Setelah Diamuk, Dinas PU Langsung Keluarkan NPHD Bansos Tirtawan
Sehari setelah ‘diamuk’ anggota Komisi I DPRD Bali Nyoman Tirtawan, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Bali langsung keluarkan Nota Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) buat bantuan sosial (bansos) yang difasilitasi politisi NasDem asal Buleleng tersebut, Jumat (8/12).
DENPASAR, NusaBali
NPHD segera diajukan guna mendapatkan SK pencairan dana bansos senilai Rp 1,5 miliar yang difasilitasi Nyoman Tirtawan untuk pemba-ngunan pura di 3 desa di Buleleng senilai total Rp 1, 5 miliar. Keluarnya NPHD untuk bansos Nyoman Tirtawan ini diungkapkan Kepala Dinas PU Provinsi Bali, Nyoman Astawa Riadi, saat dihubungi NusaBali per telepon, Jumat kemarin. Astawa Riadi mengatakan, pihaknya merespons kekecewaan Tirtawan dengan menyelesaikan NPHD untuk bansos anggota Komisi I DPRD Bali dari NasDem Dapil Buleleng tersebut.
"Sudah..., sudah hari ini (kemarin), sudah NPHD. Nanti setelah NPHD selesai, tinggal diajukan ke Sekda Provinsi Bali guna dapatkan SK untuk segera amprah dananya," jelas Astawa Riadi.
Menurut Astawa Riadi, Dinas PU Bali selaku leading sector bansos yang difasilitasi Tirtawan, tidak pernah ada niat apalagi menghambat proses. "Kita tidak pernah menghambat proses hibah (bansos) yang difasilitasi anggota Dewan. Cuma, perlu proses saja. Hari ini sudah NPHD. Saat beliau (Tirtawan) datang ke Kantor Dinas PU Bali, kan sedang dibuatkan NPHD-nya itu," tandas mantan Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Bali ini.
Astawa Riadi mengatakan, hampir seluruh bansos yang difasilitasi anggota DPRD Bali yang ditangani Dinas PU Bali, prosesnya sama. Tidak ada dibeda-bedakan. Bansos yang ditangani Dinas PU Bali mencapai 2.100 proposal, sehingga prosesnya perlu waktu.
Khusus bansos yang difasilitasi Tirtawan, kata Astawa Riadi, adalah hibah yang diajukan dalam APBD Perubahan 2017. "Kalau di APBD Perubahan 2017, ya cairnya sekitar akhir tahun ini. APBD Perubahan kan baru ketok palu Oktober 2017. Memang proposalnya sudah diajukan setahun lalu, tapi kita kan tunggu APBD Perubahan disahkan," tegas birokrat asal Desa Lebih, Kecamatan Gianyar ini.
Astawa Riadi menegaskan, begiti APBD Perubahan disahkan, staf Dinas PU Bali langsung mengerjakan 2.100 proposal bansos. Mereka ngetik sampai lembur, supaya dana bansos cair tepat waktu. "Prosesnya, begi-tu APBD Perubahan disahkan kami garap proposal, kemudian diajukan ke Gubernur. Minta kajian ke Biro Hukum Setda Provinsi Bali. Kita juga cek lapangan mencocokan data sesuai proposal. Setelah itu, baru ada proses NPHD. Hari ini (kemarin) sudah NPHD," papar Astawa Riadi.
Sementara itu, Nyoman Tirtawan mengaku sudah mendapatkan konfirmasi dari Dinas PU Bali bahwa hibah untuk masyarakat Buleleng yang difasilitasinya telah masuk NPHD. Pihaknya akan terus kawal sampai dana bansos cair. Pasalnya, berdasarkan pengalaman sebelumnya, ada hibah yang difasilitasi anggota Dewan justru tidak cair.
"Saya sudah diinfokan hibah yang saya fasilitasi telah NPHD. Kita akan kawal proses sampai dananya cair. Itu dana masyarakat, bukan duit untuk saya. Itu untuk pembangunan pura. Jadi, sampai kapan pun itu kewajiban saya mengawalnya supaya terealisasi," ujar politisi NasDem asal Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, Buleleng ini saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Jumat kemarin.
Menurut Tirtawan, dirinya tidak ada maksud melakukan psywar, apalagi menekan dan mengertak Dinas PU Bali terkait bansos yang difasilitasinya Tirtawan mengaku hadir ke Kantor Dinas PU Bali atas dasar sebuah kewenangan, karena proses verifikasi proposal bansos yang dianggap lambat.
