Gubernur-Dewan Sepakat Promosi Pariwisata
Bencana erupsi Gunung Agung di Karangasem telah menggoncang pariwisata Bali.
Undang Media Asing ke Bali, Rencanakan Sembahyang ke Besakih
DENPASAR, NusaBali
Pemprov Bali dan DPRD Bali pun sepakat melakukan langkah promosi untuk menarik wisatawan datang ke Bali. Termasuk di dalannya mengundang media asing datang ke Bali untuk membuktikan bahwa Pulau Dewata aman dikunjungi.
Kesepakatan ini terungkap dalam hearing antara eksekutif dan legislatif di Ruang Rapat Gabungan DPRD Bali, Niti Mandala Denpasar, Senin (11/12). Dalam hearing terkait pariwisata tersebut, Gubernur Made Mangku Pastika didampingi Kepala Badan Pendapatan Daerah Provinsi Bali I Made Santha, Kadis Pekerjaan Umum Provinsi Bali I Nyoman Astawa Riadi, Kadis Perhubungan Provinsi Bali I Gusti Agung Ngurah Sudarsana, dan sejumlah pejabat OPD lainnya.
Dalam hearing yang dipimpin Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama kemarin, hadir pula Ketua Komisi IV (yang membidangi tenaga kerja dan kesejahteraan rakyat) Nyoman Parta, sejumlah anggota Komisi II (yang membidangi pariwisata) seperti AA Adhi Ardhana (Fraksi PDIP), Ni Putu Yuli Artini (Fraksi Golkar), Made Budastra (Fraksi PDIP). Sedangkan dari Komisi I DPRD Bali, antara lain, hadir I Nyoman Adnyana (Fraksi PDIP), Ngakan Made Samudra (Fraksi Demokrat), I Gusti Putu Wijera (Fraksi Demokrat), dan Nyoman Tirtawan (Fraksi Panca Bayu). Sebaliknya, Komisi III DPRD Bali (membidangi infrastruktur dan pembangunan), menghadirkan I Wayan Kariartha dan Nyoman Suyasa (Fraksi Gerindra).
Terkait erupsi Gunung Agung, DPRD Bali meminta langkah konkret eksekutif (Pemprov Bali) di lapangan. Pemprov Bali diminta memanfaatkan maksimal anggaran untuk menangani dampak erupsi Gunung Agung. Anggota Komisi I DPRD Bali, Nyoman Adnyana, memaparkan pihaknya mendapat keluhan masyarakat atas pernyataan pemerintah tentang wisatawan ‘dapat menginap semalam’ ketika Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban tutup.
"Di lapangan, imbauan Pak Gubernur ternyata nggak ada prakteknya. Malah wisatawan yang lewat jalur Terminal Mengwi (Badung) itu justru bayar. Jadi, permintaan Pak Gubernur kepada pemilik hotel nggak dilakasanakan. Padahal, Presiden Jokowi sendiri juga sudah meminta penanganan maksimal terhadap wisatawan di Bali," ujar politisi PDIP asal Desa Sekaan, Kecamatan Kintamani, Bangli ini di hadapan Gubernur Pastika.
Sedangkan Ketua Komisi IV DPRD Bali, Nyoman Parta, mengingatkan Pemprov Bali harus ada langkah nyata dalam antisipasi erupsi Gunung Agung. Parta mencurigai ada propaganda dari pesaing pariwisata. "Saya dapat pengaduan dari saudara di Thailand bahwa Bali sudah hancur dan tidak layak dikunjungi. Di Eropa, bahkan dikatakan Bali sudah benar-benar nggak ada,” beber Parta.
“Saya rasa, kita harus melawan dengan propaganda juga. Viralkan itu. Gubernur punya ribuan staf yang memiliki handphone dengan aplikasi. Harus kita lawan ini. Pak Gubernur bisa undang media asing ke Bali," lanjut politisi PDIP asal Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar ini.
