Hotel Gratiskan Inap Satu Malam
Bukan hanya anggota PHRI, namun semua akomodasi diminta membantu wisatawan yang ‘terjebak’ akibat penutupan bandara pasca erupsi Gunung Agung.
DENPASAR, NusaBali
Rapat stakeholder kepariwisataan yang tergabung dalam Bali Tourism Hospitality (BHT) di Bali Tourism Board (BTB) di Denpasar, Senin (27/11) sepakat memberi pelayanan sesuai apa yang sudah disepakati sebelumnya. Di antaranya layanan one free night, layanan lain yang menunjukkan bahwa wisman merasa diperhatikan dan merasa nyaman meskipun dalam suasana erupsi Gunung Agung.
Rapat rencananya dipimpin langsung Menpar Arief Yahya. Namun karena Bandara I Gusti Ngurah Rai tutup, Menpar Arief Yahya tak bisa hadir . Solusinya rapat dipandu lewat teleconference. Rapat dikoordinir Kadispar Bali Anak Agung Gede Yuniarta Putra. Sejumlah stakeholder yang hadir Ketua Bali Tourism Board (BTB) Ida Bagus Agung Partha, Ketua Asita Bali I Ketut Ardana, Ketua HPI Bali I Nyoman Nuarta, Ketua PHRI Bali Tjokorda Oka Arta Ardana Sukawati, Ketua Putri IGA Inda Trimafo Yudha dan yang lainnya disaksikan Ketua Tim Crisis Centre Kementerian Pariwisata I Gusti Ngurah Putra.
Di sela-sela rapat Ketua Tim Krisis Centre I Gusti Ngurah Putra menyatakan Kementerian Pariwisata tentunya memback up penuh, upaya memberi pelayanan kepada wisatawan yang terdampak bencana (erupsi Gunung Agung). “ Baik wisatawan manca negara maupun wisatawan nusantara,” ujar Ngurah Putra.
Pelayanan tersebut meliputi pelayanan informasi, pendampingan bagi wisatawan yang memerlukan asistensi dalam mobilisasinya. “Tugas kami adalah memperkuat Bali Tourism Board(BHT) yang sudah terbentuk sebelumnya,” kat Ngurah Putra. Karena Kemenpar pada akhir September lalu, sudah membentuk sistem dan set up sistem untuk mengantisipasi perkembangan kondisi Gunung Agung. Lanjutanya, baik kaitannya dengan komunikasi, mitigasi dan layanan. “Kami tidak gunakan istilah evakuasi karena dalam pariwisata yang kita depankan adalah hospitalitynya,” ujar Ngurah Putra. Semua layanan tersebut sangat penting, menurut Ngurah Putra jangan sampai Bali seolah-olah kolaps
Khusus pendampingan di Bandara Ngurah Rai, ada 24 staf yang bertugas melakukan pendampingan. Ke -24 staf tersebut bertugas dua sheef, pagi dan sore masing-masing 12 personel.
Sementara soal pemberlakuan one free night tersebut ditegaskan Ketua PHRI Bali Tjokorda Oka Arta Ardana Sukawati. Dikatakan wisatawan terdampak diberi free semalam setelah penetapan status bencana /awas (Senin, 27/11). “Bukan hanya kepada anggota PHRI, kepada semua akomodasi kita minta itu, karena sudah menjadi kesepakatan bersama dengan Pemerintah,” ujar Cok Ace, sapaan Tjokorda Oka Arta Ardana Sukawati. Walau tidak sanksi – hanya sanksi moral, Cok Ace berharap hal ini dipatuhi.
Kata Cok Ace inilah salah satu bentuk pedulian di saat kondisi seperti berat sekarang ini. “Namun rata-rata mereka sudah confirm,” ungkapnya.
Lantas bagaimana jika lewat dari sehari ? Kata Cok Ace itu diterapkan basic available rate (BAR) yang merupakan kebijakan masing-masing hotel. Untuk itu, pihaknya tentu bisa mencampuri. Tentunya dengan layanan maupun servis lainnya. “Kalau free terus kan tidak mungkin. Mereka (wisatawan) tentu menyadari,” ujarnya.
