Penetapan Paket Cagub – Cawagub Golkar Terhambat
Pengumuman pasangan Calon Gubernur (Cagub)-Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Bali berdasarkan survei LSI Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), terancam mundur dari jadwal semula 6 Desember 2017 nanti.
Survei Terkendala Gunung Agung
DENPASAR, NusaBali
Masalahnya, data survei kandidat untuk Pilgub Bali 2018 hingga kini belum masuk SMRC, gara-gara terkendala bencana erupsi Gunung Agung.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu Wilayah Bali-NTB-NTT DPP Golkar, AA Bagus Adhi Mahendra Putra alias Gus Adhi, mengatakan pelaksanaan survei kandidat dan pengambilan sampel dengan metode yang ditentukan SMRC sudah dilaksanakan di Bali. Namun, saat akan dilakukan pengiriman data ke SMRC, terjadi kendala. “Karena erupsi Gunung Agung, data yang kita kirim terlambat masuk ke Jakarta. Masalahnya, Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban sempat ditutup,” ungkap Gus Adhi saat dikonfirmasi NusaBali, Minggu (3/12).
Menurut Gus Adhi, data hasil pengambilan sampel di Bali yang melibatkan 1.200 responden, tidak bisa dikirimkan ke Jakarta lewat email. Pasalnya, data tersebut me-rupakan data mentah. “Ada 1.200 responden yang diambil dari Bali. Itu data yang mentahan, belum diolah, tidak bisa dikirimkan lewat email. Banyak itu datanya. Itu sebabnya, terlambat dan baru kemarin (Sabtu) masuk datanya,” tandas Gus Adhi yang juga anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali.
Karena kondisi seperti ini, Gus Adhi mengisyaratkan bukan tak mungkin hasil survei Cagub-Cawagub Bali terlambat untuk diumumkan. Semula, DPP Golkar akan mengumumkan paket Cagub-Cawagub Bali untuk Pilgub 2018 berdasarkan hasil survei, 6 Desember 2017 lusa.
“Mudah-mudahan tidak terlambat. Kita harapkan hasil survei bisa dibuka 6 Desember nanti. Tapi, dengan kondisi ini, bisa saja molor,” keluh politisi Golkar asal Kelurahan Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Badung yang notabene putra dari politisi gaek mantan anggota DPR RI Dapil Bali 2009-2014, I Gusti Ketut Adhiputra ini.
Gus Adhi menegaskan, mengolah data hasil survei mentahan bukanlah perkara mudah. “Pengalaman kita bekerjasama dengan LSI itu, kan perlu waktu untuk mengolah data. Apalagi, bukan hanya survei dari Bali saja yang ditangani (SMRC, Red). Jadi, perlu akurasi, karena harus dipertanggungjawabkan secara ilmiah juga. Tapi, DPP Golkar akan berusaha tepat waktu,” ujar Gus Adhi yang kini duduk Komisi IV DPR RI.
Ditanya soal tiket rekomendasi bisa bermasalah, karena gonjang-ganjing Ketua Umum DPP Golkar Setya Novanto dan usulan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar, menurut Gus Adhi, itu tidak ada pengaruhnya. “Apanya yang berpengaruh? Nggak berpengaruh. Roda organisasi Golkar kan tetap berjalan,” kilah Gus Adhi.
Bagaimana kalau terjadi perubabahan paket calon? Menurut Gus Adhi, soal siapa yang berwenang menandatangani rekomendasi paket calon untuk tarung Pilgub Bali 2018, dikomunikasikan oleh DPP Golkar dengan KPU RI. “Kami sudah komunikasi dengan KPU. Kalau terjadi perubahan Cagub-Cawagub, siapa yang berwenang menandatangani dari DPP Golkar, sudah kita komunikasikan dan konsultasikan dengan KPU.”
