Promosi Besar-besaran Segera Dilakukan
Promosi secara besar-besaran segera akan dilakukan untuk recovery pariwisata Bali yang terpuruk akibat dampak aktivitas vulkanik Gunung Agung di Karangasem.
Recovery Pariwisata yang Terpuruk Akibat Gunung Agung
DENPASAR, NusaBali
Pemerintah pun telah anggarkan Rp 100 miliar untuk promosi pariwisata ini. Kepastian promosi besar-besaran ini disampaikan Menteri Pariwisata, Arief Yahya, seusai rapat koordinasi bersama komponen pariwisata: PHRI, BTB (Bali Tourism Board), ASITA, HPI, dan stakeholder lainnya yang tergabung dalam Bali Tourism Hospitality (BTH) di Sekretariat BTB, Jalan Raya Puputan Niti Mandala Denpasar, Senin (18/12) petang. Menurut Menpar Arief Yahya, promosi segera dilakukan menyusul telah diturunkannya status dari Awas ke Waspada oleh Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Panjahitan, Jumat (15/12) lalu, kecuali radius 6-10 kilometer dari Gunung Agung.
“Dengan perubahan status Gunung Agung ini, kita industri pariwisata boleh mempromosikan Bali secara besar-besaran,” jelas Arief Yahya seusai memimpin rapat koordinasi yang bertlangsung selama 1,5 jam mulai sore pukul 17.00 Wita hingga petang pukul 18.30 Wita kemarin.
Arief Yahya belum memastikan, kapan promosi besar-besaran akan dilakukan. Yang jelas, secepatnya. Anggaran untuk promosi pariwisata pun telah disiapkan sebesar Rp 100 miliar. Promosi nanti lebih banyak soal keindahan Bali, maximum advertising keindahan Bali dengan diskon 40-50 persen.
Menurut Arief, Bali telah kehilangan Rp 9 triliun devisa dari sektor pariwisata sejak status awas Gunung Agung. Hitungan tersebut berdasarkan rata-rata kunjungan wisman ke Bali 15.000 orang per hari, dengan pengeluaran sebesar 12.00 dolar AS selama tinggal di Bali.
Kini, pihaknya akan mengundang wisatawan, baik mancanegara maupun domestik, untuk berkunjung ke Bali. “Karena kita berani mengundang orang, maka pelayanannya harus sebaik mungkin,” katanya.
Rapat koordinasi yang dipimpin Menpar Arief Yahya kemarin diikuti hampir semua komponen pariwisata Bali yang tergabung dalam BTH. Mereka, antara lain, Direktur BTB Ida Bagus Agung Partha, Ketua PHRI Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawat alias Cok Ace, Ketua ASITA Bali I Ketut Ardana, hingga Ketua HPI Bali I Nyoman Nuarta.
Sebelum memimpin rapat koordinasi di Kantor BTB, kemarin sore, Menpar Arief Yahya sempat melayat ke rumah duka mantan Menbudpar I Gede Ardika di Desa Sudaji, Kecamatan Sawan, Buleleng. Seusai melayat kemarin siang, Arief Yahya mengatakan merosotnya kunjungan wisatawan asing ke Bali akibat informasi yang berlebihan tentang situasi Gunung Agung. Padalah, erupsi Gunung Agung itu tidak berdapak luas.
“Informasi itu akan kita balik nanti. Bali aman, hanya 2 persen wilayah Bali yang tidak aman karena ada berada di radius berbahaya (letusan Gunung Agung, Red),” katanya.
Menurut Arief Yahya, karena informasi berlebihan terkait Gunung Agung, banyak wisatawan asing yang batal datang ke Indonesia. Semestinya, kunjungan wisatawan asing ke Indonesia bulan Desember sangat tinggi. Karena itu, Menpar merancang promosi wisata besar-besar terkait dengan situasi Gunung Agung. “Ini kan akhir tahun, proyeksi kita per hari bisa sampai 25.000 wisatawan. Tapi, karena in-formasi yang berlebihan, kunjungan wisatawan turun.”
Terkait teriakan kalangan pelaku pariwisata agar mereka mendapat keringanan dalam hal kewajiban pajak dan juga bunga kredit, menurut Arief Yahya, hal tersebut akan dibahas dalam pertemuan di BTB. Teknisnya nanti, haris dihitung berapa pajak, berapa utang, dan berapa bunga? “Saya setuju, itu biasa dalam kondisi bencana seperti ini. Pembayaran pokok, bunga termasuk pajak bisa ditunda. Tapi, harus dihitung semuanya,” tegas Arief Yahya. *k17,k19
1
Komentar