Kadispar Anak Agung Gede Yuniarta Putra juga menegaskan hal serupa. Dia berharap layanan yang maksimal kepada wisatawan yang terdampak bencana Gunung Agung, bisa mempercepat proses recovery pariwisata Bali. “Ini akan menjadi publish langsung , bahwa mereka diperhatikan dan dilayani dengan baik,” ujar Yuniarta Putra.
Jumlah sementara wisatawan manca negara yang terdampak atau masih tertinggal di Bali 164.000 wisman. Untuk kepentingan pelayanan, keberangkatan dengan darat mereka disiapkan kendaraan bus dan bus kecil. Ada dua alternatif yakni penyeberangan lewat darat yakni Gilimanuk dan Padangbai. Yang terakhir ini Padangbai tak memungkinkan karena juga terimbas Gunung Agung. Sehingga sementara lewat Gilimanuk, menuju Surabaya atau Jakarta menuju negara asal wisman. “Banyak juga yang sudah ditangani maskapai langsung dicarikan hotel,” ungkap Yuniarta Putra.
Sementara Asita menyiapkan tidak kurang dari 700 armada/bus. Belum lagi dari pihak hotel. “Kita harapkan semua berperan,” ujar Ketua Asita Bali I Ketut Ardana.
Sebelumnya beberapa kalangan manejemen hotel mengaku siap melayani semaksimal mungkin wisman yang terdampak bencana Gunung Agung. “Kita ini sudah siapkan sutle kalau ada yang mau ke bandara ,” ujar I Made Ramia Adnyana General Manejer Hotel Sovereign Bali.
Hanya saja, kata Ramia Adnyana hingga kemarin belum ada wisman dari hotelnya yang berencana berangkat. “ Yang jelas apa yang menjadi hak wisman tentu kami siapkan,” ujar Ramia Adnyana yang juga Wakil Ketua Umum Asosiasi Manager Hotel Bali ini. *k17
Rapat stakeholder kepariwisataan yang tergabung dalam Bali Tourism Hospitality (BHT) di Bali Tourism Board (BTB) di Denpasar, Senin (27/11) sepakat memberi pelayanan sesuai apa yang sudah disepakati sebelumnya. Di antaranya layanan one free night, layanan lain yang menunjukkan bahwa wisman merasa diperhatikan dan merasa nyaman meskipun dalam suasana erupsi Gunung Agung.
Rapat rencananya dipimpin langsung Menpar Arief Yahya. Namun karena Bandara I Gusti Ngurah Rai tutup, Menpar Arief Yahya tak bisa hadir . Solusinya rapat dipandu lewat teleconference. Rapat dikoordinir Kadispar Bali Anak Agung Gede Yuniarta Putra. Sejumlah stakeholder yang hadir Ketua Bali Tourism Board (BTB) Ida Bagus Agung Partha, Ketua Asita Bali I Ketut Ardana, Ketua HPI Bali I Nyoman Nuarta, Ketua PHRI Bali Tjokorda Oka Arta Ardana Sukawati, Ketua Putri IGA Inda Trimafo Yudha dan yang lainnya disaksikan Ketua Tim Crisis Centre Kementerian Pariwisata I Gusti Ngurah Putra.
Di sela-sela rapat Ketua Tim Krisis Centre I Gusti Ngurah Putra menyatakan Kementerian Pariwisata tentunya memback up penuh, upaya memberi pelayanan kepada wisatawan yang terdampak bencana (erupsi Gunung Agung). “ Baik wisatawan manca negara maupun wisatawan nusantara,” ujar Ngurah Putra.
