RSUD Kewalahan Tangani Sampah Medis
Dari beragam sampah medis, yang sulit diproses, terutama botol-botol injeksi, dan pampers. Kedua sampah itu, sulit terbakar, walau dengan suhu 990 derajat Celsius.
Kesulitan Membuang Abu Pembakaran
AMLAPURA, NusaBali
Sejak Maret 2015 lalu, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karangasem kewalahan menangani sampah medis, hasil produksinya. Bahkan karena kesulitan mengelola limbah sendiri, mereka terpaksa menolak rujukan sampah dari 12 Puskesmas yang ada di Karangasem.
Kendala yang dihadapi antara lain sampah medis yang melalui proses pembakaran gunakan incinerator (alat pembakar atau kremasi sampah medis, red), banyak yang tidak larut jadi abu. Sedangkan abu yang ada telah menumpuk, belum ada tempat pembuangan.
Kepala Instalasi Humas dan Pemasaran Rumah Sakit RSUD Sang Ayu Made Sri Darmayanti didampingi bagian penanganan sampah medis, I Wayan Junita Umbara memaparkan hal itu di RSUD, Senin (12/10).
Mesin incinerator yang ada katanya, kapasitas 1 meterkubik sampah medis, sedangkan RSUD memproduksi sampah medis per hari rata-arta 1,25 meterkubik. “Makanya kami kewalahan menangani sampah medis, melakukan pembakaran setiap hari. Sehingga sejak Maret 2015, kami tidak lagi menerima rujukan sampah medis dari 12 Puskesmas se-Karangasem,” katanya.
Sang Ayu Darmayanti menambahkan, kalau RSUD memaksakan menerima sampah medis dari Puskesmas, khawatir alat pembakaran incinerator bermasalah, dioperasikan. Sebab, mesin itu beroperasi hanya sekali setiap sore hari. “Khawatir alat satu-satunya itu rusak, tambah kacau, sampah medis bisa menumpuk,” katanya.
Hasil pembakaran itu, katanya, berupa abu. Abunya telah tertampung di dua bak, 10 meterkubik, belum ada tempat pembuangan. Juga ada limbah B3 (bahan berbahaya beracun). “Abu dan limbah B3, tidak sembarang bisa buang, karena beracun,” lanjutnya.
Dari beragam sampah medis, katanya, sangat sulit memproses, terutama botol-botol injeksi, dan pampers. Kedua sampah itu, sulit terbakar, walau dengan suhu 990 derajat celsius.
Di samping itu persoalannya, cerobong di bak pembakaran kurang tinggi. Sementara tingginya 7 meter, mestinya tingginya minimal 15 meter, dengan memberdayakan dua tenaga, I Gede Taman dan I Kadek Sujana.
Selanjutnya...
1
2
Komentar