Senderan Rumah Kelian Longsor
Senderan rumah kelian dinas Bongan Jawa Kangin Desa Bongan, Kecamatan/Kabupaten Tabanan, longsor. Palinggih Dukuh ambruk dan jatuh ke jurang.
TABANAN, NusaBali
Senderan rumah Kelian Dinas Banjar Bongan Jawa Kangin, Desa Bongan, Kecamatan/Kabupaten Tabanan, I Nengah Sujana, 48, longsor pada Kamis (23/11) malam. Akibatnya satu Palinggih Dukuh ikut ambruk hingga jatuh ke jurang. Longsor dikarenakan selain karena hujan deras, air got di sebelah rumahnya mengalir ke areal pekarangan.
Sujana menuturkan longsor diketahui setelah ada suara gemuruh sangat keras yang didengar pada Kamis malam sekitar pukul 20.00 Wita. Dia pun menengok ke belakang rumahnya. Dia terkejut karena Palinggih Dukuh yang terbuat dari pasir hitam sudah tidak ada. Dia juga mendapati senderan rumah sepanjang 6 meter dan lebar 5 meter tergerus.
“Palinggih sudah saya lihat tertimbun tanah,” ungkapnya ketika ditemui di rumahnya, Jumat (24/11).
Senderan tersebut sudah dibuat 2 tahun lalu dengan pondasi yang cukup kuat, karena menghabiskan 2.000 keping paras. Dia menduga, longsor dikarenakan air got yang ada rumah tetangganya, I Nyoman Suindra, mengalir ke areal pekarangannya. Sehingga air dengan derasnya membobol pondasi.
“Air got mengalir ke rumah saya, karena saluran yang ada di depan rumah tetangga ditutup untuk buat jalan truk supaya bisa membawa material (I Nyoman Suindra sedang mendirikan rumah tepat di samping rumah Sujana, Red). Akibatnya air masuk ke pekarangan rumah,” beber Sujana.
Padahal sebelumnya juga terjadi hujan lebat, tetapi tidak pernah terjadi longsor. Lantaran dalam jurang di sebelah selatan rumahnya mencapai 15 meter, Sujana membangun senderan sangat kokoh untuk menopang bangunan rumahnya. “Tapi itu karena air got ditutup jadinya begini. Sementara pemilik rumah yang baru dibangun sedang di Jakarta, malam ini (Jumat malam) akan pulang,” imbuhnya.
Atas kejadian tersebut, Sujana telah melaksanakan upacara nebusin karena ada palinggih yang ambruk. “BPBD belum ada yang cek, hanya perbekel saja. Nanti saya akan buat dokumentasi untuk disetorkan ke BPBD,” jelasnya.
Pantauan di lapangan, akibat air got yang tertutup tersebut, senderan rumah milik Suindra juga ambruk sekitar 3 meter. Padahal senderan itu baru dibuat sekitar dua hari sebelum peristiwa. Terlihat pula septic tank yang baru dikerjakan terancam ambruk jatuh ke jurang jika tidak segera ditangani.
Sementara itu Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabanan I Putu Trisna Widiatmika, mengatakan pihaknya belum terima laporan terkait longsornya senderan itu. Jika sudah ada laporan akan langsung mengecek ke lapangan. “Baru saya tahu, belum ada laporan,” ucapnya. *d
Sujana menuturkan longsor diketahui setelah ada suara gemuruh sangat keras yang didengar pada Kamis malam sekitar pukul 20.00 Wita. Dia pun menengok ke belakang rumahnya. Dia terkejut karena Palinggih Dukuh yang terbuat dari pasir hitam sudah tidak ada. Dia juga mendapati senderan rumah sepanjang 6 meter dan lebar 5 meter tergerus.
“Palinggih sudah saya lihat tertimbun tanah,” ungkapnya ketika ditemui di rumahnya, Jumat (24/11).
Senderan tersebut sudah dibuat 2 tahun lalu dengan pondasi yang cukup kuat, karena menghabiskan 2.000 keping paras. Dia menduga, longsor dikarenakan air got yang ada rumah tetangganya, I Nyoman Suindra, mengalir ke areal pekarangannya. Sehingga air dengan derasnya membobol pondasi.
“Air got mengalir ke rumah saya, karena saluran yang ada di depan rumah tetangga ditutup untuk buat jalan truk supaya bisa membawa material (I Nyoman Suindra sedang mendirikan rumah tepat di samping rumah Sujana, Red). Akibatnya air masuk ke pekarangan rumah,” beber Sujana.
Padahal sebelumnya juga terjadi hujan lebat, tetapi tidak pernah terjadi longsor. Lantaran dalam jurang di sebelah selatan rumahnya mencapai 15 meter, Sujana membangun senderan sangat kokoh untuk menopang bangunan rumahnya. “Tapi itu karena air got ditutup jadinya begini. Sementara pemilik rumah yang baru dibangun sedang di Jakarta, malam ini (Jumat malam) akan pulang,” imbuhnya.
Atas kejadian tersebut, Sujana telah melaksanakan upacara nebusin karena ada palinggih yang ambruk. “BPBD belum ada yang cek, hanya perbekel saja. Nanti saya akan buat dokumentasi untuk disetorkan ke BPBD,” jelasnya.
Pantauan di lapangan, akibat air got yang tertutup tersebut, senderan rumah milik Suindra juga ambruk sekitar 3 meter. Padahal senderan itu baru dibuat sekitar dua hari sebelum peristiwa. Terlihat pula septic tank yang baru dikerjakan terancam ambruk jatuh ke jurang jika tidak segera ditangani.
Sementara itu Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabanan I Putu Trisna Widiatmika, mengatakan pihaknya belum terima laporan terkait longsornya senderan itu. Jika sudah ada laporan akan langsung mengecek ke lapangan. “Baru saya tahu, belum ada laporan,” ucapnya. *d
1
Komentar