Objek Wisata Tulamben dan Amed Pasca Status Awas Gunung Agung Diturunkan
Wisatawan sempat kembali ramai berdatangan untuk diving di Pantai Tulamben dan Pantai Amed, namun turis sepi lagi karena erupsi Gunung Agung yang terjadi 21 November 2017
AMLAPURA, NusaBali
Sempat hampir dua bulan mati suri akibat isu bencana Gunung Agung, wisata diving (menyelam) di Objek Wisata Tulamben, Desa Tulamben, Kecamatan Kubu, Karangasem mulai menggeliat lagi, sejak beberapa hari terakhir. Geliat serupa juga berlaku untuk wisata diving di Objek Wisata Amed, Desa Purwekerti, Kecamatan Abang, Karanhasem.
Hanya saja, geliat wisata diving di Objek Wisata Tulamben mauun Objek Wisata Amed belum normal. Pramuwisata diving Objek Wisata Tulamben, I Komang Putra, mengakui aktivitas menyelam memang sudah dibuka. Tapi, pengunjung yang datang masih terbatas, tidak seramai sebelum status siaga Gunung Agung, 18 September 2017 lalu.
“Jumlah wisatawan yang datang untuk diving di Objek Wisata Tulamben masih bisa di-hitung dengan jari," ungkap Komang Patra saat dikonfirmasi NusaBali di Objek Wisata Tulamben, Kamis (23/11).
Di Objek Wisata Tulamben saat ini terdapat 106 usaha diving. Semua usaha diving ini sempat lumpuh selama dua bulan, sejak status Gunung Agung naik ke level III (siaga). Maklum, Objek Wisata Tulamben masuk Kawasan Rawan Bencana (KRB) II, yang merupakan zona merah alias aliran lahan panas, sehingga terkena larangan beraktivitas selama status awas (level IV) Gunung Agung.
Menurut Komang Putra, lumpuhnya aktivitas pariwisata di Objek Wisata Tulamben ikut berpengaruh terhadap aktivitas wisata di Objek Wisata Amed, yang lokasinya berdampingan, meskipun masuk desa dan kecamatan berbeda. Padahal, Banjar Amed, Desa Purwekerti yang mewilayagi Objek Wisata Amed berada di luar KRB II.
Komang Putra bersyukur, karena wisata diving di Objek Wisaat Tulamben sudah mulai menggeliat, walaupun pengunjungnya masih terbatas. Wisatawan tetap tertarik datang ke Pantai Tulamben, karena wisata menyelam ini sudah terkenal. Menurut Komang Putra, pemikatnya adalah keberadaan bangkai Kapal Usat Liberty milik Amerika Serikat, yang karam di Pantai Tulamben tahun 1942. Bangkai kapal inilah yang menjadi habitat beragam ikan hias di perairan Tulamben.
Bendesa Pakraman Beluhu, Desa Tulamben, I Komang Sartika, juga mengakui aktivitas di Objek Wisata Tulamben sudah mulai menggeliat. "Aktivitas wisata sebenarnya telah dibuka kembali sejak status Gunung Agung diturunkan dari awas (level IV) menjadi siaga (level III). Hanya saja, turus yang datang masih terbatas. Barulah sejak beberapa hari terakhir mulai ramai," jelas Komang Sartika yang dikonfirmasi NusaBali secara terpisah.
Paparan senada juga diungkapkan Kepala Desa (Perbekel) Purwekerti, I Nengah Karyawan. Menurut Nengah Karyawan, aktivitas diving di Objek Wisata Amed sudah menggeliat kembali, meskipun belum seramai kondisi normal sebelum isu bencana Gunung Agunhg. Selain aktivitas menyelam, di Amed juga ada atraksi snorkeling. "Wisatawan sudah mulai berdatangan, meskipun masih dalam jumlah terbatas,” papar Karyawan.
Menurut Karyawan, sebetulnya wisatawan sempat ramai berdatangan ke Objek Wisata Amed. Namun, gara-gara informasi hujan abu akibat erupsi Gunung Agung, Selasa (21/11) sore, wisatawan sempat buru-buru meninggalkan hotel tempatnya menginap. "Beruntung, kesekan harinya, Rabu (22/11), wisatawan datang lagi,” katanya.
Objek Wisata Amed dan Objek Wisata Tulamben merupsakan 2 dari 14 objek wisata yang ada di Kabupaten Karangasem. Dari total 14 objek wisata tersebut, 3 di antaranya masih objek wisata alam, yakni Bukit Jambul (Desa Pesaban, Kecamatan Rendang), Bukit Putung yang mengandalkan panorama Sawah Iseh (di Banjar Iseh, Desa Sinduwati, Kecamatan Sidemen), dan Rest Areal Banjar Yeh Malet (Desa Antiga Kelod, Kecamatan manggis).
Sedangkan 5 kawasan masuk objek wisata budaya, yakni Puri Agung Karangasem (Kecamatan Karangasem), Taman Sukasada Ujung (di Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem), Taman Tirta Gangga (Kecamatan Abang), Desa Tenganan (Kecamatan Manggis), dan Pura Besakih (Desa Besakih, Kecamatan Rendang). Sisanya, masih wisata tirta, masing-masing Candidasa (Kecamatan Karangasem), Padangbai (Kecamatan Manggis), Jemeluk, Tulamben (Kecamatan Kubu), Amed (Kecamatan Abang), dan Sungai Telaga Waja (Kecamatan Sidemen). Selain itu, ada objek wisata agro, yakni Kebun Salak Desa Sibetan (Kecamatan Bebandem). *k16
Sempat hampir dua bulan mati suri akibat isu bencana Gunung Agung, wisata diving (menyelam) di Objek Wisata Tulamben, Desa Tulamben, Kecamatan Kubu, Karangasem mulai menggeliat lagi, sejak beberapa hari terakhir. Geliat serupa juga berlaku untuk wisata diving di Objek Wisata Amed, Desa Purwekerti, Kecamatan Abang, Karanhasem.
