Dua Tempat Prostitusi di Kutsel Bakal Disegel
Penyegelan rencananya akan dipimpin langsung oleh Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta.
MANGUPURA, NusaBali
Dua tempat prostitusi terbesar, Aseman dan Tegas Nunggal, di Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, akan disegel pada 19 Desember mendatang. Kepala Satuan (Kasat) Polisi Pamong Praja (Pol PP) Kabupaten Badung IGAK Surya Negara mengatakan penyegelan dua tempat prostitusi yang cukup terkenal itu direncanakan dipimpin langsung oleh Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta.
Surya Negara mengatakan penyegelan itu telah melalui proses tahapan sesuai dengan prosedur. Pihaknya telah melayangkan surat teguran kedua dan akan disusul surat teguran ketiga pada Jumat (8/12) besok. “Rencananya Bapak Bupati yang akan memimpin langsung penyegelan itu. Penyegelan itu dilaksanakan setelah apel gelar pasukan kesiapan pengamanan Natal dan Tahun Baru di Lapangan Lagoon pada 19 Desember,” tutur Surya Negara, Rabu (6/12).
Sebelum dilakukan penyegelan pihaknya akan mengadakan rapat bersama tim Yustis Kabupaten Badung pada Selasa (12/12). Rapat itu bertujuan untuk merumuskan teknis dan mekanisme di lapangan saat dilakukan penyegelan.
Setelah rapat selanjutya mengajukan permohonan persetujuan penetapan SK penyegelan dua kompleks prostitusi tersebut. Setelah itu disetujui barulah pada 19 Desember 2017 penyegelan akan dilakukan. “Yang dibersihkan atau dilarang untuk beraktivitas di sana adalah aktivitas prostitusinya. Sementara aktifitas biasa lainnya diperbolehkan. Karena di sana ada keluarga yang menghuni dalam kompleks masing-masing,” ucap Surya Negara.
Jika pada saat dilakukan penyegelan ditemukan PSK, akan langsung dibuatkan berita acara. Selanjutnya yang bersangkutan dilimpahkan ke Dinas Sosial untuk dibina atau dipulangkan ke tempat asalnya.
Sejauh ini tidak ada suatu hal yang menjadi kendala dalam upaya penertiban tersebut. Kendati beberapa pemilik wisma tidak menandatangani surat pernyataan, hal tersebut tidak mempengaruhi proses penyegelan. Sebab surat pernyataan tersebut hanya sebagai penguat bahwa mereka mendukung program pemerintah, sehingga mau tidak mau penyegelan tersebut akan dilakukan.
Untuk memastikan operasional prostitusi tersebut tutup untuk selamanya, pihaknya akan terus melakukan kontrol pasca-penyegelan. Selain melakukan kontrol juga melakukan pengawasan ke tempat lain yang kemungkinan akan menjadi lokalisasi baru.
“Sekarang kami menyasar yang besar-besar dulu. Ke depan menyasar ke yang kecil, termasuk spa esek-esek dan lain sebagainya. Intinya kami akan intensifkan sidak dan tipiring. Jika dulu tipiring hanya dilakukan sekali, tapi kali ini kita bisa lakukan sidak tipiring berlanjut hingga lima kali. Sebab kami sudah didukung dengan dana kegiatan operasional dan tipiring. Kami berharap peran serta kepala lingkungan dan masyarakat di masing-masing tempat,” kata Surya Negara.
Sementara itu, Lurah Benoa I Wayan Solo menyambut baik rencana penutupan dua kompleks prostitusi di wilayahnya itu. Sebagai warga Nusa Dua dirinya merasa tak nyaman atas keberadaan tempat prostitusi itu. “Meskipun saya sebagai lurah tetapi tak memiliki kewenangan untuk bertindak. Langkah bapak bupati untuk menertibkannya patut didukung. Kami sudah menyiapkan strategi agar praktik ini tidak menyebar ke daerah lain, salah satunya meningkatkan kontrol dan pengawasan melalui kaling dan adat. Kami juga meminta para pemilik kos agar selektif, untuk menghindari penyebaran dampak penutupan ini,” tuturnya. *p
Dua tempat prostitusi terbesar, Aseman dan Tegas Nunggal, di Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, akan disegel pada 19 Desember mendatang. Kepala Satuan (Kasat) Polisi Pamong Praja (Pol PP) Kabupaten Badung IGAK Surya Negara mengatakan penyegelan dua tempat prostitusi yang cukup terkenal itu direncanakan dipimpin langsung oleh Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta.
