Kader Beringin Desak SGB Tetapkan Cawagub
Kader Beringin teriak supaya Ketua DPD I Golkar Bali, I Ketut Sudikerta alias SGB (Sudikerta Gubernur Bali) segera menetapkan tandemnya di posisi Calon Wakil Gubernur (Cawagub) ke Pilgub Bali 2018.
DENPASAR, NusaBali
Jika tidak, Golkar akan terlambat sosialisasikan Cagub-Cawagub Bali. Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Badung-Denpasar-Gianyar DPD I Golkar Bali, AA Ngurah Agung, mengingatkan Partai Beringin kalah start dalam melakukan sosialisasi pasangan Cagub-Cawagub, jika Sudikerta selaku Calon Gubernur (Cagub) terlambat menetapkan tandemnya. Sebagai kader struktural yang ditugaskan di pemenangan Pemilu, Ngurah Agung merasa punya kepentingan supaya Golkar segera melahirkan paket Cagub-Cawagub.
Menurut Ngurah Agung, SGB sendiri sudah ditetapkan sebagai Cagub Bali dengan rekomendasi DPP Golkar dan didukung penuh seluruh 9 DPD II Golkar Kabupaten/Kota se-Bali. “Sudikerta sudah dapat rekomendasi sebagai Cagub Bali. Ini sudah lama dapat rekomendasi, tapi masih saja nggak jelas paket calonnya. Apa yang ditunggu? Kader di bawah semuanya bertanya-tanya, ada apa ini?” tandas Ngurah Agung di Denpasar, Jumat (15/12).
Politisi Golkar asal Puri Gerenceng, Denpasar ini curiga ada yang sengaja bikin molor terus penetapan Cagub-Cawagub dari partainya. Indikasinya, terus saja diaduk-aduk antara Sudikerta dan IB Rai Dharmawijaya Mantra dengan pembahasan yang tidak jelas.
“Lagi Kerta-Dharma, besoknya lagi Dharma-Kerta. Ngapain itu diudek-udek (diaduk)? Orang Sudikerta sudah tidak mau jadi Cawagub pendam-ping Rai Mantra, kenapa dipaksakan?” pinta Ngurah Agung. “Jangan kita terus bermain-main. Cepat putuskan, supaya cepat kita bergerak,” lanjut politisi Golkar yang selalu berbusana khas Bali ala Patih Agung ini.
Ngurah Agung mengingatkan, kalau terus diudek-udek antara Sudikerta dan Rai Mantra dengan tawar-menwar posisi Cagub-Cawagub, kemungkinan besar akan muncul 3 paket calon dalam Pilgub Bali 2018. “Nanti bisa muncul 3 paket calon hingga membuat Golkar kalah. Sebab, sulit penciptakan tarung head to head antara koalisi parpol melawan PDIP,” jelas Ngurah Agung yang juga Ketua Persaudaraan Muslim-Hindhu Bali.
Tiga (3) paket calon yang dimaksud Ngurah Agung, salah satunya sudah pasti pasangan Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace, Cagub-Cawagub yang diusung PDIP bersama PAN. Sedangkan dua paket calon lagi adalah Sudikerta bersama pasangannya (diusung Golkar bersama mitra koalisi) dan Rai Mantra bersama pasangannya (diusung Demokrat-Gerindra-NasDem bersama mitra koalisinya).
Menurut Ngurah Agung, Golkar adalah parpol besar di Bali yang bisa mengusung paket calon secara mandiri ke Pilgub Bali 2018. Golkar harus cepat ambil keputusan terkait paket Cagub-Cawagub. “Waktu semakin habis, sudah last minute ini. Kalau mau serius, banyak tokoh yang bisa dipakai sebagai tandem Sudikerta. Jika tidak ada gerakan cepat, ya Golkar bisa terlambat,” tegas Ngurah Agung.
Ngurah Agung mempertanyakan, kenapa Golkar yang sudah lama menginventarisasi kandidat tandem Sudikerta di posisi Cawagub dan dikirimkan ke DPP Golkar untuk disurvei, malah melakukan perubahan dengan simulasi paket calon? Padahal, kata dia, Cagubnya sudah jelas Sudikerta dengan rekomendasi DPP Golkar dan didukung seluruh DPD II Golkar se-Bali.
