Siswa Esaba Bagi Pita Merah
Siswa SMPN 1 Bangli (Esaba) bagikan pita merah pada setiap pengendara yang melintas di Jalan Nusantara, Kelurahan Cempaga, Bangli, Jumat (1/12).
BANGLI, NusaBali
Bagi-bagi pita merah oleh puluhan siswa ini untuk membangun kesadaran masyarakat, utamanya generasi muda dalam mencegah penyebaran virus HIV/AIDS. Pembagian pita ini merupakan kegiatan dari anggota ekstrakulikuler Pik-Remaja bersama OSIS serta anggota Patroli Keamaan Sekolah (PKS).
Anggota Pik-Remaja, Ni Made Anggita Sasty Dewi mengaku bagi-bagi pita serta brosur yang berisakan imbauan bahaya virus HIV/Aids. “Kami berharap dengan kegiatan ini, generasi muda memiliki kesadaran untuk tidak melakukan kegiatan yang bisa merugikan masa depan, seperti menggunakan narkoba maupuan seks bebas,” ungkapnya. Siswa lainnya, Luh Ayu Risma Sasmita mengajak pintar memilih teman agar tidak terjerumus pada hal-hal negatif yang akan merugikan diri sendiri maupun keluarga dan lingkungan. “Kegiatan sekolah bisa dioptimalkan dengan mengikuti kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan positif lainnya,” ujar siswa kelas IX ini.
Dikatakan, kegiatan Pik-Remaja cukup intens memberikan imbauan bagi masyarakat agar waspada terhadap penyebaran virus HIV/AIDS. Bahkan sosialisasi masuk ke banjar-banjar. “Kami mengingatkan agar tidak menjauhi penderita AIDS, namun yang perlu dijauhi virusnya,” imbuhnya. Sementara Kepala SMPN 1 Bangli, I Wayan Widiana Sandhi mengatakan apa yang dilakukan para siswa bisa memberikan dampak positif di masyakarat. “Kami berharap kegiatan ini mampu memberikan semangat pada generasi muda untuk melakukan hal-hal yang positif. Ikut menyuarakan kegiatan pencegahan penyebaran HIV/AIDS,” ungkapnya.
Terpisah, Kasi Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Bangli, I Nyoman Sudarma mengatakan berdasarkan data awal bulan Desember 2017 tercatat 347 kasus terinveksi HIV/AIDS. Terkait penanganan, pihaknya melakukan beberapa upaya termasuk melibatkan pihak desa dengan membentuk kader desa peduli AIDS dan narkoba “Kader binaan kami ini nantinya akan melakukan sosialiasi ke masyarakat di desanya,” sebut Sudarma. Disamping itu pihaknya juga menggandeng desa pakraman dalam hal penanganan warga yang meninggal karena AIDS. “Kami berikan cara atau metode memandikan jenasah yang meninggal karena AIDS,” ungkapnya. Dinas Kesehatan Bangli juga memiliki program ibu hamil diwajibkan tes darah. Jika ibu hamil positif HIV/AIDS, proses persalinan wajib dilakukan secara caesar dan tidak menyusui bayinya. *e
Bagi-bagi pita merah oleh puluhan siswa ini untuk membangun kesadaran masyarakat, utamanya generasi muda dalam mencegah penyebaran virus HIV/AIDS. Pembagian pita ini merupakan kegiatan dari anggota ekstrakulikuler Pik-Remaja bersama OSIS serta anggota Patroli Keamaan Sekolah (PKS).
Anggota Pik-Remaja, Ni Made Anggita Sasty Dewi mengaku bagi-bagi pita serta brosur yang berisakan imbauan bahaya virus HIV/Aids. “Kami berharap dengan kegiatan ini, generasi muda memiliki kesadaran untuk tidak melakukan kegiatan yang bisa merugikan masa depan, seperti menggunakan narkoba maupuan seks bebas,” ungkapnya. Siswa lainnya, Luh Ayu Risma Sasmita mengajak pintar memilih teman agar tidak terjerumus pada hal-hal negatif yang akan merugikan diri sendiri maupun keluarga dan lingkungan. “Kegiatan sekolah bisa dioptimalkan dengan mengikuti kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan positif lainnya,” ujar siswa kelas IX ini.
Dikatakan, kegiatan Pik-Remaja cukup intens memberikan imbauan bagi masyarakat agar waspada terhadap penyebaran virus HIV/AIDS. Bahkan sosialisasi masuk ke banjar-banjar. “Kami mengingatkan agar tidak menjauhi penderita AIDS, namun yang perlu dijauhi virusnya,” imbuhnya. Sementara Kepala SMPN 1 Bangli, I Wayan Widiana Sandhi mengatakan apa yang dilakukan para siswa bisa memberikan dampak positif di masyakarat. “Kami berharap kegiatan ini mampu memberikan semangat pada generasi muda untuk melakukan hal-hal yang positif. Ikut menyuarakan kegiatan pencegahan penyebaran HIV/AIDS,” ungkapnya.
Terpisah, Kasi Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Bangli, I Nyoman Sudarma mengatakan berdasarkan data awal bulan Desember 2017 tercatat 347 kasus terinveksi HIV/AIDS. Terkait penanganan, pihaknya melakukan beberapa upaya termasuk melibatkan pihak desa dengan membentuk kader desa peduli AIDS dan narkoba “Kader binaan kami ini nantinya akan melakukan sosialiasi ke masyarakat di desanya,” sebut Sudarma. Disamping itu pihaknya juga menggandeng desa pakraman dalam hal penanganan warga yang meninggal karena AIDS. “Kami berikan cara atau metode memandikan jenasah yang meninggal karena AIDS,” ungkapnya. Dinas Kesehatan Bangli juga memiliki program ibu hamil diwajibkan tes darah. Jika ibu hamil positif HIV/AIDS, proses persalinan wajib dilakukan secara caesar dan tidak menyusui bayinya. *e
1
Komentar