15.000 Pelanggan PDAM di Kecamatan Klungkung Krisis Air
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih 15.000 pelanggan, PDAM Klungkung buat sementara akan fungsikan 4 sumur bor yang berkapasitas total hanya 40 liter per detik
Pipa Gravitasi PDAM Tirta Mahottama Klungkung Putus Akibat Diterjang Banjir Lahar Dingin
SEMARAPURA, NusaBali
Bencana erupsi Gunung Agung di Karangasem berimbas ke Kabupaten Klungkung. Setidaknya, 15.000 pelanggan PDAM di Klungkung kini krisis air bersih. Masalahnya, pipa gravitasi milik PDAM Tirta Mahottama Klungkung tiba-tiba putus diterjang banjir lahar dingin di sumber mata air wilayah Kecamatan Rendang, Karangasem, Senin (27/11) pagi.
Pipa gravitasi milik PDAM Tirta Mahottama Klungkung di Kecamatan Rendang diketahui terputus, Senin pagi pukul 08.00 Wita. Karena putusnya pipa PDAM akibat diterjang banjir lahar dingin ini, aliran air bersih yang tersumbat untuk masyarakat Kecamatan Klungkung mencapai 120 liter per detik.
Karenanya, ada 15.000 pelanggan PDAM yang krisis air bersih. Senin kemarin, mereka berusaha mendapatkan pasokan air bersih dengan berbagai cara. PDAM Tirta Mahottama Klungkung juga berupaya memasok air bersih melalui mobil tangki ke beberapa titik, Senin kemarin. Sebaliknya, sejumlah warga Kecamatan Klungkung yang memi-liki sumur di rumahnya, bisa bernapas lega karena mereka masih mendapatkan air bersih secara mandiri.
Terkait permasalahan air ini, Bupati Nyoman Suwirta sempat memanggil Direktur PDAM Tirta Mahottama Klungkung, I Nyoman Renin Suyasa, dan instansi terkait di Ruang Rapat Kantor Bupati Klungkung, Senin (27/11) pagi. Dalam pertemuan itu, Bupati Suwirta meminta PDAM segera membuat jaringan pendistribusian air bersih alternatif, sebagai pengganti pendistribusian jaringan saluran air bersih yang akan terputus akibat diterjang banjir lahar dingin. Selain itu, PDAM juga diminta mengoptimalkan sumur bor yang sudah ada. Dinas Pekerjaan Umum (PU) Klungkung pun diminta supaya segera fungsikan sumur bor yang sudah ada.
Sementara, Direktur PDAM Klungkung Nyoman Renin Suyasa mengatakan, untuk mengantisipasi krisis air akibat bencana erupsi Gunung Agung, pemerintah sudah menyiapkan sejumlah sumur bor yang tersebar di beberapa titik. Masing-masing, sumur bor di areal Pura Kentel Gumi (Kecamatan Banjarangkan) yang kapasitas 5 liter/detik, sumur bor di kawasan Koripan (kecamatan Banjarangkan) yang kapasi-tas 5 liter/detik, sumur bor di Desa Akah (Kecamatan Klungkung) yang berkapasitas 20 liter/detik, dan sumur bor Lapangan Puputan Klungkung yang berkapisitas 10 liter/detik.
Nyoman Renin Suyasa menyebutkan, terkait putusnya pipa gravitasi PDAM Tirta Mahottama di sumber mata air kawasan Kecamatan Rendang, pihaknya sedang bekerja membuatkan saluran air bersih cadangan. Menurut Renin Suyasa, pipa grafitasi di sumber mata air yang putus kemarin pagi berkapasitas 120 liter per/detik.
Sedangkan sumber air dari empat unit sumur bor hanya berkapasitas total 40 liter/detik. “Tentu saja ini pasti kurang. Jadi, nanti kami atur dengan sistem bergilir, di mana 24 jam untuk pasok air di daerah hilir dan 24 jam berikutnya untuk di daerah hulu. Kami minta masyarakat untuk menampung air pada saat-saat tertentu,” jelas Renin Suyasa.
