GOR Swecapura Disemprot Insektisida
Dinas Pertanian (Distan) Klungkung melakukan penyemprotan cairan insektisida untuk meminimalisir tomcat dan lalat, di Posko Pengungsian GOR Swecapura, Desa Gelgel, Klungkung, Rabu (13/12) pagi.
SEMARAPURA, NusaBali
Karena serangga ini sangat mengganggu aktivitas pengungsi, bahkan sejumlah warga kulitnya melepuh akibat terkena racun tomcat. Informasi yang dihimpun, pengungsi asal Karangasem yang menempati GOR Swecapura, kembali diserang serangga tomcat sejak Kamis (7/12) lalu. Tidak saja kalangan anak-anak tomcat juga menyerang pengungsi dewasa, terutama di sisi selatan dan GOR bagian atas.
Pengungsi yang terserang tomcat ini mendadak mengeluhkan rasa sakit dan gatal-gatal pada bagian kulit di sekitar mata, bibir dan leher akibat serangan serangga. Saat serangga tomcat itu menghinggapi secara tidak sengaja ditepuk hingga mengeluarkan cairan beracun. Tak berselang lama kulit pengungsi yang terserang tomcat pun melepuh dan mengalami pembengkakan. Bahkan anak-anak sekolah yang terkena tomcat terpaksa libur karena tidak kuat merasakan perih.
Menindaklanjuti persoalan tersebut, Kadistan Klungkung Ida Bagus Gede Juanida langsung turun ke GOR Swecapura untuk melihat langsung kondis di lapangan. Selanjutnya dua petugas dari Distan langsung melakukan penyemprotan di areal GOR yang kerap dikerumuni tomcat maupun lalat. “Kita semprot menggunakan insektisida, kini serangga tersebut terus berkurang,” ujarnya.
Lebih lanjut IB Juanida menambahkan, sejatinya tomcat sudah ada sejak lama bahkan menjadi sahabat para petani. Karena serangga beracun ini turut membantu memberantas hama, kalau hanya dihinggapi saja memang tidak berbahaya. Namun kalau sampai ditepuk dan cairan tubuhnya ke luar maka mengakibatkan melepuh pada kulit. “Kami sarankan jika dihinggapi tomcat jangan sekali-kali menepuknya,” pinta Juanida. Kemunculannya karena di selatan GOR banyak lahan sawah.
Kemudian serbuan lalat di GOR Swecapura karena beberapa faktor. Di antaranya karena faktor musim, ada sumber-sumber bau busuk dari pembuangan sayur yang sudah busuk, dan lainnya. Selain di GOR kondisi ini juga terjadi di lokasi pengungsian di tingkat banjar. Oleh karena itu Distan juga keliling untuk melakukan penyemprotan di tiga kecamatan di Klungkug Daratan. “Kita sudah bagi setiap harinya turun dua petugas di masin-masing kecamatan, semoga lewat langkah ini bisa meminimalisir serangga tersebut,” ujarnya.
Pengungsi di Kabupaten Klungkung per Selasa (12/12) sekitar pukul 18.00 Wita, mencapai 11.276 jiwa tersebar di 42 desa/kelurahan di Klungkung. Dengan rincian di Kecamatan Klungkung pengungsi 7.274 jiwa, terdapat 54 jiwa dari hari sebelumnya. Di Kecamatan Dawan pengungsi 987 jiwa, terdapat penurunan 49 jiwa, dan pengungsi di Kecamatan Banjarangkan 1.758 jiwa, terdapat penambahan lagi 5 jiwa. *wan
Pengungsi yang terserang tomcat ini mendadak mengeluhkan rasa sakit dan gatal-gatal pada bagian kulit di sekitar mata, bibir dan leher akibat serangan serangga. Saat serangga tomcat itu menghinggapi secara tidak sengaja ditepuk hingga mengeluarkan cairan beracun. Tak berselang lama kulit pengungsi yang terserang tomcat pun melepuh dan mengalami pembengkakan. Bahkan anak-anak sekolah yang terkena tomcat terpaksa libur karena tidak kuat merasakan perih.
Menindaklanjuti persoalan tersebut, Kadistan Klungkung Ida Bagus Gede Juanida langsung turun ke GOR Swecapura untuk melihat langsung kondis di lapangan. Selanjutnya dua petugas dari Distan langsung melakukan penyemprotan di areal GOR yang kerap dikerumuni tomcat maupun lalat. “Kita semprot menggunakan insektisida, kini serangga tersebut terus berkurang,” ujarnya.
Lebih lanjut IB Juanida menambahkan, sejatinya tomcat sudah ada sejak lama bahkan menjadi sahabat para petani. Karena serangga beracun ini turut membantu memberantas hama, kalau hanya dihinggapi saja memang tidak berbahaya. Namun kalau sampai ditepuk dan cairan tubuhnya ke luar maka mengakibatkan melepuh pada kulit. “Kami sarankan jika dihinggapi tomcat jangan sekali-kali menepuknya,” pinta Juanida. Kemunculannya karena di selatan GOR banyak lahan sawah.
Kemudian serbuan lalat di GOR Swecapura karena beberapa faktor. Di antaranya karena faktor musim, ada sumber-sumber bau busuk dari pembuangan sayur yang sudah busuk, dan lainnya. Selain di GOR kondisi ini juga terjadi di lokasi pengungsian di tingkat banjar. Oleh karena itu Distan juga keliling untuk melakukan penyemprotan di tiga kecamatan di Klungkug Daratan. “Kita sudah bagi setiap harinya turun dua petugas di masin-masing kecamatan, semoga lewat langkah ini bisa meminimalisir serangga tersebut,” ujarnya.
Pengungsi di Kabupaten Klungkung per Selasa (12/12) sekitar pukul 18.00 Wita, mencapai 11.276 jiwa tersebar di 42 desa/kelurahan di Klungkung. Dengan rincian di Kecamatan Klungkung pengungsi 7.274 jiwa, terdapat 54 jiwa dari hari sebelumnya. Di Kecamatan Dawan pengungsi 987 jiwa, terdapat penurunan 49 jiwa, dan pengungsi di Kecamatan Banjarangkan 1.758 jiwa, terdapat penambahan lagi 5 jiwa. *wan
Komentar