Menurut Gus Adhi, dirinya selaku Korwil Bali DPP Golkar idak mau berandai-andai soal kewenangan menandatangani surat rekomendasi Cagub-Cawagub. “Sekarang sudah ada Plt (Pelaksana Tugas) Ketua Umum DPP Golkar (maksudnya, Idrus Marham, Red). Saya juga sempat mengecek Peraturan KPU (PKPU) tentang pencalonan kepala daerah, bahwa surat rekomendasi itu diterbitkan DPP Partai pengusung. Nah untuk otentiknya, ini kita konsultasikan terus,” tegas Gus Adhi.
Gus Adhi sendiri sebelumnya berinisiatig melakukan survei dan simulasi 6 pasangan Cagub-Cawagub untuk Pilgub 2018. Enam (6) paket simulasi yang disurvei itu masing-maisng I Ketut Sudikerta-IB Rai Dharmawijaya Mantra (Kerta-Dharma), Ketut Sudikerta-Gede Pasek Suardika (Kerta-Pasek), Ketut Sudikerta-Wisnu Bawa Tenaya (Kerta-WBT), Rai Mantra-Sudikerta (Dharma-Kerta), Rai Mantra-Gede Sumarjaya Linggih (Dharma-Sulinggih), dan Rai Mantra-Wisnu Bawa Tenaya (Dharma-WBT).
Ketut Sudikerta alias SGB (Sudikerta Gubernur Bali) adalah Ketua DPD I Golkar Bali yang kini menjabat Wakil Gubernur Bali 2013-2018. Politisi asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung ini sudah direkomendasi DPP Golkar sebagai Cagub Bali ke Pilgub 2018. DPD II Golkar Kabupaten/Kota se-Bali pun sudah bulat ikrarkan SGB sebagai Cagub Bali 2018.
Sedangkan Rai Mantra adalah kandidat non kader yang kini menjabat Walikota De-npasar. Rai Mantra sebelumnya sempat mental dari pencalonan di PDIP, karena ngotot minta posisi Cagub Bali 2018---yang direkomendasikan DPP PDIP untuk Wayan Koster. Sementara Gede Pasek Suardika adalah politisi asal Singaraja, Buleleng yang kini Wakil Ketua Umum DPP Hanura dan sekaligus anggota DPD RI Daopil Bali.
Sebaliknya, Wisnu Bawa Tenaya adalah tokoh non kader mantan Danjen Kopassus dan Pangdam IX/Udayana yang kini menjabat Ketua Umum PHDI Pusat. Sedangkan Gede Sumarjaya Linggih alias Demer adalah politisi asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng yang kini anggota Dewan Pakar DPP Golkar dan duduk di DPR RI Dapil Bali.
Sementara itu, Sekretaris DPD I Golkar Bali Nyoman Sugawa Korry mengatakan, berdasarkan hasil rapat DPD I Golkar Bali dengan para Ketua DPD II Golkar Ka-bupaten/Kota se-Bali, beberapa waktu lalu, Ketut Sudikerta selaku Ketua DPD I Golkat Bali diberi keleluasaan untuk menentukan siapa pasangan Cagub-Cawagub yang diusung partainya ke Pilgub 2018. Intinya, Sudikerta dipersilakan menentukan siapa kandidat yang layak diusung, baik Cagub maupun Cawagub, dengan mengikuti perkembangan politik yang terjadi.
"Ya, artinya menentukan pasangan calon yang layak diusung atas dasar perkembangan politik yang berkembang," ujar Sugawa Korry yang juga Wakil Ketua DPRD Bali saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, tadi malam.
Sugawa Korry menyebutkan, Sudikerta alias SGB telah ditetapkan menjadi Cagub Bali 2018 atas keputusan DPP Golkar dan dukungan DPD II Golkar Kabupaten/Kota se-Bali. SGB diberi deadline sampai 20 Desember 2017 untuk memutuskan. "Ya, kita sudah serahkan ke Pak Sudikerta, deadline sampai 20 Desember untuk dia memutuskan pasangan calon. Kita tunggu saja," tegas politisi senior Golkar asal Desa Banyuati, Kecamatan Banjar, Buleleng ini. *nat
Komentar