"Saya duduk di Komisi I DPRD Bali yang membidangi aparatur negara. Saya datang atas dasar kewenangan saya juga untuk koreksi kinerja aparatur pemerintah yang digaji rakyat,” tegas Tirtawan. “NPHD hibah saya baru dibuat hari ini. Kalau saya nggak datangi Dinas PU Bali, mungkin nggak ada kepastian kapan selesainya. Kepala Dinas PU di-SMS sebanyak 5 kali sejak dua hari lalu, namun nggk balas SMS saya," lanjut politisi yang aktivis lingkungan hidup ini.
Tirtawan sendiri sebelumnya ‘ngamuk’ di Kantor Dinas PU Bali, Kamis (7/12) pagi sekitar 10.15 Wita. Begitu datang, Tirtawan langsung menye-ruak masuk ke lobi Dinas PU Bali. Tanpa bicara apa pun, Tirtawan tiba-tiba menyambar dan turunkan pamplet yang terpasang di lobi Dinas PU Bali.
Pamplet yang diturunkan Tirwaran bertuliskan Motto PU Bali: ‘Bekerja Keras, Bergerak Cepat, dan Bertindak Tepat’. Staf Dinas PU Bali yang berada di lobi tidak hanya bisa terperangah, tanpa berusaha mencegah tindakan Tirtawan. Usut punya usut, Tirtawan ternyata kesal karena Dinas PU Bali tidak memproses usulan bansos untyk masyarakat Buleleng senilai Rp 1,5 miliar yang difasilitasinya.
"Percuma dengan tulisan bekerja keras dan bertindak tepat, tapi tidak riil prakteknya. Masa proposal masyarakat sudah diajukan setahun lalu, hingga saat ini tidak jelas juntrungannya?" ujar Tirtawan sambil teriak-teriak meminta staf Dinas PU Bali memanggil bagian yang menangani bansos.
Meski Tirtawan teriak-teriak, namun tidak ada staf yang hadir memberikan penjelasan terkait bansos yang diusulkan politisi NasDem asal Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, Buleleng ini. Sempat terjadi perang mulut antara staf Dinas PU Bali bernama Karmana vs Tirtawan. Merasa ditantang, Tirtawan pun langsung menjepret muka Karmana dengan kamera ponselnya. Uniknya, Karmana juga melakukan perlawa-nan dengan menjepret balik muka Tirtawan. *nat
NPHD segera diajukan guna mendapatkan SK pencairan dana bansos senilai Rp 1,5 miliar yang difasilitasi Nyoman Tirtawan untuk pemba-ngunan pura di 3 desa di Buleleng senilai total Rp 1, 5 miliar. Keluarnya NPHD untuk bansos Nyoman Tirtawan ini diungkapkan Kepala Dinas PU Provinsi Bali, Nyoman Astawa Riadi, saat dihubungi NusaBali per telepon, Jumat kemarin. Astawa Riadi mengatakan, pihaknya merespons kekecewaan Tirtawan dengan menyelesaikan NPHD untuk bansos anggota Komisi I DPRD Bali dari NasDem Dapil Buleleng tersebut.
"Sudah..., sudah hari ini (kemarin), sudah NPHD. Nanti setelah NPHD selesai, tinggal diajukan ke Sekda Provinsi Bali guna dapatkan SK untuk segera amprah dananya," jelas Astawa Riadi.
Menurut Astawa Riadi, Dinas PU Bali selaku leading sector bansos yang difasilitasi Tirtawan, tidak pernah ada niat apalagi menghambat proses. "Kita tidak pernah menghambat proses hibah (bansos) yang difasilitasi anggota Dewan. Cuma, perlu proses saja. Hari ini sudah NPHD. Saat beliau (Tirtawan) datang ke Kantor Dinas PU Bali, kan sedang dibuatkan NPHD-nya itu," tandas mantan Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Bali ini.
Astawa Riadi mengatakan, hampir seluruh bansos yang difasilitasi anggota DPRD Bali yang ditangani Dinas PU Bali, prosesnya sama. Tidak ada dibeda-bedakan. Bansos yang ditangani Dinas PU Bali mencapai 2.100 proposal, sehingga prosesnya perlu waktu.
