Ratusan Lansia Ikuti Program Keaksaraan Dasar
Sebanyak 200 lanjut usia (lansia) yang tersebar di sejumlah daerah di Buleleng mengikuti program keaksaraan dasar yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng.
SINGARAJA, NusaBali
Program yang dilaksanakan setiap tahunnya, ditargetkan tuntas dalam kurun waktu empat tahun ke depan. Kadisdikpora Buleleng, Gede Suyasa dihubungi Senin (4/12) kemarin mengatakan program keaksaraan yang menyasar lansia tersebut adalah upaya pengentasan buta huruf di Buleleng. Sesuai dengan data yang dimiliki, jumlah penyandang buta huruf di Buleleng mencapai angka 2 ribu orang. dari jumlah tersebut didominasi oleh usia lanjut usia antara 50-70 tahun. “Program ini memang terus dilaksanakan. Tahun depan diprogramkan untuk 500 orang, sehingga terus berkurang tiap tahunnya,” ujar Suyasa. Dalam pelaksanaan program tersebut dengan peserta lansia memang mengundang sejumlah kendala. Seperti mengajak mereka untuk ikut belajar , meski sebagaian besar peserta program memiliki semangat yang tinggi.
Selain itu proses pembelajaran hanya dapat dilaksanakan pada malam hari setelah peserta menyelesaikan pekerjaannya di rumah. Belum lagi masalah lokasi rumah peserta yang jauh dari tempat belajar, sehingga harus dipertimbangkan transportasi dan kondisi fisik mereka. “Tetapi antuasiasme mereka rata-rata sangat tinggi,” imbuh dia.
Sementara itu program keaksaraan tersebut sudah dimulai sejak bulan Juni dan akan berakhir pada penghujung Desember nanti. Seluruh peserta akan mendapatkan 144 jam pelajaran, yang meliputi pembelajaran baca, tulis, hitung (calistung), serta kegiatan keterampilan yang disesuaikan dengan minat, potensi daerah dan kebutuhan pasar di wilayah masing-masing.
Keterampilan diberikan untuk membekali warga agar nantinya bisa produktif dan sekaligus bisa memotivasi warga untuk bisa hadir ke tempat belajar. Selanjutnya ujian akan diberikan di akhir program pada bulan Desember mendatang. Seluruh peserta yang berhasil lulus ujian akan diberikan Surat Keterangan Melek Aksara (SUKMA). *k23
Selain itu proses pembelajaran hanya dapat dilaksanakan pada malam hari setelah peserta menyelesaikan pekerjaannya di rumah. Belum lagi masalah lokasi rumah peserta yang jauh dari tempat belajar, sehingga harus dipertimbangkan transportasi dan kondisi fisik mereka. “Tetapi antuasiasme mereka rata-rata sangat tinggi,” imbuh dia.
Sementara itu program keaksaraan tersebut sudah dimulai sejak bulan Juni dan akan berakhir pada penghujung Desember nanti. Seluruh peserta akan mendapatkan 144 jam pelajaran, yang meliputi pembelajaran baca, tulis, hitung (calistung), serta kegiatan keterampilan yang disesuaikan dengan minat, potensi daerah dan kebutuhan pasar di wilayah masing-masing.
Keterampilan diberikan untuk membekali warga agar nantinya bisa produktif dan sekaligus bisa memotivasi warga untuk bisa hadir ke tempat belajar. Selanjutnya ujian akan diberikan di akhir program pada bulan Desember mendatang. Seluruh peserta yang berhasil lulus ujian akan diberikan Surat Keterangan Melek Aksara (SUKMA). *k23
Komentar