Lain lagi sarah AA Adi Ardhana. Politisi PDIP asal Puri Gerenceng, Denpasar ini berharap Gubernur datang ke pusat untuk meminta Presiden Jokowi ambil langkah-langkah. "Zaman Pak SBY, ketika Gunung Merapi erupsi, Presiden ngantor di Jogjakarta. Kenapa kita nggak minta begitu juga di Bali? Nanti diviralkan itu untuk memulihkan pariwisata kita," tandas Adhi Ardhana.
Selain masalah langkah promosi dan recovery pariwisata, dalam hearing kemarin juga muncul persoalan-persoalan akibat erupsi Gunung Agung. Ketua DPRD Bali, Nyoman Adi Wiryatama, mengaku mendapatkan keluhan dan pengaduan bahwa perekonomian macet karena erupsi Gunung Agung. Menurut Adi Wiryatama, mulai pengusaha galian C sampai pemilik hotel datang mengadu.
“Kami minta saudara Gubernur supaya ambil langkah. Ada pemilik lahan di galian C tanahnya tidak boleh digarap karena izin ke provinsi. Sementara cari izin susah, ya lengkaplah penderitaan mereka. Mereka itu tinggal menunggu mati saja. Belum bidang lainnya yang kena dampak erupsi Gunung Agung. Saya minta tolong eksekutif supaya ada lang-kah," ujar politisi senior PDIP yang mantan Bupati Tabanan dua periode (2000-2005, 2005-2010) ini.
Sementara itu, Gubernur Pastika menyatakan pihaknya telah merencanakan beberapa langkah strategis untuk pemulihan pariwisata Bali. Salah satunya, bertemu kembali dengan para Konsul Jenderal (Konjen) negara sahabat dan para pelaku pariwisata, buat meyakinkan mereka bahwa Bali aman untuk dikunjungi. Selain itu, pemerintah pusat dan instansi terkait diminta untuk melaksanakan berbagai event di Bali, baik itu seminar maupun rapat.
“Kita manfaatkan teknologi yang ada untuk memviralkan kondisi Bali yang aman bagi wisatawan, diperkuat dengan testimoni-testimoni khususnya dari wisatawan asing. Segala daya upaya dan kekuatan yang kita miliki, kita gunakan semaksimal mungkin untuk memulihkan kondisi pariwisata,” tegas Pastika.
Dalam kesempatan itu, Pastika mengungkap soal pengusaha pariwisata supaya beri menginap gratis selama sehari kepada wisatawan, adalah imbauan dalam kondisi darurat. "Artinya, kita lakukan upaya-upaya. Antisipasi itu untuk teman-teman PHRI, karena bandara ditutup. Itu sebuah upaya," ujar Pastika.
Untuk langkah berikutnya, kata Pastika, pemerintah telah meminta kepada PHRI Bali supaya lakukan agenda promosi. "Saya minta lakukan festival dan undang wisatawan. Dalam kesempatan ini, saya sepakat dengan teman-teman Dewan, kita lakukan promosi dan upaya-upaya menarik wisatawan," tegas Pastika.
Pastika menegaskan, untuk promosi pariwisata, juga siap dengan langkah propaganda. “Saya sepakat, kita memang harus propaganda, viralkan lebih gencar bahwa Bali aman untuk dikunjungi,” tandas Pastika. Menurut Pastika, media asing sebenarnya sudah sering meliput di Karangasem. "Wartawan asing banyak itu tongkrongi Gunung Agung, mereka ramai-ramai meliput," imbuhnya.
Pastika juga mengajak anggota Dewan untuk bertindak secara riil. Caranya, pejabat Pemprov Bali dan DPRD Bali sembahyang di Pura Besakih, Desa Pakraman Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem yang berada di kaki Gunung Agung. Nah, kegiatan persembahyangan bersama itu kemudian diviralkan ke seluruh dunia. “Kita tunjukkan Bali aman. Tapi, kita sembahyang sambil lihat-lihat puncak Gunung Agung-lah," ajak Pastika disambut sorak dan kata ‘setuju’ anggota Dewan.
