nusabali

Wisatawan Ikut Lomba Gebuk Bantal

  • www.nusabali.com-wisatawan-ikut-lomba-gebuk-bantal

Lomba permainan gebug atau gebuk bantal, mengisi kegiatan Nusa Penida Festival (NPF) 2017, di hari kedua di pantai Mahagiri Desa Jungutbatu Nusa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Kamis (7/12).

SEMARAPURA, NusaBali

Lomba diikuti puluhan peserta, sebagian dari mereka merupakan wisatawan asing. Lomba gebuk bantal menarik wisatawan asing yang sedang berlibur di Nusa Penida. Mereka dengan antusias mendaftar dan bersemangat mengikuti jalannya lomba bersama warga setempat.

Menurut salah satu peserta asal Amerika Serikat, Anderson mengaku senang dan bangga karena sudah diundang dan bisa mengikuti acara ini. Menurutnya, permainan ini sangat menarik dan menyenangkan serta menambah keakraban dan kebersamaan dengan warga. "Saya sangat senang bisa ikut bagian dalam kegiatan ini," ujarnya.

Anderson yang mengaku sedang berlibur bersama kerabatnya ini pun mengaku tertarik untuk mengikuti kegiatan serupa dalam event berikutnya. "Saya akan sangat senang kalau tahun depan saya bisa datang lagi ke Nusa Penida/Lembongan, saya pasti akan ikut lagi," akunya.

Selain lomba gebug bantal, dihari yang sama juga digelar lomba Gala-gala yang diikuti siswa SD di Nusa Lembongan. Lomba ini mendapat antusias peserta sebagai langkah melestarikan permainan tradisional.

Selain itu juga dilaksanakan lomba merangkai perani. Lomba diikuti anggota Karang Taruna/Sekaa Teruna di Desa Jungutbatu, Nusa Lembongan sebanyak tiga tim. Masing-masing tim terdiri dari tiga orang. Dengan cekatan para remaja putri ini merangkai setiap bahan yang mereka siapkan. Mulai menjarit janur, merangkai buah hingga membuat pernak-pernik lainnya sebagai penghias.

Menurut Panitia Bidang Kerohanian Jero Mangku Nyoman Arsana ada empat kriteria penilaian dalam lomba ini. Di antaranya kelengkapan bahan yang disajikan, kerjasama tim, estetika keindahan dalam merangkai dan waktu pengerjaan. Ada sembilan jenis bahan hasil bumi, baik laut, danau dan darat yang digunakan mewakili pala bungkah dan pala gantung. Menurut Mangku Arsana jumlah sembilan tersebut sesuai pengider buana atau nawa sanga (sembilan penjuru mata angin) sebagai persembahan ucapan terimakasih kepada Tuhan atas anugerah yang dilimpahkan. "Kriteria kelengkapannya itu sembilan jenis hasil bumi yang mewakili populasi baik di laut, danau dan darat," terang Jero Mangku Arsana.

Kerjasama dalam tim, menurut Mangku Arsana dibutuhkan agar pembuatan prani dapat berjalan lancar sehingga estetika dalam merangkai menjadi lebih baik.  Dengan melibatkan generasi muda atau karang taruna sebagai peserta diharapkan bisa menjadi media pendidikan untuk melanjutkan cara merangkai perani yang benar. "Ini juga sebagai media pendidikan dalam meneruskan budaya bagi generasi muda," paparnya.

Kemudian, bagi remaja putri, panitia juga mengadakan lomba memasak ikan laut bagi ibu-ibu PKK di Desa Jungutbatu Nusa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida. Sebagai pendukung pariwisata, lomba ini diharapkan dapat menjadi media promosi pariwisata sehingga masakan tradisional berupa olahan ikan laut populer ke mancanegara. Lomba ini mendapat perhatian wisatawan asing. Mereka bahkan berkesempatan mencicipi hasil olahan peserta lomba.

Menurut Ketua Tim Penilai lomba memasak ikan laut, Dewa Suerna kriteria dalam lomba ini diantaranya pengolahan ikan, penyajian, rasa, kebersihan dan waktu. "Ada beragam olahan yang dibikin, seperti pepes, sop ikan, dan olahan lainnya," ujar Dewa Suerna didampingi anggota tim penilai Nyoman Sulitra dan Bayu Dwipayana. *wan

Komentar