, dipasangi tali rafia warna hitam.
Salah seorang warga, Wayan Suta mengungkapkan rasa khawatir. Terlebih jika melintas di malam hari, sebab di lokasi tersebut tidak dipasangi lampu penerangan jalan. Dia berharap pemerintah segera memperbaiki jalan ini sebelum kondisi itu memakan korban jiwa. “Sebalah utara jalan longsor, sebelah selatannnya itu juga jurang yang dalam, jadi jalannya sekarang tambah kecil, makanya kami harap pemerintah segera memperbaiki, jangan sampai menungu ada korban jiwa, karena ini juga jalur utama menuju Tampaksiring,” keluh Wayan Suta.
Secara terpisah, anggota DPRD Gianyar IB Manu Atmaja mengatakan sudah mengecek setengah badan jalan yang longsor tersebut. Dikatakan, kondisi ini akibat bencana longsor yang terjadi pada akhir Oktober 2017. “Saya sudah terima keluhan warga dan mengecek lokasi,” ucapnya
Menanggapi keluhan itu, pihaknya pun sudah berkoordiasi dengan Dinas PU Gianyar untuk segera dilakukan perbaikan. Pria yang akrab disapa Gus Manu ini memastikan akan mengawal anggaran untuk perbaikan jalan tersebut. “Sudah dimasukkan dalam rancangan APBD induk 2018, pasti akan saya kawal, agar kondisi ini tidak berlangsung lama,” ucap politisi asal Desa Kenderan itu.
Dikonfirmasi terpisah, Dinas PU Gianyar memastikan perbaikan total di lokasi tersebut sudah dianggarkan pada APBD induk 2018. “Kalau tahun ini (2017, Red) jelas tidak bisa, karena sudah mau akhir tahun, jadi tahapannya tidak memungkinkan, kalau tahun depan sudah kami anggarkan,” ungkap Kadis PU Gianyar Nyoman Nuadi.
Pihaknya mengaku tidak mau setengah-tengah dalam memperbaiki jalan tersebut. Dia menyatakan akan membuat senderan di lokasi itu sepanjang 49 meter dengan kedalaman sekitar 18 meter. “Tidak bisa diperbaiki satu bagian yang longsor itu saja, karena bagian lain juga bisa longsor kalau terus diguyur hujan, makanya kami perbaiki keseluruhan di ruas itu,” tandasnya. *nvi
Dikhawatirkan, sisa sebagian jalan di barat Pura Griya Sakti Manuaba, Desa Kenderan ini akan putus total jika tak segera diperbaiki. Sekretaris Desa Kenderan I Wayan Agustina Purnawan ditemui di kantornya, Kamis (23/11), mengungkapkan longsornya jalan tersebut sudah terjadi sekitar minggu keempat Oktober 2017. “Kira-kira sebelum Galungan sudah mulai longsor,” jelas pejabat asal Banjar Tangkas ini. Hingga kemarin, terhitung longsornya jalan ini sudah terjadi ketiga kalinya. “Kalau diguyur hujan deras lagi, bisa-bisa jalan ini putus,” ujarnya.
Menurut Sekdes yang akrab disapa Agus ini, longsornya jalan disebabkan karena hujan lebat yang melanda desanya. Diperparah dengan tekstur tanah di bawah jalan cukup labil. Posisi yang longsor itu, dulunya adalah aliran sungai kecil. Sebagai perbatasan antara Banjar Pande di sebelah barat dengan Banjar Tangkas di sebelah timur. Kemudian oleh warga, disepakati untuk menguruk aliran sungai tersebut dengan tanah. Sementara aliran sungai dibuatkan baru secara melingkar. “Tanah diambil di sekitar lokasi, pada sisi timur. Kemudian diurug hingga rata, baru diaspal,” jelasnya.
Namun Agus tak mengingat pasti, kapan pertama kali jalan tersebut diurug. “Saya bahkan belum lahir, kata ayah aliran sungai itu diurug sejak ia masih anak-anak, sudah lama sekali. Kalau proyek aspal terakhir, sekitar tahun 2016 lalu,” jelasnya.
