Pastika Siapkan Masa Transisi
Gubernur Pastika akan ajak calon penggantinya menyusun RPJMD, anggaran perubahan 2018, dan anggaran induk 2019, demi keberlanjutan pembangunan Bali.
DENPASAR, NusaBali
Jabatan Gubernur Made Mangku Pastika akan berakhir 28 Agustus 2018 mendatang. Gubernur Pastika sudah siapkan masa transisi untuk pergantian kepemimpinan di Provinsi Bali dengan duduk bersama membahas program pembangunan daerah ke depan bersama gubernur terpilih nanti.
Hal itu diungkapkan Gubernur Pastika di sela-sela dialog dengan para tokoh Paiketan Krama Bali di Rumah Jabatan Gubernur, Gedung Jayasabha Jalan Surapati, Denpasar, Sabtu (9/12) pagi. Dalam pertemuan tersebut hadir Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Bali Dewa Gede Mahendra Putra, Kadis Pemberdayaan Masyarakat Desa I Ketut Lihadnyana, Kadis Kebudayaan Bali Dewa Beratha, dan Kadis Pariwisata Anak Agung Yuniartha. Sementara Paiketan Krama Bali dipimpin Dr Anak Agung Ngurah Suryawan Wiranata, Ketua Aliansi Masyarakat Pariwisata Bali I Gusti Kade Sutawa, I Ketut Ngastawa, dan sejumlah tokoh lainnya.
Pastika menegaskan setelah lengser nanti tidak akan pernah berhenti untuk mengabdi guna pembangunan Bali. Mantan Kapolda Bali yang sudah merintis sebuah sekolah untuk anak-anak miskin, SMA Bali Mandara di Buleleng, akan bicara dengan calon penggantinya.
“Sisa waktu delapan bulan ini kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk menyelesaikan program-program Bali Mandara yang sebelumnya sudah kita laksanakan. Dan program ini harus berkesinambungan,” ujar Pastika.
Untuk itu Pastika menyiapkan diri untuk peralihan kepemimpinan dengan calon penggantinya. Proses peralihan ini akan menjadi contoh di masa datang, ketika terjadi pergantian tampuk kekuasaan. Pastika bahkan siapkan tempat khusus bagi calon penggantinya, sebuah kantor tak jauh dari Kantor Gubernur Bali Niti Mandala Denpasar untuk membahas program pembangunan Bali ke depan dengan calon pemimpin Bali nanti.
“Begitu terpilih Juni 2018, saya sudah siapkan kantor tak jauh dari kantor saya. Saya ajak menyusun RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah), susun anggaran perubahan 2018 dan anggaran induk 2019. Jadi program pembangunan Bali itu harus berkelanjutan,” tandas Pastika.
Pastika mengatakan pada masa transisi nanti semuanya harus bebas dari kepentingan, dan segala keputusan harus bertujuan untuk kebaikan masyarakat dan pembangunan Bali. Dalam proses tersebut calon penggantinya diajak berbicara program yang sudah berjalan dan akan disiapkan ke depannya. Program harus bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat Bali.
Pertemuan kemarin menjadi penting bagi Gubernur Pastika, yakni untuk menyerap masukan yang bisa dibahas bersama calon penggantinya. “Hari ini (kemarin) saya minta masukan. Dengan sisa pengabdian beberapa bulan lagi, saya mau cepat selesaikan proogram. Saya tak mau santai-santai,” tutur Gubernur asal Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, ini.
Ketua Paiketan Krama Bali Agung Suryawan mengatakan organisasi yang dipimpinnya merupakan organisasi yang bergerak untuk pembangunan Bali. Paiketan Krama Bali mewadahi berbagai organisasi mulai pariwisata, budaya, pertanian, dan hukum bergabung untuk mengawal Bali. “Kami selalu siap untuk memberikan masukan dan duduk bersama untuk berkonstribusi bagi pembangunan Bali ke depan,” kata pria asal Kelurahan Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, ini.
Dalam dialog kemarin dampak erupsi Gunung Agung terhadap pariwisata juga menjadi topik pembahasan. Pembenahan sektor pariwisata di segala bidang sangat diperlukan. Mulai ditutupnya Bandara Ngurah Rai, layanan angkutan untuk wisatawan ke bandara terdekat tidak optimal, bahkan kondisi Terminal Mengwi yang memprihatinkan menjadi sorotan wisatawan.
Muncul juga aspirasi supaya Bali tidak menjadi mass tourism. Karena menciptakan persaingan tidak sehat dan berdampak negatif bagi Bali. Pemprov Bali juga diminta perjuangkan dana perimbangan ke pusat. Karena sumbangan devisa dari pariwisata Bali cukup besar. Selain itu juga muncul aspirasi untuk penguatan lembaga keuangan desa adat yakni LPD dan program asuransi pertanian untuk menjaga eksistensi pertanian di Bali, serta upaya Bali menjadi pilar penjaga keutuhan NKRI.
