AP I Ngurah Rai Setujui 477 Extra Flight Nataru
Ratusan extra flight tersebut seluruhnya penerbangan domestik. Sementara penerbangan internasional belum ada yang mengajukan extra flight.
MANGUPURA, NusaBali
Angakasa Pura I (AP I) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, di Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, menyetujui 477 penerbangan tambahan (extra flight) pada libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Ke–477 penerbangan tambahan itu terdiri dari lima maskapai yakni Citilink sebanyak 40 penerbangan, Lion Air 132, Garuda Indonesia 45, Nam Air 88, dan Sriwijaya Air 172 penerbangan.
General Manager (GM) Bandara Ngurah Rai Yanus Suprayogi, mengungkapkan dari 477 penerbangan itu tersedia hampir 80.000 kursi. Pengajuan extra flight pada liburan Nataru tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Hingga Senin kemarin pihak AP I belum menerima pengajuan extra flight penerbangan internasional.
Lima maskapai yang melakukan penerbangan tambahan pada Nataru kali ini dengan tujuan ke beberapa kota besar di Indonesia. Penerbangan tertinggi adalah rute dari dan ke Surabaya sebanyak 182 penerbanagan dengan 30.597 kursi. Lombok 112 penerbangan dengan 20.424 kursi, Jakarta 81 penerbangan dengan 15.714 kursi, dan sisanya ke beberapa kota di wilayah timur Indonesia.
“Meski hingga hari ini masalah Gunung Agung masih belum jelas, tetapi pemerintah sudah tegas mengatakan jangan ragu untuk datang ke Bali. Alhamdulila hal itu kini direspons positif oleh turis domestik. Hingga 18 Desember kemarin sudah tercatat sebanyak 477 pengajuan extra flight. Kami berharap dalam beberapa hari ke depan akan ada pengajuan extra flight penerbangan internasional,” harapnya.
Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pengajuan extra flight mengalami penurunan. Pada tahun 2016 sebanyak 613 extra flight atau minus 22 persen. Jumlah kursi yang disediakan tahun 2016 sebanyak 106.516. Sementara tahun 2017 hanya 79.793 atau minus 25 persen.
“Hingga kini penerbangan internasional belum ada yang mengajukan extra flight. Sudah ada perencanaan namun belum ada yang mengajukan,” tutur Yanus, dikonfirmasi pada Senin (18/12).
Keragu-raguan dari penerbangan internasional mengajukan extra fligt, menurut Yanus, karena tak menentunya status Gunung Agung. Ini membutuhkan kontribusi dari semua pihak dalam menginformasikan keadaan Bali sesungguhnya. Menurut Yanus pemberitaan yang terjadi selama ini tak berimbang. “Antara mana yang kena dampak dan mana yang tidak kena dampak, tak seimbang. Saya berharap untuk membuat pemberitaan yang berimbang. Saya yakin wisatawan manca negara akan datang ke Bali,” tuturnya.
Meski terjadi gangguan penerbangan pada 2017, namun jumlah penumpang yang melalui Bandara Ngurah Rai lebih besar dibanding tahun 2016. Data jumlah penumpang periode Januari-November 2016 sebanyak 18.203.216 orang. Sementara tahun 2017 sebanyak 19.624.967 penumpang atau naik 7,81 persen. *p
General Manager (GM) Bandara Ngurah Rai Yanus Suprayogi, mengungkapkan dari 477 penerbangan itu tersedia hampir 80.000 kursi. Pengajuan extra flight pada liburan Nataru tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Hingga Senin kemarin pihak AP I belum menerima pengajuan extra flight penerbangan internasional.
Lima maskapai yang melakukan penerbangan tambahan pada Nataru kali ini dengan tujuan ke beberapa kota besar di Indonesia. Penerbangan tertinggi adalah rute dari dan ke Surabaya sebanyak 182 penerbanagan dengan 30.597 kursi. Lombok 112 penerbangan dengan 20.424 kursi, Jakarta 81 penerbangan dengan 15.714 kursi, dan sisanya ke beberapa kota di wilayah timur Indonesia.
“Meski hingga hari ini masalah Gunung Agung masih belum jelas, tetapi pemerintah sudah tegas mengatakan jangan ragu untuk datang ke Bali. Alhamdulila hal itu kini direspons positif oleh turis domestik. Hingga 18 Desember kemarin sudah tercatat sebanyak 477 pengajuan extra flight. Kami berharap dalam beberapa hari ke depan akan ada pengajuan extra flight penerbangan internasional,” harapnya.
Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pengajuan extra flight mengalami penurunan. Pada tahun 2016 sebanyak 613 extra flight atau minus 22 persen. Jumlah kursi yang disediakan tahun 2016 sebanyak 106.516. Sementara tahun 2017 hanya 79.793 atau minus 25 persen.
“Hingga kini penerbangan internasional belum ada yang mengajukan extra flight. Sudah ada perencanaan namun belum ada yang mengajukan,” tutur Yanus, dikonfirmasi pada Senin (18/12).
Keragu-raguan dari penerbangan internasional mengajukan extra fligt, menurut Yanus, karena tak menentunya status Gunung Agung. Ini membutuhkan kontribusi dari semua pihak dalam menginformasikan keadaan Bali sesungguhnya. Menurut Yanus pemberitaan yang terjadi selama ini tak berimbang. “Antara mana yang kena dampak dan mana yang tidak kena dampak, tak seimbang. Saya berharap untuk membuat pemberitaan yang berimbang. Saya yakin wisatawan manca negara akan datang ke Bali,” tuturnya.
Meski terjadi gangguan penerbangan pada 2017, namun jumlah penumpang yang melalui Bandara Ngurah Rai lebih besar dibanding tahun 2016. Data jumlah penumpang periode Januari-November 2016 sebanyak 18.203.216 orang. Sementara tahun 2017 sebanyak 19.624.967 penumpang atau naik 7,81 persen. *p
1
Komentar