Perbekel Datangi Kantor DPMD
Dampaknya, terjadi pengurangan dana operasional, gaji perbekel dan perangkat desa.
Anggaran ADD dan DD Berkurang
TABANAN, NusaBali
Pengurangan dana ADD (Alokasi Dana Desa) dan DD (Dana Desa) oleh Pemkab Tabanan, mengakibatkan sejumlah perwakilan perbekel mendatangi Kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) setempat, Kamis (7/12). Mereka protes dan mempertanyakan penyebab pengurangan dana tersebut. Karena pengurangan itu mengakibatkan, penurunan jumlah Siltap (Pengasilan Tetap) Perbekel dan perangkat desa, serta pembangunan desa.
Pantuan di lapangan, para perwakilan perbekel dari masing-masing forum kecamatan itu menghadap langsung Kepala DPMD Reomi Liestyowati di ruanganya sekitar pukul 10.00 Wita. Hanya saja, percakapan mereka sekitar 1,5 jam itu berlangsung tertutup.
Perwakilan Forum Perbekel Kecamatan Selamadeg Barat I Wayan Widiarta menyebutkan, kedatangan perwakilan perbekel ini untuk menanyakan pengurangan ADD dan DD 2018. Karena jika terjadi pengurangan dikhawatirkan pencapaian pembangunan dan Siltap turun hingga target pembangunan tidak tercapai. "Tujuan kami menanyakan mengapa bisa turun dan meminta solusi atas hal ini," ungkapnya.
Dikatakan, ADD dan DD yang berkurang penyebabnya belum diketahui. Dimana sebelumnya ADD di Tabanan keseluruhan Rp 104,521 miliar menjadi Rp 83,939 miliar atau turun sekitar Rp 20,581 miliar. DD dari sebelumnya Rp 106.417 miliar menjadi Rp 102.301 miliar atau turun 4.107 miliar. "Sehingga total pengurangan mencapai Rp 24.688 miliar dihitung secara keseluruhan," imbuh Widiarta yang sekaligus Perbekel Desa Antosari ini.
Dikatakan Widiarta, pengurangan jumlah anggaran tersebut otomatis 30 persen untuk Siltap dan 70 persen untuk pembangunan, dikhawatirkan tidak tercapai. Dampaknya, terjadi pengurangan dana operasional, gaji perbekel dan perangkat desa. "Ini yang menjadi persoalan, usulan kami ya harus dicarikan solusi untuk menutupi anggaran itu entah darimana pun," terangnya.
Selain menanyakan turunnya anggaran ADD dan DD tersebut, mereka juga minta agar Pemkab segera menerbitkan Perbub tentang standar harga pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Tabanan. Dimana saat ini karena erupsi Gunung Agung harga material meningkat sehingga Perbub tersebut juga bisa disesuaikan dengan kondisi di lapangan. "Ini penting untuk menyusun APBDes 2018, karena APBDes harus final pada 31 Desember 2017," beber Widiarta.
Dari koordinasi tersebut, Widiarta mengatakan jawaban dari Kepala DPMD terkait dengan harga barang material yang naik akan dibuatkan surat edaran ke masing-masing desa. Adanya penurunan anggaran tersebut akan dikoordinasikan secepatnya ke Bapelitbang Tabanan. "Bahkan saya dengar juga akan ada rapat perbekel seluruhnya di Kantor Bupati Tabanan, besok (Jumat ini, Red)," tuturnya.
Pengurangan dana ADD dan DD pada setiap desa juga berbeda-beda. Jika di Desa Antosari terjadi pengurangan sekitar Rp 300 juta, dari awalnya mendapat sekitar Rp 1,7 miliar, hingga menjadi Rp 1,4 miliar. Jika saja Rp 1,4 miliar tersebut dikalikan 30 persen untuk Siltap hanya ada dana sekitar Rp 441 juta. Sedangkan untuk biaya Siltap dan tunjangan operasional mencapai Rp 540 juta. "Kalau saya andaikan seperti itu jadinya imbas penurunan anggaran," bebernya.
Hal serupa disampaikan Perbekel Tegalmengkeb I Dewa Made Widarma. Sesuai dengan list rencana anggaran ADD dan DD untuk tahun 2018 memang ada pengurangan. Dimana awalnya dana yang didapat sekitar Rp 940 juta, sementara dilihat dari list rencana menjadi Rp 713 juta. "Total pengurangan sekitar Rp 200 juta," jelas Widarma.
