Ratusan Penyandang Disabilitas Pentas Tari Kecak Masuk Rekor Muri
Ratusan penyandang disabilitas tuna netra dari lima provinsi se-Indonesia menarikan Tari Kecak di Wantilan Tanah Lot, Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan, Selasa (28/11) sore.
TABANAN, NusaBali
Karena jumlah peserta mencapai 230 orang, aksi tersebut tercatat dalam museum rekor Indonesia (Muri). Ratusan penari penyandang tuna netra tersebut dipandu oleh seorang dalang. Meskipun gerakan para penari kurang begitu luwes, tetapi penampilan mereka membuat para pengunjung dan tamu undangan sesekali memberikan tepuk tangan. Pementasan diakhiri dengan Sita kembali direbut Rama dari culikan Rahwana.
Kepala Panti Sosial Bina Netra (PSBN) Mahatmia Bali I Ketut Supena, menjelaskan Tari Kecak massal dipentaskan untuk memperingati Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada 3 Desember mendatang.
“Ada wakil dari lima provinsi yang tergabung dalam pementasan Tari Kecak ini, yakni Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, dan Sulawesi Tenggara,” ungkapnya di sela-sela kegiatan.
Dikatakannya, sebelum pentas mereka latihan di Panti Sosial Bina Netra sekitar 30 hari. Meskipun dalam belajar terjadi kesulitan karena harus mengajari orang per orang, tetapi mereka sangat antusias berlatih. “Ada juga mantan murid kami yang ikut, jadi ini campuran laki-laki dan perempuan ikut menari kecak,” tutur Supena.
Ditambahkan, mereka tampil menari bukan ingin dikenal atau terpublikasi, tetapi memberikan ruang beraktivitas kepada penyandang disabilitas bahwa mereka juga pantas berkreasi seperti orang normal pada umumnya. Bahkan karena penampilan ini baru pertama kali dan jumlahnya terbanyak, maka tercatat dalam rekor Muri. “Sebab pementasan ini baru pertama kali dan jumlah penarinya terbanyak,” jelasnya.
Pentas Tari Kecak tersebut dihadiri Sekda Tabanan I Nyoman Wirna Ariwangsa, Kepala Dinas Sosial Tabanan I Nyoman Gede Gunawan, Kapolsek Kediri Kompol I Nyoman Sumarajaga, dan sejumlah undangan lainya baik dari Pemprov Bali dan dari jajaran pengurus PSBN Mahatmia Bali. *d
Karena jumlah peserta mencapai 230 orang, aksi tersebut tercatat dalam museum rekor Indonesia (Muri). Ratusan penari penyandang tuna netra tersebut dipandu oleh seorang dalang. Meskipun gerakan para penari kurang begitu luwes, tetapi penampilan mereka membuat para pengunjung dan tamu undangan sesekali memberikan tepuk tangan. Pementasan diakhiri dengan Sita kembali direbut Rama dari culikan Rahwana.
Kepala Panti Sosial Bina Netra (PSBN) Mahatmia Bali I Ketut Supena, menjelaskan Tari Kecak massal dipentaskan untuk memperingati Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada 3 Desember mendatang.
“Ada wakil dari lima provinsi yang tergabung dalam pementasan Tari Kecak ini, yakni Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, dan Sulawesi Tenggara,” ungkapnya di sela-sela kegiatan.
Dikatakannya, sebelum pentas mereka latihan di Panti Sosial Bina Netra sekitar 30 hari. Meskipun dalam belajar terjadi kesulitan karena harus mengajari orang per orang, tetapi mereka sangat antusias berlatih. “Ada juga mantan murid kami yang ikut, jadi ini campuran laki-laki dan perempuan ikut menari kecak,” tutur Supena.
Ditambahkan, mereka tampil menari bukan ingin dikenal atau terpublikasi, tetapi memberikan ruang beraktivitas kepada penyandang disabilitas bahwa mereka juga pantas berkreasi seperti orang normal pada umumnya. Bahkan karena penampilan ini baru pertama kali dan jumlahnya terbanyak, maka tercatat dalam rekor Muri. “Sebab pementasan ini baru pertama kali dan jumlah penarinya terbanyak,” jelasnya.
Pentas Tari Kecak tersebut dihadiri Sekda Tabanan I Nyoman Wirna Ariwangsa, Kepala Dinas Sosial Tabanan I Nyoman Gede Gunawan, Kapolsek Kediri Kompol I Nyoman Sumarajaga, dan sejumlah undangan lainya baik dari Pemprov Bali dan dari jajaran pengurus PSBN Mahatmia Bali. *d
Komentar