“Kemudian, diinventarisasi nama-nama kandidat Cawagub sebanyak 18 orang, yang selanjutnya diperas menjadi 11 orang. Ke mana hasil penggodokan itu? Kan harusnya tinggal diambil yang tertinggi dan dipaketkan dengan Sudikerta,” ujar Ngurah Agung.
Sementara itu, kader senior Dewa Ngakan Rai Budiasa kembali mendesak DPD I Golkar Bali supaya segera ambil keputusan paketkan Sudikerta dengan kader Beringin. Rai Budiasa menyebut deretan kader Golkar yang layak diajukan sebagai Cawagub pendamping Sudikerta. Salah satunya, Nyoman Sugawa Korry, Sekretaris DPD I Golkar Bali yang juga Wakil Ketua DPRD Bali.
Menurut Rai Budiasa, Sugawa Korry bisa merebut suara Buleleng sebagai daerah dengan jumlah pemilih terbanyak, karena yang bersangkutan berasal dari Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar. Selain Sugawa Korry, Gede Sumarjaya Linggih alias Demer juga dianggap layak diajukan mendai tandem SGB. Seperti halnya Sugawa Korry, Demer yang kini anggota DPR RI Dapil Bali dan anggota Dewan Pakar DPP Golkar juga berasal dari Buleleng, tepatnya Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan.
“Ya, Sugawa Korry dan Demer sangat layak ditandemkan dengan Sudikerta,” ujar Rai Budiasa secara terpisah, Jumat kemarin. “Dengan paket ‘kader-kader’ ini, akan bisa membawa citra Golkar dalam Pileg 2019 dan Pilpres 2019 ke arah yang lebih baik. Kombinasi paket kader0-kader akan menimbulkan semangat untuk memenangkan partai,” lanjut politisi Golkar asal Desa Melinggih Kelod, Kecamatan Payangan, Gianyar ini.
Sayangnya, Ketua DPD I Golkar Bali Ketut Sudikerta yang notabene sudah direkomendasi menjadi Cagub Bali, belum bisa dimintai konfirmasinya terkait dengan desakan para kader Beringin supaya segera tetapkan tandem di posisi Cawagub. Saat dihubungi NusaBali melalui telepon, Jumat kemarin, ponselnya bernada mailbox.
Namun sebelumnya, Sudikerta dengan tegas menyatakan dirinya akan maju sebagai Cagub Bali di Pilgub 2018, karena sudah atas rekomendasi DPP Golkar dan didukung penuh seluruh DPD II Golkar Kabupaten/Kota se-Bali. Menurut Sudikerta, pihaknya sedang mengkaji calon wakil. “Sebelum pendaftaran ke KPU Bali, 8 Januari 2017 nanti, sudah pasti ada pasangan calon saya,” ujar Sudikerta kepada NusaBali, Rabu (13/12). *nat
Menurut Ngurah Agung, SGB sendiri sudah ditetapkan sebagai Cagub Bali dengan rekomendasi DPP Golkar dan didukung penuh seluruh 9 DPD II Golkar Kabupaten/Kota se-Bali. “Sudikerta sudah dapat rekomendasi sebagai Cagub Bali. Ini sudah lama dapat rekomendasi, tapi masih saja nggak jelas paket calonnya. Apa yang ditunggu? Kader di bawah semuanya bertanya-tanya, ada apa ini?” tandas Ngurah Agung di Denpasar, Jumat (15/12).
Politisi Golkar asal Puri Gerenceng, Denpasar ini curiga ada yang sengaja bikin molor terus penetapan Cagub-Cawagub dari partainya. Indikasinya, terus saja diaduk-aduk antara Sudikerta dan IB Rai Dharmawijaya Mantra dengan pembahasan yang tidak jelas.
“Lagi Kerta-Dharma, besoknya lagi Dharma-Kerta. Ngapain itu diudek-udek (diaduk)? Orang Sudikerta sudah tidak mau jadi Cawagub pendam-ping Rai Mantra, kenapa dipaksakan?” pinta Ngurah Agung. “Jangan kita terus bermain-main. Cepat putuskan, supaya cepat kita bergerak,” lanjut politisi Golkar yang selalu berbusana khas Bali ala Patih Agung ini.
Ngurah Agung mengingatkan, kalau terus diudek-udek antara Sudikerta dan Rai Mantra dengan tawar-menwar posisi Cagub-Cawagub, kemungkinan besar akan muncul 3 paket calon dalam Pilgub Bali 2018. “Nanti bisa muncul 3 paket calon hingga membuat Golkar kalah. Sebab, sulit penciptakan tarung head to head antara koalisi parpol melawan PDIP,” jelas Ngurah Agung yang juga Ketua Persaudaraan Muslim-Hindhu Bali.
