Buleleng Galakkan Jagung Hibrida
Guna mendukung swasembada pangan, penanaman jagung dilakukan sebagai pemenuhan karbohidrat non beras.
SINGARAJA, NusaBali
Puluhan petani jagung di Kecamatan Gerokgak, Jumat (8/12) kemarin melakukan gebyar penanaman jagung hibrida. Program Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng itu merupakan salah satu upaya untuk pemenuhan swasembada pangan terutama pada komoditas jagung, padi dan kedelai (pajale).
Kepala Dinas Pertanian Buleleng, Nyoman Swatantra mengatakan pengembangan penanaman jagung hibrida di Buleleng tahun ini dilakukan dua kali. Yakni pada anggaran induk menyasar 1.000 hektare lahan dan di anggaran perubahan seluas 979 hektare. “Kemarin yang pertama menggunakan anggaran induk sudah terlaksana di 1.000 hektare lahan, sisanya hari ini di 979 hektare lahan menggunakan anggaran perubahan,” kata dia.
Pengembangan penanaman jagung hibrida di Buleleng pun dilakukan di lima kecamatan saja yang kontur lahannya cocok ditanami jagung. Seperti Kecamatan Tejakula, Kubutambahan, Sukasada, Seririt dan Gerokgak. Dari total 1.979 hektare lahan yang dikembangkan tebanyak ada di Kecamatan Gerokgak, seluas 1.300 hektare. Sedangkan empat kecamatan lainya seperti Sawan, Buleleng, Banjar dan Busungbiu dialokasikan untuk pengembangan tanaman padi dan kedelai yang disesuaikan dengan tekstur tanah.
Dengan pengembangan jagung hibrida tersebut diharapkan ke depannya Buleleng tetap aman dalam memenuhi kebutuhan pokok masyarakatnya. Terutama pada kebutuhan karbohidrat. Satu hektare lahan jagung hibrida biasanya dapat menghasilkan 4-4,5 ton jagung kering. Pengembangan jagung hibrida ini pun diharapkan merembah ke lahan-lahan lainnya di lima kecamatan tersebut.
Sementara itu panen jagung hibrida yang ditanam saat di tahap kedua diperkirakan akan memasuki waktu panen sekitar bulan Maret-April 2018 mendatang. Sedangkan jagung hibrida yang ditanam di tahap pertama di 1.000 hektar lahan saat ini sudah memasuki musim panen. *k23
Puluhan petani jagung di Kecamatan Gerokgak, Jumat (8/12) kemarin melakukan gebyar penanaman jagung hibrida. Program Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng itu merupakan salah satu upaya untuk pemenuhan swasembada pangan terutama pada komoditas jagung, padi dan kedelai (pajale).
Kepala Dinas Pertanian Buleleng, Nyoman Swatantra mengatakan pengembangan penanaman jagung hibrida di Buleleng tahun ini dilakukan dua kali. Yakni pada anggaran induk menyasar 1.000 hektare lahan dan di anggaran perubahan seluas 979 hektare. “Kemarin yang pertama menggunakan anggaran induk sudah terlaksana di 1.000 hektare lahan, sisanya hari ini di 979 hektare lahan menggunakan anggaran perubahan,” kata dia.
Pengembangan penanaman jagung hibrida di Buleleng pun dilakukan di lima kecamatan saja yang kontur lahannya cocok ditanami jagung. Seperti Kecamatan Tejakula, Kubutambahan, Sukasada, Seririt dan Gerokgak. Dari total 1.979 hektare lahan yang dikembangkan tebanyak ada di Kecamatan Gerokgak, seluas 1.300 hektare. Sedangkan empat kecamatan lainya seperti Sawan, Buleleng, Banjar dan Busungbiu dialokasikan untuk pengembangan tanaman padi dan kedelai yang disesuaikan dengan tekstur tanah.
Dengan pengembangan jagung hibrida tersebut diharapkan ke depannya Buleleng tetap aman dalam memenuhi kebutuhan pokok masyarakatnya. Terutama pada kebutuhan karbohidrat. Satu hektare lahan jagung hibrida biasanya dapat menghasilkan 4-4,5 ton jagung kering. Pengembangan jagung hibrida ini pun diharapkan merembah ke lahan-lahan lainnya di lima kecamatan tersebut.
Sementara itu panen jagung hibrida yang ditanam saat di tahap kedua diperkirakan akan memasuki waktu panen sekitar bulan Maret-April 2018 mendatang. Sedangkan jagung hibrida yang ditanam di tahap pertama di 1.000 hektar lahan saat ini sudah memasuki musim panen. *k23
1
Komentar