Aparat Polsek Kuta Antisipasi Kedatangan Rombongan Schoolish
Pihak Kepolisian Sektor Kuta siap menyambut kedatangan ribuan pelajar setingkat SMA dari Australia.
MANGUPURA, NusaBali
Ribuan pelajar yang baru lulus sekolah itu biasanya menyerbu Kuta sebagai tempat merayakan kelulusannya bersama teman-temannya. Biasanya itu terjadi mulai akhir November hingga awal Desember.
Kapolsek Kuta Kompol I Wayan Sumara, mengemukakan rombongan siswa yang datang ke Bali itu disebut schoolish. Dikatakannya program itu merupakan program tahunan yang difasilitasi oleh salah satu lembaga swadaya masyarakat (LSM) dari Australia bernama RedFrog.
Kompol Sumara mengaku sudah berkoordinasi denga pihak Konsulat Australia untuk hadir ke Polsek Kuta terkait persiapan kedatangan ribuan pelajar dari Negeri Kanguru itu. “Kami aparat kepolisian siap menjamin keamanan dan kenyamanan. Kami akan berkoordinasi dengan desa adat untuk secara bersama-sama meningkatkan keamanan. Biasanya jumlah siswa yang datang itu mencapai 4.000 hingga 6.000 orang. Kami siap menjamin kepercayaan wisatawan Australia ini terhadap Bali,” tutur Kompol Sumara, Minggu (3/12).
Kompol Sumara mengatakan tak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk membuktikan bahwa tempat wisata di Bali aman untuk dikunjungi. Pihaknya mengaku melibatkan sebanyak 125 orang personel gabung dengan parerepti Desa Adat Kuta untuk mengatensi sekaligus memetakan kerawanan yang terjadi manakala ada kunjungan schoolish tersebut. Jaminan keamanan dari pihak kepolisian tersebut diakuinya menjadi salah satu pertimbangan rombongan tersebut tetap menjadwalkan berlibur ke Bali saat ini.
“Yang datang ini jumlahnya cukup banyak. Umur mereka masih remaja semua, tentu perilaku dan sikap mereka perlu mendapatkan perhatian khusus dari kepolisian, termasuk keamanan desa yang ada di Kuta,” imbuhnya.
Pihaknya mengaku telah menyampaikan kepada schoolish dan stake holder terkait usia mereka yang masih remaja. Dengan tujuan agar semua pihak menjaga diri dan emosi mereka selama berada di tempat hiburan, utamanya hiburan malam. Sebab diketahuinya saat mereka berada di Australia, menurut penuturan LSM di sana mereka belum diperbolehkan meminum minuman beralkohol termasuk soal tata cara berpakaian. Namun saat di Kuta kemungkinan mereka membawa minuman beralkohol seperti bir ke jalan raya, sebab itu masih diperkenankan bagi wisatawan.
“Ini adalah area belajar bagi mereka untuk meminum minuman beralkohol. Namun di satu sisi itu adalah kelemahan bagi kita terkait potensi kerawanan. Karena itulah kami dari kepolisian akan meningkatkan kinerja, pengawasan, dan pengamanan menghadapi orang yang baru belajar minum alkohol ini. Sebab yang sering terjadi potensinya adalah perkelahian antar-mereka. Karena mereka di negaranya sepertinya sudah ada semacam grup anak muda. Namun karena di sana peraturannya sangat ketat, maka bisa saja mereka menyalurkan emosi di wilayah Kuta,” lanjutnya. *p
Ribuan pelajar yang baru lulus sekolah itu biasanya menyerbu Kuta sebagai tempat merayakan kelulusannya bersama teman-temannya. Biasanya itu terjadi mulai akhir November hingga awal Desember.
Kapolsek Kuta Kompol I Wayan Sumara, mengemukakan rombongan siswa yang datang ke Bali itu disebut schoolish. Dikatakannya program itu merupakan program tahunan yang difasilitasi oleh salah satu lembaga swadaya masyarakat (LSM) dari Australia bernama RedFrog.
Kompol Sumara mengaku sudah berkoordinasi denga pihak Konsulat Australia untuk hadir ke Polsek Kuta terkait persiapan kedatangan ribuan pelajar dari Negeri Kanguru itu. “Kami aparat kepolisian siap menjamin keamanan dan kenyamanan. Kami akan berkoordinasi dengan desa adat untuk secara bersama-sama meningkatkan keamanan. Biasanya jumlah siswa yang datang itu mencapai 4.000 hingga 6.000 orang. Kami siap menjamin kepercayaan wisatawan Australia ini terhadap Bali,” tutur Kompol Sumara, Minggu (3/12).
Kompol Sumara mengatakan tak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk membuktikan bahwa tempat wisata di Bali aman untuk dikunjungi. Pihaknya mengaku melibatkan sebanyak 125 orang personel gabung dengan parerepti Desa Adat Kuta untuk mengatensi sekaligus memetakan kerawanan yang terjadi manakala ada kunjungan schoolish tersebut. Jaminan keamanan dari pihak kepolisian tersebut diakuinya menjadi salah satu pertimbangan rombongan tersebut tetap menjadwalkan berlibur ke Bali saat ini.
“Yang datang ini jumlahnya cukup banyak. Umur mereka masih remaja semua, tentu perilaku dan sikap mereka perlu mendapatkan perhatian khusus dari kepolisian, termasuk keamanan desa yang ada di Kuta,” imbuhnya.
Pihaknya mengaku telah menyampaikan kepada schoolish dan stake holder terkait usia mereka yang masih remaja. Dengan tujuan agar semua pihak menjaga diri dan emosi mereka selama berada di tempat hiburan, utamanya hiburan malam. Sebab diketahuinya saat mereka berada di Australia, menurut penuturan LSM di sana mereka belum diperbolehkan meminum minuman beralkohol termasuk soal tata cara berpakaian. Namun saat di Kuta kemungkinan mereka membawa minuman beralkohol seperti bir ke jalan raya, sebab itu masih diperkenankan bagi wisatawan.
“Ini adalah area belajar bagi mereka untuk meminum minuman beralkohol. Namun di satu sisi itu adalah kelemahan bagi kita terkait potensi kerawanan. Karena itulah kami dari kepolisian akan meningkatkan kinerja, pengawasan, dan pengamanan menghadapi orang yang baru belajar minum alkohol ini. Sebab yang sering terjadi potensinya adalah perkelahian antar-mereka. Karena mereka di negaranya sepertinya sudah ada semacam grup anak muda. Namun karena di sana peraturannya sangat ketat, maka bisa saja mereka menyalurkan emosi di wilayah Kuta,” lanjutnya. *p
1
Komentar