Karang Selundupan Ditanam di Bangkai Kapal
Di Kapal yang Ditenggelamkan Menteri Susi
MANGUPURA, NusaBali
Ditpolair Polda Bali bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM), Gabungan Pengusaha Wisata Bahari (Gahawisri), dan Perhimpunan Penyelam Profesional Bali melakukan penanaman kembali (transplantasi) 900 koral atau terumbu karang, Sabtu (25/11). Ratusan karang tersebut sebelumnya hasil tangkapan anggota Ditpolair Polda Bali. Transplantasi ini dilakukan pada bekas kapal KM Fransiska yang ditenggelamkan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti di perairan Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, pada 1 April 2017 lalu.
Dir Polair Polda Bali, Kombes Sukandar mengungkapkan tangkapan karang ilegal tersebut sebelumnya dilakukan di daerah Ketewel, Gianyar. Saat itu karang tersebut dikemas dalam tujuh boks dan diletakkan di pinggir jalan raya. “Yang kita tanam pada hari ini sebanyak 900 dari jumlah seluruhnya 1.000 koral. Koral-koral ini diselundupkan dari Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Pada saat ditemukan koral ini tak dilengkapi dengan dokumen dari BKSDA,” ungkap Kombes Sukandar.
Kombes Sukandar mengatakan modus ini sering dilakukan oleh pelaku untuk mengelabui petugas. Dalam delapan bulan terakhir pihaknya sudah menemukan tujuh kasus yang hingga kini belum diketahui tersangkanya. Sementara untuk transplantasi karang yang dilakukan di perairan Tanjung Benoa, Kombes Sukandar mengatakan untuk pelestarian ekosistem terumbu karang.
Selain itu untuk mendukung program pemerintah menjadikan kawasan bawah air Tanjung Benoa sebagai water sport. Terumbu karang dahulu diikatkan pada rangka-rangka besi terlebih dahulu sebelum dibawa ke dasar perairan sedalam sekira 15 meter. Lalu terumbu karang tersebut ditanam di bangkai kapal bekas penenggelaman. Kegiatan transplantasi karang ini disambut baik oleh pengusaha Apollo Water Sport, Made Tromat. “Saya sebagai pengusaha water sport sangat berterimakasih atas kegiatan seperti ini,” tuturnya. *p
Ditpolair Polda Bali bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM), Gabungan Pengusaha Wisata Bahari (Gahawisri), dan Perhimpunan Penyelam Profesional Bali melakukan penanaman kembali (transplantasi) 900 koral atau terumbu karang, Sabtu (25/11). Ratusan karang tersebut sebelumnya hasil tangkapan anggota Ditpolair Polda Bali. Transplantasi ini dilakukan pada bekas kapal KM Fransiska yang ditenggelamkan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti di perairan Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, pada 1 April 2017 lalu.
Dir Polair Polda Bali, Kombes Sukandar mengungkapkan tangkapan karang ilegal tersebut sebelumnya dilakukan di daerah Ketewel, Gianyar. Saat itu karang tersebut dikemas dalam tujuh boks dan diletakkan di pinggir jalan raya. “Yang kita tanam pada hari ini sebanyak 900 dari jumlah seluruhnya 1.000 koral. Koral-koral ini diselundupkan dari Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Pada saat ditemukan koral ini tak dilengkapi dengan dokumen dari BKSDA,” ungkap Kombes Sukandar.
Kombes Sukandar mengatakan modus ini sering dilakukan oleh pelaku untuk mengelabui petugas. Dalam delapan bulan terakhir pihaknya sudah menemukan tujuh kasus yang hingga kini belum diketahui tersangkanya. Sementara untuk transplantasi karang yang dilakukan di perairan Tanjung Benoa, Kombes Sukandar mengatakan untuk pelestarian ekosistem terumbu karang.
Selain itu untuk mendukung program pemerintah menjadikan kawasan bawah air Tanjung Benoa sebagai water sport. Terumbu karang dahulu diikatkan pada rangka-rangka besi terlebih dahulu sebelum dibawa ke dasar perairan sedalam sekira 15 meter. Lalu terumbu karang tersebut ditanam di bangkai kapal bekas penenggelaman. Kegiatan transplantasi karang ini disambut baik oleh pengusaha Apollo Water Sport, Made Tromat. “Saya sebagai pengusaha water sport sangat berterimakasih atas kegiatan seperti ini,” tuturnya. *p
Komentar