Gubernur Minta Dukungan 34 Konjen
Jika terjadi lagi penutupan Bandara Internasional Ngurah Rai, Gubernur Pastika janji akan ngantor di bandara
Menko Kemaritiman Pastikan Bali Aman untuk Dikunjungi
DENPASAR, NusaBali
Gubernur Made Mangku Pastika kembali undang 34 Konsul Jenderal (Konjen) negara sahabat di Bali, Jumat (15/12), untuk menjelaskan kondisi Gunung Agung yang sebenarnya. Gubernur Pastika intinya minta bantuan para Konjen negara sahabat untuk meyakinkan warganya bahwa Bali sangat aman dikunjungi.
Dalam pertemuan dengan 34 Konjen negara sahabat di Gedung Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernuran, Niti Mandala Denpasar, Jumat kemarin, Gubernur Pastika membeberkan pemberitaan media asing terkait Gunung Agung tidak sesuai dengan kenyataan. Menurut Pastika, pemberitaan media asing sudah tidak sesuai dengan ke-nyataan, mungkin karena padanan bahasa yang kurang pas.
“Seperti kegempaan itu mengacu pada getaran-getaran di gunung, bukan gempa bumi umumnya. Erupsi Gunung Agung saat ini juga hanya keluar asap putih atau abu. Jadi, saya harap Anda semua bisa ikut meluruskan pemberitaan kepada warga Anda,” pinta Pastika, yang dalam pertemuan kemarin didampingi Kadis Pariwisata Provinsi Bali AA Gde Yuniartha Putra, Karo Umum Setda Provinsi Bali I Gede Darmawa, dan Karo Humas & Protokol Setda Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra Putra.
Pastika menegaskan, level Awas Gunung Agung hanya berdampak terhadap kawasan dalam radius 8 kilometer dari Gunung Agung. Sedangkan daerah lainnya di luar zona rawan bencana tersebut dinyatakan aman dan tidak terkena dampak jika Gunung Agung meletus. Bahkan, di Karangasem sendiri 52 desa dari total 78 desa yang ada dinyatakan aman. Karenanya, sejumlah destinasi wisata Karangasem juga masih aman untuk dikunjungi. “Berita seperti ini perlu disebarkan ke seluruh dunia, agar wisatawan merasa aman berkunjung ke Bali,” tandas Pastika.
Mengenai kemungkinan ditutupnya kembali Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban, Kecamatan Kuta, Badung akibat dampak abu vulkanik, menurut Pastika, bandara hanya sempat tutup selama 2,5 hari dalam 3 bulan status Awas Gunung Agung. Dan, jika terjadi lagi penutupan, Pastika berjanji akan berkantor di Bandara Ngurah Rai, untuk memastikan semua yang telah direncanakan berjalan dengan baik.
“Semua organ harus berjalan dengan baik, termasuk transportasi, hotel, visa, dan imigrasi. Bahkan, para Konjen saya minta membuka desk di bandara untuk berkomunikasi dengan warganya. Jadi, mungkin kita bahasanya kurang pas, lagi panik, ada yang marah-marah dan sebagainya, kita harus buat mereka senang,” katanya seraya menyebut, jika penutupan Bandara Ngurah Rai terulang, maka hotel dan transportasi ke bandara terdekat untuk wisatawan akan ditanggung.
Sementara itu, Menko Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, memastikan kon-disi Bali masih aman sebagai destinasi pariwisata untuk berlibur akhir tahun. Penegasan ini disampaikan Luhut setelah menggelar rapat koordinasi khusus terkait perkembangan terkini Gunung Agung bersama Menteri ESDM Ignasius Jonan, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Kepala Kepala Pusat Air Tanah & Geologi Tata Lingkungan Kementerian ESDM Rudy Suhendar, dan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi & Industri Pariwisata Kementerian Pariwisata Dadang Rizki Ratman, di Jakarta, Jumat kemarin.
"Dari hasil paparan ahli vulkanologi, status Gunung Agung tetap Awas, tapi hanya pada radius 10 kilometer paling jauh itu. Sisanya, seluruh Bali normal," tegas Luhut dikutip Antara. Luhut menegaskan, berdasarkan perhitungan, arah angin diprediksi menuju arah timur sehingga abu letusan Gunung Agung diperkirakan tidak akan mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Ngurah Rai. "Kalaupun ada perubahan minor (kecil) ke arah timur, menurut Pak Jonan (Menteri ESDM Ignatius Jonan), ada Notam (Notice To Airmen) yang bisa diberitahukan," kata Luhut.
Untuk memastikan keamanan kondisi Gunung Agung bila terjadi letusan, menurut Luhut, Kementerian ESDM atau Badan Vulkanologi telah membuat simulasi bahaya berdasarkan potensi aliran awan panas, aliran lahar, maupun penyebaran abu vulkanik dengan berbagai skenario. “PVMBG sudah membuat simulasi 20 juta lahar yang ada. Kalau dia (Gunung Agung) meledak 2,5 juta apa dampaknya, kalau meledak 5 juta lahar apa dampaknya, atau sampai 20 juta lahar itu apa dampaknya?" ujar Luhut.
Luhut pun mengimbau masyarakat untuk tidak mengurungkan niatnya berlibur ke Bali, sepanjang masih berada di luar radius 10 kilometerdari Gunung Agung. Begitu pula agenda kegiatan MICE di Bali, diminta untuk tidak dialihkan.
"Itu tolong sampaikan supaya semua tetap berlibur ke Bali, tidak usah ditangguhkan. Nanti juga saya lapor ke Presiden, supaya pemerintah tidak mengalihkan tempat konferensinya dari Bali. Supaya kita sesama orang Indonesia sendiri bisa menunjukkan kebersamaan kita dalam keadaan yang seperti begini," katanya.
Luhut juga memastikan pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia yang rencananya digelar di Bali, Oktober 2018 mendatang, tidak akan dipindahkan lokasinya. Menurut Luhut, PHRI bahkan sudah memberikan dukungan penuh agar turis tetap datang ke Bali. "Tidak ada alasan kami untuk memindahkan pertemuan tahunan IMF-World Bank, kalau dengan status (Gunung Agung) seperti sekarang," tegas Luhut. *nat
Komentar