Atas hal tersebut, Kepala Dinas DPMD Tabanan Roemi Liestyowati belum bisa berkomentar banyak. Hanya saja dia mengakui dana ADD dan DD turun, namun penyebabnya belum diketahui masih akan dikoordinasikan segera ke Bapelitbang. "Yang jelas ADD dan DD memang turun masih akan koordinasikan ke Bapelitbang," tandasnya.*d
TABANAN, NusaBali
Pengurangan dana ADD (Alokasi Dana Desa) dan DD (Dana Desa) oleh Pemkab Tabanan, mengakibatkan sejumlah perwakilan perbekel mendatangi Kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) setempat, Kamis (7/12). Mereka protes dan mempertanyakan penyebab pengurangan dana tersebut. Karena pengurangan itu mengakibatkan, penurunan jumlah Siltap (Pengasilan Tetap) Perbekel dan perangkat desa, serta pembangunan desa.
Pantuan di lapangan, para perwakilan perbekel dari masing-masing forum kecamatan itu menghadap langsung Kepala DPMD Reomi Liestyowati di ruanganya sekitar pukul 10.00 Wita. Hanya saja, percakapan mereka sekitar 1,5 jam itu berlangsung tertutup.
Perwakilan Forum Perbekel Kecamatan Selamadeg Barat I Wayan Widiarta menyebutkan, kedatangan perwakilan perbekel ini untuk menanyakan pengurangan ADD dan DD 2018. Karena jika terjadi pengurangan dikhawatirkan pencapaian pembangunan dan Siltap turun hingga target pembangunan tidak tercapai. "Tujuan kami menanyakan mengapa bisa turun dan meminta solusi atas hal ini," ungkapnya.
Dikatakan, ADD dan DD yang berkurang penyebabnya belum diketahui. Dimana sebelumnya ADD di Tabanan keseluruhan Rp 104,521 miliar menjadi Rp 83,939 miliar atau turun sekitar Rp 20,581 miliar. DD dari sebelumnya Rp 106.417 miliar menjadi Rp 102.301 miliar atau turun 4.107 miliar. "Sehingga total pengurangan mencapai Rp 24.688 miliar dihitung secara keseluruhan," imbuh Widiarta yang sekaligus Perbekel Desa Antosari ini.
Dikatakan Widiarta, pengurangan jumlah anggaran tersebut otomatis 30 persen untuk Siltap dan 70 persen untuk pembangunan, dikhawatirkan tidak tercapai. Dampaknya, terjadi pengurangan dana operasional, gaji perbekel dan perangkat desa. "Ini yang menjadi persoalan, usulan kami ya harus dicarikan solusi untuk menutupi anggaran itu entah darimana pun," terangnya.
Selain menanyakan turunnya anggaran ADD dan DD tersebut, mereka juga minta agar Pemkab segera menerbitkan Perbub tentang standar harga pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Tabanan. Dimana saat ini karena erupsi Gunung Agung harga material meningkat sehingga Perbub tersebut juga bisa disesuaikan dengan kondisi di lapangan. "Ini penting untuk menyusun APBDes 2018, karena APBDes harus final pada 31 Desember 2017," beber Widiarta.
Dari koordinasi tersebut, Widiarta mengatakan jawaban dari Kepala DPMD terkait dengan harga barang material yang naik akan dibuatkan surat edaran ke masing-masing desa. Adanya penurunan anggaran tersebut akan dikoordinasikan secepatnya ke Bapelitbang Tabanan. "Bahkan saya dengar juga akan ada rapat perbekel seluruhnya di Kantor Bupati Tabanan, besok (Jumat ini, Red)," tuturnya.
Pengurangan dana ADD dan DD pada setiap desa juga berbeda-beda. Jika di Desa Antosari terjadi pengurangan sekitar Rp 300 juta, dari awalnya mendapat sekitar Rp 1,7 miliar, hingga menjadi Rp 1,4 miliar. Jika saja Rp 1,4 miliar tersebut dikalikan 30 persen untuk Siltap hanya ada dana sekitar Rp 441 juta. Sedangkan untuk biaya Siltap dan tunjangan operasional mencapai Rp 540 juta. "Kalau saya andaikan seperti itu jadinya imbas penurunan anggaran," bebernya.
Hal serupa disampaikan Perbekel Tegalmengkeb I Dewa Made Widarma. Sesuai dengan list rencana anggaran ADD dan DD untuk tahun 2018 memang ada pengurangan. Dimana awalnya dana yang didapat sekitar Rp 940 juta, sementara dilihat dari list rencana menjadi Rp 713 juta. "Total pengurangan sekitar Rp 200 juta," jelas Widarma.
Atas hal tersebut, Kepala Dinas DPMD Tabanan Roemi Liestyowati belum bisa berkomentar banyak. Hanya saja dia mengakui dana ADD dan DD turun, namun penyebabnya belum diketahui masih akan dikoordinasikan segera ke Bapelitbang. "Yang jelas ADD dan DD memang turun masih akan koordinasikan ke Bapelitbang," tandasnya.*d
1
Komentar