“Kami juga imbau masyarakat agar bisa membeli profil tank untuk menampung air PDAM saat mengalir (dari sumur bor),” ujarnya. PDAM Tirta Mahottama Klungkung kemarin langsung mengeluarkan surat pengumuman dengan Nomor 258/UM.01.01./PDAM TM.KLK/XI/2017. Dalam surat tersebut, PDAM mengharapkan masyarakat untuk mena-mpung air saat dapat giliran mengalir.
Sementara itu, puluhan ribu warga Kecamatan Klungkung sempat keteteran mencari air untuk konsumsi dan kebutuhan MCK, Senin kemarin. Pantauan NusaBali di Banjar Jero Kapal, Desa Gelgel, Kecamatan Klungkung terlihat puluhan warga antre mendapatkan air bersih dari sebuah rumah yang air PDAM-nya masih mengalir.
“Air PDAM-nya masih mengalir, mungkin karena di sini lokasinya agak di bawah. Tapi, ini kemungkinan akan segera habis,” ujar pemilik rumah, I Nengah Suantara. Warga yang mencari air di rumah Nengah Suantara, bukan hanya dari Desa Gelgel dan sekitarnya. Bahkan, ada pula asal Banjar Tabanan, Desa Kamasan, Kecamatan Klungkung, yakni Ni Nyoman Sumariani.
Menurut Nyoman Sumariani, dirinya kebingunan ke mana harus mencari pasokan air. Sebab, jaringan air PDAM di rumahnya tidak mengalir sejak pagi. “Setelah saya dengar ada air di sini (Desa Gelgel), saya langsung bergegas membawa galon ke sini,” tutur Sumariani.
Lain lagi cerita Ni Komang Sriadnyani, warga yang tinggal di Desa Ta-ngkas, Kecamatan Klungkung. Karena kondisi kepepet, dia terpaksa membeli air untuk MCK seharga Rp 5.000 per galon. “Air satu galon hanya cukup untuk mandi bertiga bersama suami dan anak saya,” ujar Komang Sriadnyani. “Sedangkan untuk kebutuhan konsumsi, saya membeli air kemasan galon bermerk seharga Rp 17.000 segalon.” *wan
SEMARAPURA, NusaBali
Bencana erupsi Gunung Agung di Karangasem berimbas ke Kabupaten Klungkung. Setidaknya, 15.000 pelanggan PDAM di Klungkung kini krisis air bersih. Masalahnya, pipa gravitasi milik PDAM Tirta Mahottama Klungkung tiba-tiba putus diterjang banjir lahar dingin di sumber mata air wilayah Kecamatan Rendang, Karangasem, Senin (27/11) pagi.
Pipa gravitasi milik PDAM Tirta Mahottama Klungkung di Kecamatan Rendang diketahui terputus, Senin pagi pukul 08.00 Wita. Karena putusnya pipa PDAM akibat diterjang banjir lahar dingin ini, aliran air bersih yang tersumbat untuk masyarakat Kecamatan Klungkung mencapai 120 liter per detik.
Karenanya, ada 15.000 pelanggan PDAM yang krisis air bersih. Senin kemarin, mereka berusaha mendapatkan pasokan air bersih dengan berbagai cara. PDAM Tirta Mahottama Klungkung juga berupaya memasok air bersih melalui mobil tangki ke beberapa titik, Senin kemarin. Sebaliknya, sejumlah warga Kecamatan Klungkung yang memi-liki sumur di rumahnya, bisa bernapas lega karena mereka masih mendapatkan air bersih secara mandiri.
Terkait permasalahan air ini, Bupati Nyoman Suwirta sempat memanggil Direktur PDAM Tirta Mahottama Klungkung, I Nyoman Renin Suyasa, dan instansi terkait di Ruang Rapat Kantor Bupati Klungkung, Senin (27/11) pagi. Dalam pertemuan itu, Bupati Suwirta meminta PDAM segera membuat jaringan pendistribusian air bersih alternatif, sebagai pengganti pendistribusian jaringan saluran air bersih yang akan terputus akibat diterjang banjir lahar dingin. Selain itu, PDAM juga diminta mengoptimalkan sumur bor yang sudah ada. Dinas Pekerjaan Umum (PU) Klungkung pun diminta supaya segera fungsikan sumur bor yang sudah ada.