Pelayanan tersebut meliputi pelayanan informasi, pendampingan bagi wisatawan yang memerlukan asistensi dalam mobilisasinya. “Tugas kami adalah memperkuat Bali Tourism Board(BHT) yang sudah terbentuk sebelumnya,” kat Ngurah Putra. Karena Kemenpar pada akhir September lalu, sudah membentuk sistem dan set up sistem untuk mengantisipasi perkembangan kondisi Gunung Agung. Lanjutanya, baik kaitannya dengan komunikasi, mitigasi dan layanan. “Kami tidak gunakan istilah evakuasi karena dalam pariwisata yang kita depankan adalah hospitalitynya,” ujar Ngurah Putra. Semua layanan tersebut sangat penting, menurut Ngurah Putra jangan sampai Bali seolah-olah kolaps
Khusus pendampingan di Bandara Ngurah Rai, ada 24 staf yang bertugas melakukan pendampingan. Ke -24 staf tersebut bertugas dua sheef, pagi dan sore masing-masing 12 personel.
Sementara soal pemberlakuan one free night tersebut ditegaskan Ketua PHRI Bali Tjokorda Oka Arta Ardana Sukawati. Dikatakan wisatawan terdampak diberi free semalam setelah penetapan status bencana /awas (Senin, 27/11). “Bukan hanya kepada anggota PHRI, kepada semua akomodasi kita minta itu, karena sudah menjadi kesepakatan bersama dengan Pemerintah,” ujar Cok Ace, sapaan Tjokorda Oka Arta Ardana Sukawati. Walau tidak sanksi – hanya sanksi moral, Cok Ace berharap hal ini dipatuhi.
Kata Cok Ace inilah salah satu bentuk pedulian di saat kondisi seperti berat sekarang ini. “Namun rata-rata mereka sudah confirm,” ungkapnya.
Lantas bagaimana jika lewat dari sehari ? Kata Cok Ace itu diterapkan basic available rate (BAR) yang merupakan kebijakan masing-masing hotel. Untuk itu, pihaknya tentu bisa mencampuri. Tentunya dengan layanan maupun servis lainnya. “Kalau free terus kan tidak mungkin. Mereka (wisatawan) tentu menyadari,” ujarnya.
Kadispar Anak Agung Gede Yuniarta Putra juga menegaskan hal serupa. Dia berharap layanan yang maksimal kepada wisatawan yang terdampak bencana Gunung Agung, bisa mempercepat proses recovery pariwisata Bali. “Ini akan menjadi publish langsung , bahwa mereka diperhatikan dan dilayani dengan baik,” ujar Yuniarta Putra.
Jumlah sementara wisatawan manca negara yang terdampak atau masih tertinggal di Bali 164.000 wisman. Untuk kepentingan pelayanan, keberangkatan dengan darat mereka disiapkan kendaraan bus dan bus kecil. Ada dua alternatif yakni penyeberangan lewat darat yakni Gilimanuk dan Padangbai. Yang terakhir ini Padangbai tak memungkinkan karena juga terimbas Gunung Agung. Sehingga sementara lewat Gilimanuk, menuju Surabaya atau Jakarta menuju negara asal wisman. “Banyak juga yang sudah ditangani maskapai langsung dicarikan hotel,” ungkap Yuniarta Putra.
Sementara Asita menyiapkan tidak kurang dari 700 armada/bus. Belum lagi dari pihak hotel. “Kita harapkan semua berperan,” ujar Ketua Asita Bali I Ketut Ardana.
Sebelumnya beberapa kalangan manejemen hotel mengaku siap melayani semaksimal mungkin wisman yang terdampak bencana Gunung Agung. “Kita ini sudah siapkan sutle kalau ada yang mau ke bandara ,” ujar I Made Ramia Adnyana General Manejer Hotel Sovereign Bali.
Hanya saja, kata Ramia Adnyana hingga kemarin belum ada wisman dari hotelnya yang berencana berangkat. “ Yang jelas apa yang menjadi hak wisman tentu kami siapkan,” ujar Ramia Adnyana yang juga Wakil Ketua Umum Asosiasi Manager Hotel Bali ini. *k17
1
Komentar