Diperkirakan, tanah urug (uruk) atau timbunan tanah ini tak lagi kuat menopang lalu lalang aktivitas warga yang disertai dengan curah hujan tinggi. Tanah pada bagian bawah aspal longsor ke sisi utara. Lebar jalan yang ikut tergerus sekitar 8 meter dengan kedalaman jatuhan material sekitar 10 meter. Aktifitas warga yang melintas pun cukup terhambat. Jalan yang hanya sisa sekitar 4 meter di sisi selatan pun harus digunakan secara bergiliran.
Sebagai tindak lanjut, pihaknya mengaku sudah bersurat ke Bupati Gianyar Cq Dinas Pekerjaan Umum (PU) selaku pemilik jalan. “Kami sudah dokumentasikan dan bersurat resmi ke Pemkab Gianyar sekitar seminggu lalu. Besoknya langsung ada tim teknis yang memeriksa lokasi,” jelasnya.
Namun pihaknya harus bersabar, sebab menurut informasi yang diterimanya, perbaikan jalan ini belum bisa dianggarkan tahun ini. “Dilihat medannya cukup terjal. Katanya belum bisa ditanggulangi tahun ini,” terangnya.
Kini, pihaknya pun sementara masih menunggu petunjuk dari atasan. “Kami belum tahu perkembangannya. Apa bisa diperbaiki segera atau nunggu anggaran induk 2018. Yang jelas di perubahan tahun ini, katanya gak bisa,” jelasnya.
Sementara itu, untuk mencegah terjadinya korban jiwa, pihak desa memasang tanda ala kadarnya. Seperti memasang dua buah drim dilapisi spanduk kain. Sepanjang jalan yang longsor, dipasangi tali rafia warna hitam.
Salah seorang warga, Wayan Suta mengungkapkan rasa khawatir. Terlebih jika melintas di malam hari, sebab di lokasi tersebut tidak dipasangi lampu penerangan jalan. Dia berharap pemerintah segera memperbaiki jalan ini sebelum kondisi itu memakan korban jiwa. “Sebalah utara jalan longsor, sebelah selatannnya itu juga jurang yang dalam, jadi jalannya sekarang tambah kecil, makanya kami harap pemerintah segera memperbaiki, jangan sampai menungu ada korban jiwa, karena ini juga jalur utama menuju Tampaksiring,” keluh Wayan Suta.
Secara terpisah, anggota DPRD Gianyar IB Manu Atmaja mengatakan sudah mengecek setengah badan jalan yang longsor tersebut. Dikatakan, kondisi ini akibat bencana longsor yang terjadi pada akhir Oktober 2017. “Saya sudah terima keluhan warga dan mengecek lokasi,” ucapnya
Menanggapi keluhan itu, pihaknya pun sudah berkoordiasi dengan Dinas PU Gianyar untuk segera dilakukan perbaikan. Pria yang akrab disapa Gus Manu ini memastikan akan mengawal anggaran untuk perbaikan jalan tersebut. “Sudah dimasukkan dalam rancangan APBD induk 2018, pasti akan saya kawal, agar kondisi ini tidak berlangsung lama,” ucap politisi asal Desa Kenderan itu.
Dikonfirmasi terpisah, Dinas PU Gianyar memastikan perbaikan total di lokasi tersebut sudah dianggarkan pada APBD induk 2018. “Kalau tahun ini (2017, Red) jelas tidak bisa, karena sudah mau akhir tahun, jadi tahapannya tidak memungkinkan, kalau tahun depan sudah kami anggarkan,” ungkap Kadis PU Gianyar Nyoman Nuadi.
Pihaknya mengaku tidak mau setengah-tengah dalam memperbaiki jalan tersebut. Dia menyatakan akan membuat senderan di lokasi itu sepanjang 49 meter dengan kedalaman sekitar 18 meter. “Tidak bisa diperbaiki satu bagian yang longsor itu saja, karena bagian lain juga bisa longsor kalau terus diguyur hujan, makanya kami perbaiki keseluruhan di ruas itu,” tandasnya. *nvi
Komentar