Puluhan Pedagang Tolak Perbaikan Ruko
Puluhan pedagang di Pasar Kidul Bangli tolak perbaikan ruko. Alasannya, para pedagang mengaku kesulitan memindahkan barang dagangan.
BANGLI, NusaBali
Mereka yang menolak sampai membuat surat pernyataan dan memilih memperbaiki ruko sendiri. Pemkab Bangli anggarkan dana perbaikan ruko dan dalam proses pelelangan yang dimenangkan PT Duara Bali dengan nilai kontrak Rp 4.437.000.000.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bangli, I Nengah Sudibia, mengungkapkan, sebagian besar pedagang yang dulunya menempati ruko menolak perbaikan dilakukan oleh pihak rekanan. Pedagang justru memilih memperbaiki ruko sendiri. Alasan pedagang beragam, di antaranya mengaku sulit memindahkan barang dagangannya. Adapula ingin memodif rukonya sendiri. “Seperti pedagang emas, mereka menolak renovasi karena tempatnya masih bagus dan juga beralasan kesulitan memindahkan brankas tempat penyimpanan perhiasan emas,” terangnya, Jumat (15/12).
Meski pedagang merenovasi ruko sendiri, besaran sewa sama dengan pedagang yang rukonya diperbaiki oleh pemerintah. Atas keputusan tersebut, pedagang dibuatkan perjanjian bermeterai untuk besaran sewa ruko. Selain puluhan pedagang menolak perbaikan ruko, pembuatan tower air dibatalkan karena ada protes dari warga sekitar pasar. Atas kondisi tersebut dilakukan addendum dan anggaran yang tidak terpakai diserahkan ke kas daerah.
Terpisah, PT Duara Bali, I Gede Sugiarta, mengatakan, sebanyak 14 ruko yang diperbaiki langsung pedagang yang sejak dulu menempati ruko sebelum terjadi musibah kebakaran. Blok selatan dengan jumlah 16 ruko, 7 ruko diperbaiki sendiri oleh pedagang. Blok utara dengan jumlah 16 ruko, seluruhnya diperbaiki. Blok barat 13 ruko, sebanyak 6 ruko diperbaiki sendiri oleh pedagang, dan blok timur 12 ruko,1 ruko diperbaiki sendiri oleh pedagang. Akibat perbaikan secara pribadi dan tidak terlaksananya pembanguan tower, terjadi efisiensi anggaran berkisar Rp 600 juta dari nilai kontrak Rp 4.437.000.000. *e
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bangli, I Nengah Sudibia, mengungkapkan, sebagian besar pedagang yang dulunya menempati ruko menolak perbaikan dilakukan oleh pihak rekanan. Pedagang justru memilih memperbaiki ruko sendiri. Alasan pedagang beragam, di antaranya mengaku sulit memindahkan barang dagangannya. Adapula ingin memodif rukonya sendiri. “Seperti pedagang emas, mereka menolak renovasi karena tempatnya masih bagus dan juga beralasan kesulitan memindahkan brankas tempat penyimpanan perhiasan emas,” terangnya, Jumat (15/12).
Meski pedagang merenovasi ruko sendiri, besaran sewa sama dengan pedagang yang rukonya diperbaiki oleh pemerintah. Atas keputusan tersebut, pedagang dibuatkan perjanjian bermeterai untuk besaran sewa ruko. Selain puluhan pedagang menolak perbaikan ruko, pembuatan tower air dibatalkan karena ada protes dari warga sekitar pasar. Atas kondisi tersebut dilakukan addendum dan anggaran yang tidak terpakai diserahkan ke kas daerah.
Terpisah, PT Duara Bali, I Gede Sugiarta, mengatakan, sebanyak 14 ruko yang diperbaiki langsung pedagang yang sejak dulu menempati ruko sebelum terjadi musibah kebakaran. Blok selatan dengan jumlah 16 ruko, 7 ruko diperbaiki sendiri oleh pedagang. Blok utara dengan jumlah 16 ruko, seluruhnya diperbaiki. Blok barat 13 ruko, sebanyak 6 ruko diperbaiki sendiri oleh pedagang, dan blok timur 12 ruko,1 ruko diperbaiki sendiri oleh pedagang. Akibat perbaikan secara pribadi dan tidak terlaksananya pembanguan tower, terjadi efisiensi anggaran berkisar Rp 600 juta dari nilai kontrak Rp 4.437.000.000. *e
Komentar