Rumah dan Sekolah di Pengambengan Kebanjiran
Drainase yang sempit tidak mampu menampung luberan air hujan dari kawasan yang lebih tinggi.
NEGARA, NusaBali
Hujan lebat yang mengguyur Kabupten Jembrana, Senin (4/12) sore, memicu banjir di Dusun Kelapa Balian dan Dusun Munduk, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara. Selain merendam puluhan rumah, banjir yang masih menggenang hingga Selasa (5/12) pagi, merendam Madrasah Ibtidaiyah (MI – setingkat SD) Darussalam Pengambengan.
Rendaman banjir mencapai setinggi betis orang dewasa tersebut, mengganggu aktivitas warga. Begitu juga di MI Darussalam Pengambengan. Meski tidak sampai mengganggu proses belajar mengajar, namun anak-anak terpaksa harus menerobos genangan air di areal pekarangan sekolah.
“Proses belajar mengajar tetap berjalan seperti biasa, karena kebetulan air tidak sampai masuk ke dalam ruangan kelas. Tetapi mau tidak mau harus basah, dan kami minta siswa agar memakai sandal jepit,” ujar Kepala MI Darussalam Pengambengan Hidayati.
Menurut Hidayati, banjir di MI Darussalam Pengambengan serta rumah-rumah warga sekitar ini, selalu terjadi setiap hujan deras. Namun, banjir di Pengambengan yang berada di wilayah hilir, dan merupakan kawasan dataran rendah ini, bukan semata-semata karena hujan. Melainkan diperparah dengan masalah drainase atau saluran air di wilayah sekitar yang tidak tertata bagus. Tidak sedikit drainase yang sempit, sehingga aliran air menjadi terhambat, dan air meluap masuk ke pekarangan sekolah serta rumah-rumah warga.
Disebutkannya, ketika hujan selama sekitar 3 jam, Senin (4/12) pukul 15.00 hingga 18.00 Wita, air belum sampai naik menggenangi sekolah serta rumah-rumah warga. Namun, malam harinya air yang tidak tertampung di drainase meluap.
“Malam mulai sekitar pukul 23.00 Wita, air mulai naik. Itu karena air yang dari wilayah atas di Desa Tegalbadeng, sudah semakin banyak turun ke drainase sini. Karena beberapa saluran sempit, akhirnya tidak tertampung,” ungkap Hidayati.
Banjir di MI Darussalam Pengambengan tersebut sempat ditinjau Kadis Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Dikpora) Jembrana Putu Eka Swarnama. Menurutnya, banjir di MI Darussalam Pengambengan serta rumah-rumah warga yang dipicu masalah drainase ini akan segera dikoordinasikan dengan pihak terkait. Paling tidak, diharapkan sejumlah titik saluran drainase yang terlalu sempit, dapat diperlebar.
“Nanti akan kami berusaha koordinasikan dengan PU untuk memperbesar saluran tersebut, sehingga airnya bisa lancar,” ujar mantan Camat Melaya, ini.
Kabid Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) Jembrana I Wayan Widnyana, mengatakan belum menerima laporan mengenai drainase di Pengambengan. Namun dia memastikan akan mengecek ke lokasi. “Besok saya cek,” ucapnya. *ode
Hujan lebat yang mengguyur Kabupten Jembrana, Senin (4/12) sore, memicu banjir di Dusun Kelapa Balian dan Dusun Munduk, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara. Selain merendam puluhan rumah, banjir yang masih menggenang hingga Selasa (5/12) pagi, merendam Madrasah Ibtidaiyah (MI – setingkat SD) Darussalam Pengambengan.
Rendaman banjir mencapai setinggi betis orang dewasa tersebut, mengganggu aktivitas warga. Begitu juga di MI Darussalam Pengambengan. Meski tidak sampai mengganggu proses belajar mengajar, namun anak-anak terpaksa harus menerobos genangan air di areal pekarangan sekolah.
“Proses belajar mengajar tetap berjalan seperti biasa, karena kebetulan air tidak sampai masuk ke dalam ruangan kelas. Tetapi mau tidak mau harus basah, dan kami minta siswa agar memakai sandal jepit,” ujar Kepala MI Darussalam Pengambengan Hidayati.
Menurut Hidayati, banjir di MI Darussalam Pengambengan serta rumah-rumah warga sekitar ini, selalu terjadi setiap hujan deras. Namun, banjir di Pengambengan yang berada di wilayah hilir, dan merupakan kawasan dataran rendah ini, bukan semata-semata karena hujan. Melainkan diperparah dengan masalah drainase atau saluran air di wilayah sekitar yang tidak tertata bagus. Tidak sedikit drainase yang sempit, sehingga aliran air menjadi terhambat, dan air meluap masuk ke pekarangan sekolah serta rumah-rumah warga.
Disebutkannya, ketika hujan selama sekitar 3 jam, Senin (4/12) pukul 15.00 hingga 18.00 Wita, air belum sampai naik menggenangi sekolah serta rumah-rumah warga. Namun, malam harinya air yang tidak tertampung di drainase meluap.
“Malam mulai sekitar pukul 23.00 Wita, air mulai naik. Itu karena air yang dari wilayah atas di Desa Tegalbadeng, sudah semakin banyak turun ke drainase sini. Karena beberapa saluran sempit, akhirnya tidak tertampung,” ungkap Hidayati.
Banjir di MI Darussalam Pengambengan tersebut sempat ditinjau Kadis Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Dikpora) Jembrana Putu Eka Swarnama. Menurutnya, banjir di MI Darussalam Pengambengan serta rumah-rumah warga yang dipicu masalah drainase ini akan segera dikoordinasikan dengan pihak terkait. Paling tidak, diharapkan sejumlah titik saluran drainase yang terlalu sempit, dapat diperlebar.
“Nanti akan kami berusaha koordinasikan dengan PU untuk memperbesar saluran tersebut, sehingga airnya bisa lancar,” ujar mantan Camat Melaya, ini.
Kabid Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) Jembrana I Wayan Widnyana, mengatakan belum menerima laporan mengenai drainase di Pengambengan. Namun dia memastikan akan mengecek ke lokasi. “Besok saya cek,” ucapnya. *ode
Komentar