Sementara, Direktur PDAM Klungkung Nyoman Renin Suyasa mengatakan, untuk mengantisipasi krisis air akibat bencana erupsi Gunung Agung, pemerintah sudah menyiapkan sejumlah sumur bor yang tersebar di beberapa titik. Masing-masing, sumur bor di areal Pura Kentel Gumi (Kecamatan Banjarangkan) yang kapasitas 5 liter/detik, sumur bor di kawasan Koripan (kecamatan Banjarangkan) yang kapasi-tas 5 liter/detik, sumur bor di Desa Akah (Kecamatan Klungkung) yang berkapasitas 20 liter/detik, dan sumur bor Lapangan Puputan Klungkung yang berkapisitas 10 liter/detik.
Nyoman Renin Suyasa menyebutkan, terkait putusnya pipa gravitasi PDAM Tirta Mahottama di sumber mata air kawasan Kecamatan Rendang, pihaknya sedang bekerja membuatkan saluran air bersih cadangan. Menurut Renin Suyasa, pipa grafitasi di sumber mata air yang putus kemarin pagi berkapasitas 120 liter per/detik.
Sedangkan sumber air dari empat unit sumur bor hanya berkapasitas total 40 liter/detik. “Tentu saja ini pasti kurang. Jadi, nanti kami atur dengan sistem bergilir, di mana 24 jam untuk pasok air di daerah hilir dan 24 jam berikutnya untuk di daerah hulu. Kami minta masyarakat untuk menampung air pada saat-saat tertentu,” jelas Renin Suyasa.
“Kami juga imbau masyarakat agar bisa membeli profil tank untuk menampung air PDAM saat mengalir (dari sumur bor),” ujarnya. PDAM Tirta Mahottama Klungkung kemarin langsung mengeluarkan surat pengumuman dengan Nomor 258/UM.01.01./PDAM TM.KLK/XI/2017. Dalam surat tersebut, PDAM mengharapkan masyarakat untuk mena-mpung air saat dapat giliran mengalir.
Sementara itu, puluhan ribu warga Kecamatan Klungkung sempat keteteran mencari air untuk konsumsi dan kebutuhan MCK, Senin kemarin. Pantauan NusaBali di Banjar Jero Kapal, Desa Gelgel, Kecamatan Klungkung terlihat puluhan warga antre mendapatkan air bersih dari sebuah rumah yang air PDAM-nya masih mengalir.
“Air PDAM-nya masih mengalir, mungkin karena di sini lokasinya agak di bawah. Tapi, ini kemungkinan akan segera habis,” ujar pemilik rumah, I Nengah Suantara. Warga yang mencari air di rumah Nengah Suantara, bukan hanya dari Desa Gelgel dan sekitarnya. Bahkan, ada pula asal Banjar Tabanan, Desa Kamasan, Kecamatan Klungkung, yakni Ni Nyoman Sumariani.
Menurut Nyoman Sumariani, dirinya kebingunan ke mana harus mencari pasokan air. Sebab, jaringan air PDAM di rumahnya tidak mengalir sejak pagi. “Setelah saya dengar ada air di sini (Desa Gelgel), saya langsung bergegas membawa galon ke sini,” tutur Sumariani.
Lain lagi cerita Ni Komang Sriadnyani, warga yang tinggal di Desa Ta-ngkas, Kecamatan Klungkung. Karena kondisi kepepet, dia terpaksa membeli air untuk MCK seharga Rp 5.000 per galon. “Air satu galon hanya cukup untuk mandi bertiga bersama suami dan anak saya,” ujar Komang Sriadnyani. “Sedangkan untuk kebutuhan konsumsi, saya membeli air kemasan galon bermerk seharga Rp 17.000 segalon.” *wan
Komentar