100 Siswa Masih Naik Motor
Siswa yang rumahnya dekat sekolah, sekitar 100 - 200 meter, ikut naik angkot gratis, dengan alasan agar bisa ikut keliling.
Program Angkutan Pelajar Tak Semulus Rencana
SEMARAPURA, NusaBali
Angkutan gratis yang ditujukkan kepada siswa SMP di Kecamatan Klungkung, Klungkung, ternyata belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh siswa. Karena masih ada siswa yang pulang-pergi sekolah mengendarai sepeda motor.
Hal itu diakui Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Klungkung I Nyoman Sucitra. “Selama program angkutan siswa ini berjalan sejak 13 November 2017, kami temui ada 100 lebih siswa SMP masih menggunakan sepeda motor ke sekolah,” ujar Sucitra, kepada NusaBali, Selasa (12/12). Mereka yang menggunakan sepeda motor sebagian bersar karena merasa mampu. Atas masalah ini, Dishub sudah menjalin kerjasama dengan pihak Polri/TNI dan Satpol PP untuk turut mengawasi siswa.
Bahkan siswa yang mengendarai sepeda motor tersebut sudah ditilang oleh petugas polisi. Kemudian nama-nama siswa yang bersangkutan sudah didata di Dishub. “Kami minta kepada orangtua siswa untuk mendukung program ini, kalau memang mengizinkan anaknya mengendarai sepeda motor siap-siap ditilang polisi,” tegasnya.
Di satu sisi, persoalan yang ditemui di lapangan yakni siswa yang rumahnya dekat dengan sekolah sekitar 100 - 200 meter juga ikut naik angkot gratis, dengan alasan agar bisa ikut keliling. Kondisi ini membuat angkutan siswa overload penumpang. Malah ada siswa yang rumahnya jauh malah tidak mendapatkan tumpangan. “Kami pernah mengantar mereka dengan kendaraan dinas,” ujarnya.
Akhirnya Dishub mengevaluasi. Solusinya siswa yang rumahnya berjarak lebih dari 500 meter mendapat kartu angkutan siswa. Adapun jumlah kartu yang sudah dicetak mencapai 1.400 buah dan sudah dibagikan sejak Senin (11/12) pagi. Jadi saat mau pulang siswa menunjukkan kartu itu. “Kalau tidak ditertibkan siswa yang naik angkot bisa overload mencapai 3.000 orang,” ujarnya.
Sucitra menjelaskan ada empat sekolah SMP di Kecamatan Klungkung yang mendapat pelayanan angkutan siswa gratis. Meliputi SMPN 1 Semarapura, SMPN 2 Semarapura, SMPN 3 Semarapura, dan SMPN PGRI Klungkung, dengan menggunakan 85 armada. Untuk 2018 juga sudah dianggarkan Rp 3,6 miliar, dengan perhitungan hari siswa sekolah yakni 332 hari. “Tahun 2018 untuk penambahan angkutan siswa belum ada,” ujarnya. Gaji dan biaya operasional yang diterima sopir angkot bervariatif tergantung jarak tempuh, kisaran Rp 105.000 - Rp 120.000/hari. *wan
SEMARAPURA, NusaBali
Angkutan gratis yang ditujukkan kepada siswa SMP di Kecamatan Klungkung, Klungkung, ternyata belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh siswa. Karena masih ada siswa yang pulang-pergi sekolah mengendarai sepeda motor.
Hal itu diakui Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Klungkung I Nyoman Sucitra. “Selama program angkutan siswa ini berjalan sejak 13 November 2017, kami temui ada 100 lebih siswa SMP masih menggunakan sepeda motor ke sekolah,” ujar Sucitra, kepada NusaBali, Selasa (12/12). Mereka yang menggunakan sepeda motor sebagian bersar karena merasa mampu. Atas masalah ini, Dishub sudah menjalin kerjasama dengan pihak Polri/TNI dan Satpol PP untuk turut mengawasi siswa.
Bahkan siswa yang mengendarai sepeda motor tersebut sudah ditilang oleh petugas polisi. Kemudian nama-nama siswa yang bersangkutan sudah didata di Dishub. “Kami minta kepada orangtua siswa untuk mendukung program ini, kalau memang mengizinkan anaknya mengendarai sepeda motor siap-siap ditilang polisi,” tegasnya.
Di satu sisi, persoalan yang ditemui di lapangan yakni siswa yang rumahnya dekat dengan sekolah sekitar 100 - 200 meter juga ikut naik angkot gratis, dengan alasan agar bisa ikut keliling. Kondisi ini membuat angkutan siswa overload penumpang. Malah ada siswa yang rumahnya jauh malah tidak mendapatkan tumpangan. “Kami pernah mengantar mereka dengan kendaraan dinas,” ujarnya.
Akhirnya Dishub mengevaluasi. Solusinya siswa yang rumahnya berjarak lebih dari 500 meter mendapat kartu angkutan siswa. Adapun jumlah kartu yang sudah dicetak mencapai 1.400 buah dan sudah dibagikan sejak Senin (11/12) pagi. Jadi saat mau pulang siswa menunjukkan kartu itu. “Kalau tidak ditertibkan siswa yang naik angkot bisa overload mencapai 3.000 orang,” ujarnya.
Sucitra menjelaskan ada empat sekolah SMP di Kecamatan Klungkung yang mendapat pelayanan angkutan siswa gratis. Meliputi SMPN 1 Semarapura, SMPN 2 Semarapura, SMPN 3 Semarapura, dan SMPN PGRI Klungkung, dengan menggunakan 85 armada. Untuk 2018 juga sudah dianggarkan Rp 3,6 miliar, dengan perhitungan hari siswa sekolah yakni 332 hari. “Tahun 2018 untuk penambahan angkutan siswa belum ada,” ujarnya. Gaji dan biaya operasional yang diterima sopir angkot bervariatif tergantung jarak tempuh, kisaran Rp 105.000 - Rp 120.000/hari. *wan
Komentar