Terkait penanganan pengungsi erupsi Gunung Agung, Pastika mengatakan pihaknya menggunakan dana dengan sangat hati-hati. Pihaknya tidak mau salah prosedur. "Nanti salah-salah bisa masuk penjara. Kalau urusan dana, saya sangat hati-hati," jelas Gubernur asal Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Buleleng yang mantan Kapolda Bali ini. *nat
DENPASAR, NusaBali
Pemprov Bali dan DPRD Bali pun sepakat melakukan langkah promosi untuk menarik wisatawan datang ke Bali. Termasuk di dalannya mengundang media asing datang ke Bali untuk membuktikan bahwa Pulau Dewata aman dikunjungi.
Kesepakatan ini terungkap dalam hearing antara eksekutif dan legislatif di Ruang Rapat Gabungan DPRD Bali, Niti Mandala Denpasar, Senin (11/12). Dalam hearing terkait pariwisata tersebut, Gubernur Made Mangku Pastika didampingi Kepala Badan Pendapatan Daerah Provinsi Bali I Made Santha, Kadis Pekerjaan Umum Provinsi Bali I Nyoman Astawa Riadi, Kadis Perhubungan Provinsi Bali I Gusti Agung Ngurah Sudarsana, dan sejumlah pejabat OPD lainnya.
Dalam hearing yang dipimpin Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama kemarin, hadir pula Ketua Komisi IV (yang membidangi tenaga kerja dan kesejahteraan rakyat) Nyoman Parta, sejumlah anggota Komisi II (yang membidangi pariwisata) seperti AA Adhi Ardhana (Fraksi PDIP), Ni Putu Yuli Artini (Fraksi Golkar), Made Budastra (Fraksi PDIP). Sedangkan dari Komisi I DPRD Bali, antara lain, hadir I Nyoman Adnyana (Fraksi PDIP), Ngakan Made Samudra (Fraksi Demokrat), I Gusti Putu Wijera (Fraksi Demokrat), dan Nyoman Tirtawan (Fraksi Panca Bayu). Sebaliknya, Komisi III DPRD Bali (membidangi infrastruktur dan pembangunan), menghadirkan I Wayan Kariartha dan Nyoman Suyasa (Fraksi Gerindra).
Terkait erupsi Gunung Agung, DPRD Bali meminta langkah konkret eksekutif (Pemprov Bali) di lapangan. Pemprov Bali diminta memanfaatkan maksimal anggaran untuk menangani dampak erupsi Gunung Agung. Anggota Komisi I DPRD Bali, Nyoman Adnyana, memaparkan pihaknya mendapat keluhan masyarakat atas pernyataan pemerintah tentang wisatawan ‘dapat menginap semalam’ ketika Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban tutup.
"Di lapangan, imbauan Pak Gubernur ternyata nggak ada prakteknya. Malah wisatawan yang lewat jalur Terminal Mengwi (Badung) itu justru bayar. Jadi, permintaan Pak Gubernur kepada pemilik hotel nggak dilakasanakan. Padahal, Presiden Jokowi sendiri juga sudah meminta penanganan maksimal terhadap wisatawan di Bali," ujar politisi PDIP asal Desa Sekaan, Kecamatan Kintamani, Bangli ini di hadapan Gubernur Pastika.
Sedangkan Ketua Komisi IV DPRD Bali, Nyoman Parta, mengingatkan Pemprov Bali harus ada langkah nyata dalam antisipasi erupsi Gunung Agung. Parta mencurigai ada propaganda dari pesaing pariwisata. "Saya dapat pengaduan dari saudara di Thailand bahwa Bali sudah hancur dan tidak layak dikunjungi. Di Eropa, bahkan dikatakan Bali sudah benar-benar nggak ada,” beber Parta.
“Saya rasa, kita harus melawan dengan propaganda juga. Viralkan itu. Gubernur punya ribuan staf yang memiliki handphone dengan aplikasi. Harus kita lawan ini. Pak Gubernur bisa undang media asing ke Bali," lanjut politisi PDIP asal Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar ini.
Lain lagi sarah AA Adi Ardhana. Politisi PDIP asal Puri Gerenceng, Denpasar ini berharap Gubernur datang ke pusat untuk meminta Presiden Jokowi ambil langkah-langkah. "Zaman Pak SBY, ketika Gunung Merapi erupsi, Presiden ngantor di Jogjakarta. Kenapa kita nggak minta begitu juga di Bali? Nanti diviralkan itu untuk memulihkan pariwisata kita," tandas Adhi Ardhana.