Khusus bansos yang difasilitasi Tirtawan, kata Astawa Riadi, adalah hibah yang diajukan dalam APBD Perubahan 2017. "Kalau di APBD Perubahan 2017, ya cairnya sekitar akhir tahun ini. APBD Perubahan kan baru ketok palu Oktober 2017. Memang proposalnya sudah diajukan setahun lalu, tapi kita kan tunggu APBD Perubahan disahkan," tegas birokrat asal Desa Lebih, Kecamatan Gianyar ini.
Astawa Riadi menegaskan, begiti APBD Perubahan disahkan, staf Dinas PU Bali langsung mengerjakan 2.100 proposal bansos. Mereka ngetik sampai lembur, supaya dana bansos cair tepat waktu. "Prosesnya, begi-tu APBD Perubahan disahkan kami garap proposal, kemudian diajukan ke Gubernur. Minta kajian ke Biro Hukum Setda Provinsi Bali. Kita juga cek lapangan mencocokan data sesuai proposal. Setelah itu, baru ada proses NPHD. Hari ini (kemarin) sudah NPHD," papar Astawa Riadi.
Sementara itu, Nyoman Tirtawan mengaku sudah mendapatkan konfirmasi dari Dinas PU Bali bahwa hibah untuk masyarakat Buleleng yang difasilitasinya telah masuk NPHD. Pihaknya akan terus kawal sampai dana bansos cair. Pasalnya, berdasarkan pengalaman sebelumnya, ada hibah yang difasilitasi anggota Dewan justru tidak cair.
"Saya sudah diinfokan hibah yang saya fasilitasi telah NPHD. Kita akan kawal proses sampai dananya cair. Itu dana masyarakat, bukan duit untuk saya. Itu untuk pembangunan pura. Jadi, sampai kapan pun itu kewajiban saya mengawalnya supaya terealisasi," ujar politisi NasDem asal Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, Buleleng ini saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Jumat kemarin.
Menurut Tirtawan, dirinya tidak ada maksud melakukan psywar, apalagi menekan dan mengertak Dinas PU Bali terkait bansos yang difasilitasinya Tirtawan mengaku hadir ke Kantor Dinas PU Bali atas dasar sebuah kewenangan, karena proses verifikasi proposal bansos yang dianggap lambat.
"Saya duduk di Komisi I DPRD Bali yang membidangi aparatur negara. Saya datang atas dasar kewenangan saya juga untuk koreksi kinerja aparatur pemerintah yang digaji rakyat,” tegas Tirtawan. “NPHD hibah saya baru dibuat hari ini. Kalau saya nggak datangi Dinas PU Bali, mungkin nggak ada kepastian kapan selesainya. Kepala Dinas PU di-SMS sebanyak 5 kali sejak dua hari lalu, namun nggk balas SMS saya," lanjut politisi yang aktivis lingkungan hidup ini.
Tirtawan sendiri sebelumnya ‘ngamuk’ di Kantor Dinas PU Bali, Kamis (7/12) pagi sekitar 10.15 Wita. Begitu datang, Tirtawan langsung menye-ruak masuk ke lobi Dinas PU Bali. Tanpa bicara apa pun, Tirtawan tiba-tiba menyambar dan turunkan pamplet yang terpasang di lobi Dinas PU Bali.
Pamplet yang diturunkan Tirwaran bertuliskan Motto PU Bali: ‘Bekerja Keras, Bergerak Cepat, dan Bertindak Tepat’. Staf Dinas PU Bali yang berada di lobi tidak hanya bisa terperangah, tanpa berusaha mencegah tindakan Tirtawan. Usut punya usut, Tirtawan ternyata kesal karena Dinas PU Bali tidak memproses usulan bansos untyk masyarakat Buleleng senilai Rp 1,5 miliar yang difasilitasinya.
"Percuma dengan tulisan bekerja keras dan bertindak tepat, tapi tidak riil prakteknya. Masa proposal masyarakat sudah diajukan setahun lalu, hingga saat ini tidak jelas juntrungannya?" ujar Tirtawan sambil teriak-teriak meminta staf Dinas PU Bali memanggil bagian yang menangani bansos.
Meski Tirtawan teriak-teriak, namun tidak ada staf yang hadir memberikan penjelasan terkait bansos yang diusulkan politisi NasDem asal Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, Buleleng ini. Sempat terjadi perang mulut antara staf Dinas PU Bali bernama Karmana vs Tirtawan. Merasa ditantang, Tirtawan pun langsung menjepret muka Karmana dengan kamera ponselnya. Uniknya, Karmana juga melakukan perlawa-nan dengan menjepret balik muka Tirtawan. *nat
Komentar