Sesepuh Dukung Penyatuan Golkar
Munas penyatuan Golkar agar benar-benar menjadi tujuan konsolidasi nasional, antara kedua kubu tidak ada lagi yang cawe-cawe, termasuk di Bali.
Di Rapimnas, Golkar Bali Minta AD/ART Ditegakkan
DENPASAR, NusaBali
Sikap Ketua Umum DPP Golkar Munas Nusa Dua (Bali), Aburizal Bakrie (Ical) yang siap Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) mendapatkan respon dari sejumlah kader di Bali. Sesepuh Golkar Bali, Ida Tjokorda Pemecutan XI, Minggu (24/1) mengatakan setuju kalau ada Munaslub dengan catatan menyatukan Golkar dari kedua kubu.
Tjok Pemecutan pun meminta supaya Munas penyatuan Golkar kedua kubu benar-benar menjadi tujuan konsolidasi nasional. Antara kedua kubu tidak ada lagi yang cawe-cawe, termasuk di Bali. “Kalau tidak Golkar ambruk,” ujar Tjok Pemecutan. Politisi senior yang mantan Ketua DPRD Badung ini me-warning semua kader Golkar turut mewujudkan penyatuan Golkar dari pusat sampai daerah.
“Jangan bikin ulah macam-macam lagi. Sudah mau ambruk masih cawe-cawe saya nggak respek, karena hanya rusak Golkar dari dalam. Kalau ada yang mau bikin rusak Golkar hadapi saya dulu. Organisasi ini sudah kritis kondisinya jangan dirusak lagi,” tegas Tjok Pemecutan.
Tjok Pemecutan mengatakan tidak masalah dalam penyatuan Golkar, apapun nama dan istilahnya. “Kalau di DPP Golkar siap Munaslub untuk penyatuan kedua kubu boleh saja. Apapun namanya. Saya tidak memasalahkan, mau Munaslub, Munas Bersama, kumpul-kumpul tanpa label pun tidak masalah. Yang penting mau bersatu dulu. Ada komitmen dan keinginan tulus. Bukan bersandiwara secara politik,” katanya. Sementara pernyataan Ical yang tawarkan Munaslub tidak dinilai sebagai pernyataan serius. Kader senior Golkar Bali, Dewa Ngakan Rai Budiasa dihubungi di Jakarta, Minggu kemarin mengatakan Munaslub tidak akan bisa dilaksanakan karena terbentur dengan masalah kepesertaan.
“Pesertanya siapa saja? DPD I Golkar Bali misalnya. Mana bisa jadi peserta? Pengurus Golkar Bali hasil Musda 10 Januari 2015 itu turunan DPP Golkar Munas Riau. Sementara Munas Riau sudah berakhir 2015,” ujar Rai Budiasa yang ikut memantau Rapimnas kemarin.
Kata Rai Budiasa yang tepat dilakukan Golkar adalah Munas Rekonsiliasi. Namun DPP Golkar Munas Bali tak sepakat karena tak ada dalam AD/ART. “Pernyataan Pak Ical kami lihat masih setengah hati untuk penyatuan Golkar dari kedua kubu. Karena DPP Golkar Munas Bali menyodorkan syarat, bahwa Ical menjadi Ketua Dewan Pertimbangan dengan kewenangan diperluas,” ujar mantan staf Dubes Indonesia di Jerman ini. Menurut Rai Budiasa kalau mau memperluas dewan pertimbangan itu sudah pernah dibahas 2010 ketika Akbar Tandjung jadi Ketua Wantimbang.
Saat itu Ical menolak perluasan kewenangan Wantimbang. ”Kenapa baru sekarang, ada wacana perluas kewenangan Wantimbang,” tegasnya. Politisi asal Desa Melinggih Kelod, Kecamatan Payangan, Gianyar ini mengatakan ada keinginan kelompok kecil menyandera Ical untuk kepentingan pribadi. “Orang-orang yang menjadi peserta Rapimnas dan di lingkaran Ical itu semua takut nggak kepakai di kepengurusan,” ungkap mantan anggota DPRD DKI Jakarta ini blak-blakan.
Menurutnya kalau mau Golkar di-nol-kan dulu. Maka Munas dilakukan oleh tim transisi. Yang menarik dalam Rapimnas Golkar adalah kehadiran mantan Presiden BJ Habibie. Habibie memukul gong usai pembacaan doa dan berpidato.”Saya melihat kehadiran Pak Habibie dan memukul gong di Rapimnas menjadi sebuah strategi kubu Munas Bali juga untuk menggaet BJ Habibie,” ujar Rai Budiasa.
Sementara dalam Rapimnas Golkar di Jakarta, DPD Golkar Bali memberikan pandangan umumnya terkait dengan Golkar ke depan. Hanya saja Golkar Bali tidak satupun mau bicara soal pandangan umum Golkar Bali di Rampinas. Ketua DPD I Golkar Bali, I Ketut Sudikerta dihubungi NusaBali tidak mengangkat telepon. Sementara Sekretaris DPD I Golkar Bali, I Nyoman Sugawa Korry dikonfirmasi mengatakan bahwa di Rapimnas DPD I Golkar Bali secara tegas menyampaikan penegakan pelaksanaan AD/ART. “Aspirasi kita dari Bali intinya AD/ART tetap ditegakkan,” ujar Sugawa Korry. 7 nat
1
Komentar