Selain masalah langkah promosi dan recovery pariwisata, dalam hearing kemarin juga muncul persoalan-persoalan akibat erupsi Gunung Agung. Ketua DPRD Bali, Nyoman Adi Wiryatama, mengaku mendapatkan keluhan dan pengaduan bahwa perekonomian macet karena erupsi Gunung Agung. Menurut Adi Wiryatama, mulai pengusaha galian C sampai pemilik hotel datang mengadu.
“Kami minta saudara Gubernur supaya ambil langkah. Ada pemilik lahan di galian C tanahnya tidak boleh digarap karena izin ke provinsi. Sementara cari izin susah, ya lengkaplah penderitaan mereka. Mereka itu tinggal menunggu mati saja. Belum bidang lainnya yang kena dampak erupsi Gunung Agung. Saya minta tolong eksekutif supaya ada lang-kah," ujar politisi senior PDIP yang mantan Bupati Tabanan dua periode (2000-2005, 2005-2010) ini.
Sementara itu, Gubernur Pastika menyatakan pihaknya telah merencanakan beberapa langkah strategis untuk pemulihan pariwisata Bali. Salah satunya, bertemu kembali dengan para Konsul Jenderal (Konjen) negara sahabat dan para pelaku pariwisata, buat meyakinkan mereka bahwa Bali aman untuk dikunjungi. Selain itu, pemerintah pusat dan instansi terkait diminta untuk melaksanakan berbagai event di Bali, baik itu seminar maupun rapat.
“Kita manfaatkan teknologi yang ada untuk memviralkan kondisi Bali yang aman bagi wisatawan, diperkuat dengan testimoni-testimoni khususnya dari wisatawan asing. Segala daya upaya dan kekuatan yang kita miliki, kita gunakan semaksimal mungkin untuk memulihkan kondisi pariwisata,” tegas Pastika.
Dalam kesempatan itu, Pastika mengungkap soal pengusaha pariwisata supaya beri menginap gratis selama sehari kepada wisatawan, adalah imbauan dalam kondisi darurat. "Artinya, kita lakukan upaya-upaya. Antisipasi itu untuk teman-teman PHRI, karena bandara ditutup. Itu sebuah upaya," ujar Pastika.
Untuk langkah berikutnya, kata Pastika, pemerintah telah meminta kepada PHRI Bali supaya lakukan agenda promosi. "Saya minta lakukan festival dan undang wisatawan. Dalam kesempatan ini, saya sepakat dengan teman-teman Dewan, kita lakukan promosi dan upaya-upaya menarik wisatawan," tegas Pastika.
Pastika menegaskan, untuk promosi pariwisata, juga siap dengan langkah propaganda. “Saya sepakat, kita memang harus propaganda, viralkan lebih gencar bahwa Bali aman untuk dikunjungi,” tandas Pastika. Menurut Pastika, media asing sebenarnya sudah sering meliput di Karangasem. "Wartawan asing banyak itu tongkrongi Gunung Agung, mereka ramai-ramai meliput," imbuhnya.
Pastika juga mengajak anggota Dewan untuk bertindak secara riil. Caranya, pejabat Pemprov Bali dan DPRD Bali sembahyang di Pura Besakih, Desa Pakraman Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem yang berada di kaki Gunung Agung. Nah, kegiatan persembahyangan bersama itu kemudian diviralkan ke seluruh dunia. “Kita tunjukkan Bali aman. Tapi, kita sembahyang sambil lihat-lihat puncak Gunung Agung-lah," ajak Pastika disambut sorak dan kata ‘setuju’ anggota Dewan.
Terkait penanganan pengungsi erupsi Gunung Agung, Pastika mengatakan pihaknya menggunakan dana dengan sangat hati-hati. Pihaknya tidak mau salah prosedur. "Nanti salah-salah bisa masuk penjara. Kalau urusan dana, saya sangat hati-hati," jelas Gubernur asal Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Buleleng yang mantan Kapolda Bali ini. *nat
Komentar