Tiga (3) paket calon yang dimaksud Ngurah Agung, salah satunya sudah pasti pasangan Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace, Cagub-Cawagub yang diusung PDIP bersama PAN. Sedangkan dua paket calon lagi adalah Sudikerta bersama pasangannya (diusung Golkar bersama mitra koalisi) dan Rai Mantra bersama pasangannya (diusung Demokrat-Gerindra-NasDem bersama mitra koalisinya).
Menurut Ngurah Agung, Golkar adalah parpol besar di Bali yang bisa mengusung paket calon secara mandiri ke Pilgub Bali 2018. Golkar harus cepat ambil keputusan terkait paket Cagub-Cawagub. “Waktu semakin habis, sudah last minute ini. Kalau mau serius, banyak tokoh yang bisa dipakai sebagai tandem Sudikerta. Jika tidak ada gerakan cepat, ya Golkar bisa terlambat,” tegas Ngurah Agung.
Ngurah Agung mempertanyakan, kenapa Golkar yang sudah lama menginventarisasi kandidat tandem Sudikerta di posisi Cawagub dan dikirimkan ke DPP Golkar untuk disurvei, malah melakukan perubahan dengan simulasi paket calon? Padahal, kata dia, Cagubnya sudah jelas Sudikerta dengan rekomendasi DPP Golkar dan didukung seluruh DPD II Golkar se-Bali.
“Kemudian, diinventarisasi nama-nama kandidat Cawagub sebanyak 18 orang, yang selanjutnya diperas menjadi 11 orang. Ke mana hasil penggodokan itu? Kan harusnya tinggal diambil yang tertinggi dan dipaketkan dengan Sudikerta,” ujar Ngurah Agung.
Sementara itu, kader senior Dewa Ngakan Rai Budiasa kembali mendesak DPD I Golkar Bali supaya segera ambil keputusan paketkan Sudikerta dengan kader Beringin. Rai Budiasa menyebut deretan kader Golkar yang layak diajukan sebagai Cawagub pendamping Sudikerta. Salah satunya, Nyoman Sugawa Korry, Sekretaris DPD I Golkar Bali yang juga Wakil Ketua DPRD Bali.
Menurut Rai Budiasa, Sugawa Korry bisa merebut suara Buleleng sebagai daerah dengan jumlah pemilih terbanyak, karena yang bersangkutan berasal dari Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar. Selain Sugawa Korry, Gede Sumarjaya Linggih alias Demer juga dianggap layak diajukan mendai tandem SGB. Seperti halnya Sugawa Korry, Demer yang kini anggota DPR RI Dapil Bali dan anggota Dewan Pakar DPP Golkar juga berasal dari Buleleng, tepatnya Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan.
“Ya, Sugawa Korry dan Demer sangat layak ditandemkan dengan Sudikerta,” ujar Rai Budiasa secara terpisah, Jumat kemarin. “Dengan paket ‘kader-kader’ ini, akan bisa membawa citra Golkar dalam Pileg 2019 dan Pilpres 2019 ke arah yang lebih baik. Kombinasi paket kader0-kader akan menimbulkan semangat untuk memenangkan partai,” lanjut politisi Golkar asal Desa Melinggih Kelod, Kecamatan Payangan, Gianyar ini.
Sayangnya, Ketua DPD I Golkar Bali Ketut Sudikerta yang notabene sudah direkomendasi menjadi Cagub Bali, belum bisa dimintai konfirmasinya terkait dengan desakan para kader Beringin supaya segera tetapkan tandem di posisi Cawagub. Saat dihubungi NusaBali melalui telepon, Jumat kemarin, ponselnya bernada mailbox.
Namun sebelumnya, Sudikerta dengan tegas menyatakan dirinya akan maju sebagai Cagub Bali di Pilgub 2018, karena sudah atas rekomendasi DPP Golkar dan didukung penuh seluruh DPD II Golkar Kabupaten/Kota se-Bali. Menurut Sudikerta, pihaknya sedang mengkaji calon wakil. “Sebelum pendaftaran ke KPU Bali, 8 Januari 2017 nanti, sudah pasti ada pasangan calon saya,” ujar Sudikerta kepada NusaBali, Rabu (13/12). *nat
1
Komentar