Atas aspirasi tersebut Gubernur Pastika berjanji dalam waktu dekat akan mengadakan workshop terkait beberapa permasalahan yang dibahas, sehingga bisa dijalankan secepatnya. *nat
Hal itu diungkapkan Gubernur Pastika di sela-sela dialog dengan para tokoh Paiketan Krama Bali di Rumah Jabatan Gubernur, Gedung Jayasabha Jalan Surapati, Denpasar, Sabtu (9/12) pagi. Dalam pertemuan tersebut hadir Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Bali Dewa Gede Mahendra Putra, Kadis Pemberdayaan Masyarakat Desa I Ketut Lihadnyana, Kadis Kebudayaan Bali Dewa Beratha, dan Kadis Pariwisata Anak Agung Yuniartha. Sementara Paiketan Krama Bali dipimpin Dr Anak Agung Ngurah Suryawan Wiranata, Ketua Aliansi Masyarakat Pariwisata Bali I Gusti Kade Sutawa, I Ketut Ngastawa, dan sejumlah tokoh lainnya.
Pastika menegaskan setelah lengser nanti tidak akan pernah berhenti untuk mengabdi guna pembangunan Bali. Mantan Kapolda Bali yang sudah merintis sebuah sekolah untuk anak-anak miskin, SMA Bali Mandara di Buleleng, akan bicara dengan calon penggantinya.
“Sisa waktu delapan bulan ini kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk menyelesaikan program-program Bali Mandara yang sebelumnya sudah kita laksanakan. Dan program ini harus berkesinambungan,” ujar Pastika.
Untuk itu Pastika menyiapkan diri untuk peralihan kepemimpinan dengan calon penggantinya. Proses peralihan ini akan menjadi contoh di masa datang, ketika terjadi pergantian tampuk kekuasaan. Pastika bahkan siapkan tempat khusus bagi calon penggantinya, sebuah kantor tak jauh dari Kantor Gubernur Bali Niti Mandala Denpasar untuk membahas program pembangunan Bali ke depan dengan calon pemimpin Bali nanti.
“Begitu terpilih Juni 2018, saya sudah siapkan kantor tak jauh dari kantor saya. Saya ajak menyusun RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah), susun anggaran perubahan 2018 dan anggaran induk 2019. Jadi program pembangunan Bali itu harus berkelanjutan,” tandas Pastika.
Pastika mengatakan pada masa transisi nanti semuanya harus bebas dari kepentingan, dan segala keputusan harus bertujuan untuk kebaikan masyarakat dan pembangunan Bali. Dalam proses tersebut calon penggantinya diajak berbicara program yang sudah berjalan dan akan disiapkan ke depannya. Program harus bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat Bali.
Pertemuan kemarin menjadi penting bagi Gubernur Pastika, yakni untuk menyerap masukan yang bisa dibahas bersama calon penggantinya. “Hari ini (kemarin) saya minta masukan. Dengan sisa pengabdian beberapa bulan lagi, saya mau cepat selesaikan proogram. Saya tak mau santai-santai,” tutur Gubernur asal Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, ini.
Ketua Paiketan Krama Bali Agung Suryawan mengatakan organisasi yang dipimpinnya merupakan organisasi yang bergerak untuk pembangunan Bali. Paiketan Krama Bali mewadahi berbagai organisasi mulai pariwisata, budaya, pertanian, dan hukum bergabung untuk mengawal Bali. “Kami selalu siap untuk memberikan masukan dan duduk bersama untuk berkonstribusi bagi pembangunan Bali ke depan,” kata pria asal Kelurahan Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, ini.
Dalam dialog kemarin dampak erupsi Gunung Agung terhadap pariwisata juga menjadi topik pembahasan. Pembenahan sektor pariwisata di segala bidang sangat diperlukan. Mulai ditutupnya Bandara Ngurah Rai, layanan angkutan untuk wisatawan ke bandara terdekat tidak optimal, bahkan kondisi Terminal Mengwi yang memprihatinkan menjadi sorotan wisatawan.
Muncul juga aspirasi supaya Bali tidak menjadi mass tourism. Karena menciptakan persaingan tidak sehat dan berdampak negatif bagi Bali. Pemprov Bali juga diminta perjuangkan dana perimbangan ke pusat. Karena sumbangan devisa dari pariwisata Bali cukup besar. Selain itu juga muncul aspirasi untuk penguatan lembaga keuangan desa adat yakni LPD dan program asuransi pertanian untuk menjaga eksistensi pertanian di Bali, serta upaya Bali menjadi pilar penjaga keutuhan NKRI.
Atas aspirasi tersebut Gubernur Pastika berjanji dalam waktu dekat akan mengadakan workshop terkait beberapa permasalahan yang dibahas, sehingga bisa dijalankan secepatnya. *nat
Komentar