Keluarga Kenali dari Baju Kaos dan Gelang Perak
Balian menyebut Ketut Wina masih hidup namun masih disembunyikan oleh makhluk halus. Karena itu, pihak keluarga terus menunggu tanpa pernah membuatkan upacara kematian.
Teruna Lingsir Menghilang Sejak Januari, Ditemukan Tinggal Tengkorak
SINGARAJA, NusaBali
Peristiwa langka terjadi di Desa Julah, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Sabtu (2/12). Seorang pekak berusia 80 tahun, Ketut Wijana alias Ketut Wina, asal Banjar Batu Gambir, Desa Julah, yang sempat menghilang hampir setahun, mendadak ditemukan. Namun saat ditemukan, pekak Ketut Wina hanya tinggal tulang kerangka dan tengkorak.
Keluarga yakin tulang kerangka dan tengkorak tersebut adalah pekak Ketut Wina, teruna lingsir, dari baju kaos warna biru dan gelang perak yang ditemukan bersama kerangka tersebut.
Peristiwa itu berawal ketika salah seorang warga, Nengah Budayasa, asal Desa Julah, tanpa sengaja menemukan tengkorak manusia di tebing Bukit Empelan Banjar Kangin, Desa Julah, pada Sabtu (2/12) pagi. Kala itu, Budayasa tengah menyusuri Tukad Kreteg guna mencari batang pohon sebagai bahan bonsai sekitar pukul 07.00 Wita. Tengkorak manusia itu ditemukan nyangkut di sisi tebing Bukit Empelan.
Temuan itu kemudian disampaikan kepada warga termasuk aparat kepolisian. Setelah polisi bersama warga mendatangi lokasi tengkorak, ternyata ditemukan lagi tulang manusia tidak jauh dari lokasi temuan tengkorak. Tulang manusia berupa tangan dan kaki itu ditemukan hanya berjarak sekitar 5 meter di atas lokasi tengkorak manusia. Tulang manusia berupa tangan dan kaki itu ditemukan masih terbungkus baju kaos lengan pendek warga biru. Di tulang bagian tangan juga ditemukan gelang perak. Semua temuan itu kemudian dikumpulkan oleh polisi dan warga.
Nah, diketahui tengkorak dan tulang manusia yang ditemukan itu adalah Ketut Wina yang sempat menghilang hampir setahun lalu. Pihak keluarga meyakini tengkorak itu adalah Ketut Wina dari ciri-ciri barang yang ditemukan berupa baju kaos warna biru dan gelang perak.
Informasinya, Ketut Wina ini merupakan teruna lingsir (tidak pernah kawin). Selama ini dia tinggal bersama adiknya Gede Ngani, 65, yang sudah berkeluarga di Banjar Batu Gambir. Nah sekitar Januari 2017 lalu, Ketut Wina dikabarkan hilang entah ke mana. Sebelum hilang, Ketut Wina pamit madelokan (melayat) ke rumah orang meninggal yang ada di Banjar Kangin. Namun hingga malam, Ketut Wina tidak juga pulang. Pihak keluarga sudah mencari, namun tidak ditemukan. Pencarian pun dilanjutkan bersama seluruh warga Banjar Batu Gambir selama hampir 10 hari. Seluruh tempat, termasuk menyusuri Tukad Kreteg disusuri warga bersama keluarga, namun Ketut Wina tidak juga ditemukan.
Warga kemudian mengira Ketut Wina hanyut hingga ke laut, lantaran saat dinyatakan hilang, air Tukad Kreteg sedang meluap karena musim penghujan. Namun, pihak keluarga belum percaya, karena hasil menanyakan kepada balian (orang pintar), Ketut Wina dinyatakan masih hidup namun masih disembunyikan oleh makhluk halus. Karena itu, pihak keluarga terus menunggu kedatangan Ketut Wina, tanpa pernah membuatkan upacara kematian.
Kepala Desa (Perbekel) Desa Julah Ketut Kanis Tenaya membenarkan tengkorak dan tulang manusia yang ditemukan itu sudah diakui sebagai keluarga dari Gede Ngani, warga Banjar Batu Gambir. Rencananya pengakuan pihak keluarga tentang tengkorak dan tulang belulang itu akan dibuatkan surat pernyataan, menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.
“Memang sudah ada pihak keluarga yang mengakui, nanti kami buatkan surat pernyataan. Dan katanya, Ketut Wina itu sudah pikun, terkadang lupa jalan pulang,” tuturnya.
Sementara Kapolsek Tejakula Kompol Wayan Sartika, mengatakan tengkorak dan tulang tersebut diakui pihak keluarga berdasarkan ciri-ciri dari baju kaos dan gelang perak yang ditemukan di lokasi. Karena diyakini tengkorak dan tulang manusia itu adalah Ketut Wina, maka pihak keluarga menyatakan ikhlas menerima kematian korban.
“Kami lakukan pemeriksaan saksi-saksi dan olah tempat kejadian perkara, tengkorak dan tulang itu sudah dikenali oleh pihak keluarga berdasasrkan bukti gelang dan pakaian yang juga kami temukan di TKP,” kata Kompol Sartika.
Menurut Kompol Sartika, keluarga menerima kematian korban dengan ikhlas dan menolak untuk melakukan pemeriksana lebih lanjut. Atas kondisi ini, polisi belum memastikan penyebab kematian korban. Namun, dari keterangan kerabatnya, bahwa korban dikenal sering lupa ingatan/pikun dan sudah lanjut usia (lansia). Diduga, karena terpeleset saat melintas di TKP, korban terjatuh ke tebing hingga meninggal dunia.
Kemarin pihak keluarga telah mengambil tulang belulang korban untuk disemayamkan di rumah duka. Rencananya, tulang belulang itu akan dikubur dan diupacarai menurut kebiasaan warga di Desa Julah, dalam waktu dekat. *k19
Komentar