Surya Negara mengatakan penyegelan itu telah melalui proses tahapan sesuai dengan prosedur. Pihaknya telah melayangkan surat teguran kedua dan akan disusul surat teguran ketiga pada Jumat (8/12) besok. “Rencananya Bapak Bupati yang akan memimpin langsung penyegelan itu. Penyegelan itu dilaksanakan setelah apel gelar pasukan kesiapan pengamanan Natal dan Tahun Baru di Lapangan Lagoon pada 19 Desember,” tutur Surya Negara, Rabu (6/12).
Sebelum dilakukan penyegelan pihaknya akan mengadakan rapat bersama tim Yustis Kabupaten Badung pada Selasa (12/12). Rapat itu bertujuan untuk merumuskan teknis dan mekanisme di lapangan saat dilakukan penyegelan.
Setelah rapat selanjutya mengajukan permohonan persetujuan penetapan SK penyegelan dua kompleks prostitusi tersebut. Setelah itu disetujui barulah pada 19 Desember 2017 penyegelan akan dilakukan. “Yang dibersihkan atau dilarang untuk beraktivitas di sana adalah aktivitas prostitusinya. Sementara aktifitas biasa lainnya diperbolehkan. Karena di sana ada keluarga yang menghuni dalam kompleks masing-masing,” ucap Surya Negara.
Jika pada saat dilakukan penyegelan ditemukan PSK, akan langsung dibuatkan berita acara. Selanjutnya yang bersangkutan dilimpahkan ke Dinas Sosial untuk dibina atau dipulangkan ke tempat asalnya.
Sejauh ini tidak ada suatu hal yang menjadi kendala dalam upaya penertiban tersebut. Kendati beberapa pemilik wisma tidak menandatangani surat pernyataan, hal tersebut tidak mempengaruhi proses penyegelan. Sebab surat pernyataan tersebut hanya sebagai penguat bahwa mereka mendukung program pemerintah, sehingga mau tidak mau penyegelan tersebut akan dilakukan.
Untuk memastikan operasional prostitusi tersebut tutup untuk selamanya, pihaknya akan terus melakukan kontrol pasca-penyegelan. Selain melakukan kontrol juga melakukan pengawasan ke tempat lain yang kemungkinan akan menjadi lokalisasi baru.
“Sekarang kami menyasar yang besar-besar dulu. Ke depan menyasar ke yang kecil, termasuk spa esek-esek dan lain sebagainya. Intinya kami akan intensifkan sidak dan tipiring. Jika dulu tipiring hanya dilakukan sekali, tapi kali ini kita bisa lakukan sidak tipiring berlanjut hingga lima kali. Sebab kami sudah didukung dengan dana kegiatan operasional dan tipiring. Kami berharap peran serta kepala lingkungan dan masyarakat di masing-masing tempat,” kata Surya Negara.
Sementara itu, Lurah Benoa I Wayan Solo menyambut baik rencana penutupan dua kompleks prostitusi di wilayahnya itu. Sebagai warga Nusa Dua dirinya merasa tak nyaman atas keberadaan tempat prostitusi itu. “Meskipun saya sebagai lurah tetapi tak memiliki kewenangan untuk bertindak. Langkah bapak bupati untuk menertibkannya patut didukung. Kami sudah menyiapkan strategi agar praktik ini tidak menyebar ke daerah lain, salah satunya meningkatkan kontrol dan pengawasan melalui kaling dan adat. Kami juga meminta para pemilik kos agar selektif, untuk menghindari penyebaran dampak penutupan ini,” tuturnya. *p
1
Komentar