Hanya saja, geliat wisata diving di Objek Wisata Tulamben mauun Objek Wisata Amed belum normal. Pramuwisata diving Objek Wisata Tulamben, I Komang Putra, mengakui aktivitas menyelam memang sudah dibuka. Tapi, pengunjung yang datang masih terbatas, tidak seramai sebelum status siaga Gunung Agung, 18 September 2017 lalu.
“Jumlah wisatawan yang datang untuk diving di Objek Wisata Tulamben masih bisa di-hitung dengan jari," ungkap Komang Patra saat dikonfirmasi NusaBali di Objek Wisata Tulamben, Kamis (23/11).
Di Objek Wisata Tulamben saat ini terdapat 106 usaha diving. Semua usaha diving ini sempat lumpuh selama dua bulan, sejak status Gunung Agung naik ke level III (siaga). Maklum, Objek Wisata Tulamben masuk Kawasan Rawan Bencana (KRB) II, yang merupakan zona merah alias aliran lahan panas, sehingga terkena larangan beraktivitas selama status awas (level IV) Gunung Agung.
Menurut Komang Putra, lumpuhnya aktivitas pariwisata di Objek Wisata Tulamben ikut berpengaruh terhadap aktivitas wisata di Objek Wisata Amed, yang lokasinya berdampingan, meskipun masuk desa dan kecamatan berbeda. Padahal, Banjar Amed, Desa Purwekerti yang mewilayagi Objek Wisata Amed berada di luar KRB II.
Komang Putra bersyukur, karena wisata diving di Objek Wisaat Tulamben sudah mulai menggeliat, walaupun pengunjungnya masih terbatas. Wisatawan tetap tertarik datang ke Pantai Tulamben, karena wisata menyelam ini sudah terkenal. Menurut Komang Putra, pemikatnya adalah keberadaan bangkai Kapal Usat Liberty milik Amerika Serikat, yang karam di Pantai Tulamben tahun 1942. Bangkai kapal inilah yang menjadi habitat beragam ikan hias di perairan Tulamben.
Bendesa Pakraman Beluhu, Desa Tulamben, I Komang Sartika, juga mengakui aktivitas di Objek Wisata Tulamben sudah mulai menggeliat. "Aktivitas wisata sebenarnya telah dibuka kembali sejak status Gunung Agung diturunkan dari awas (level IV) menjadi siaga (level III). Hanya saja, turus yang datang masih terbatas. Barulah sejak beberapa hari terakhir mulai ramai," jelas Komang Sartika yang dikonfirmasi NusaBali secara terpisah.
Paparan senada juga diungkapkan Kepala Desa (Perbekel) Purwekerti, I Nengah Karyawan. Menurut Nengah Karyawan, aktivitas diving di Objek Wisata Amed sudah menggeliat kembali, meskipun belum seramai kondisi normal sebelum isu bencana Gunung Agunhg. Selain aktivitas menyelam, di Amed juga ada atraksi snorkeling. "Wisatawan sudah mulai berdatangan, meskipun masih dalam jumlah terbatas,” papar Karyawan.
Menurut Karyawan, sebetulnya wisatawan sempat ramai berdatangan ke Objek Wisata Amed. Namun, gara-gara informasi hujan abu akibat erupsi Gunung Agung, Selasa (21/11) sore, wisatawan sempat buru-buru meninggalkan hotel tempatnya menginap. "Beruntung, kesekan harinya, Rabu (22/11), wisatawan datang lagi,” katanya.
Objek Wisata Amed dan Objek Wisata Tulamben merupsakan 2 dari 14 objek wisata yang ada di Kabupaten Karangasem. Dari total 14 objek wisata tersebut, 3 di antaranya masih objek wisata alam, yakni Bukit Jambul (Desa Pesaban, Kecamatan Rendang), Bukit Putung yang mengandalkan panorama Sawah Iseh (di Banjar Iseh, Desa Sinduwati, Kecamatan Sidemen), dan Rest Areal Banjar Yeh Malet (Desa Antiga Kelod, Kecamatan manggis).
Sedangkan 5 kawasan masuk objek wisata budaya, yakni Puri Agung Karangasem (Kecamatan Karangasem), Taman Sukasada Ujung (di Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem), Taman Tirta Gangga (Kecamatan Abang), Desa Tenganan (Kecamatan Manggis), dan Pura Besakih (Desa Besakih, Kecamatan Rendang). Sisanya, masih wisata tirta, masing-masing Candidasa (Kecamatan Karangasem), Padangbai (Kecamatan Manggis), Jemeluk, Tulamben (Kecamatan Kubu), Amed (Kecamatan Abang), dan Sungai Telaga Waja (Kecamatan Sidemen). Selain itu, ada objek wisata agro, yakni Kebun Salak Desa Sibetan (Kecamatan Bebandem). *k16
Komentar