Empat Buruh Keracunan Gas Limbah Tambak
Petaka di Tambak Udang Kawasan Desa Tuwed, Melaya
NEGARA, NusaBali
Empat buruh Tambak Udang CV Marine Sejati Perkasa di Banjar Taman, Desa Tuwed, Kecamatan Melaya, Jembrana dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi pingsan dengan mulut berbusa, Selasa (19/12), diduga karena keracunan gas limbah tambak. Beruntung, para korban selamat dari maut.
Para korban keracunan gas limbah tambak yang dilarikan IRD Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) RSU Negara, Selasa kemarin, masing-masing Ryan, 23 (asal Banyuwangi, Jawa Timur), Janorius Kakor, 31 (asal Kendari, Sulawesi Tenggara), Irwan Ripai, 48 (asal Surabaya, Jawa Timur), dan Sumarto, 45 (asal Banyuwangi, Jawa Timur).
Informasi di lapangan, peristiwa keracunan ini bermula ketika keempat korban hendak memanen udang di salah satu petak tambak, yakni Petak B3, Selasa pagi pukul 09.00 Wita. Mereka panen udang dengan terlebih dulu mengerinkan petak tambak.
Salah satu korban, Ryan, mendapat bagian turun di saluran pebuangan untuk membuka penutup saluran pembuangannya. Namun, ketika baru saja membuka penutup saluran pembungan petak tambak selebar 1 meter tersebut, korban Ryan mendadak jatuh lemas dan kemudian pingsan.
Melihat hal itu, dua rekannya, yakni Janorius Kakor dan Sumarto, yang kebetulan berada dalam posisi paling dekat, langsung berusaha turun dengan maksud menolong korban Ryan. Namun, seketika itu pula ketuganya langsung ikut ambruk dan pingsan.
Meski sadar akan risiko yang dihadapi, satu butuh lainnya, yakni Irwan Ripai, tetap berusaha turun untuk menolong tiga rekannya yang ambruk. Irwan Ripai yang khusus menjadi Kepala Teknisi Petak Blok B tamak udang teresbut, turun bersama asistennya, I Kadek Mustika, 48.
Korban Iwan Ripai yang turun belakangan dari Kadek Mustika, pun mendadak ikut ambruk. Sedangkan Kadek Mustika masih mampu bertahan, sehingga langsung berteriak minta tolong kepada buruh tambak lainnya. Para buruh tambak pun berdatangan ke lokasi TKP untuk mengangkat satu per satu empat rekannya yang jatuh pingsan.
Keempat buruh tamnbak korban keracunan selanjutnya dilarikan ke IRD UPDT RSU Negara, Selasa pagi pukul 10.00 Wita. Mereka tiba di IRD RSU Negara dalam kondisi pingsan dengan mulut berbusa. Setelah dilakukan observasi dan penangan medis, kondisi dua korban keracunan, yakni Iwan Ripai dan Sumanto, langsung membaik.
Sebaliknya, dua korban lagi, Ryan dan Janorius Kakor, kondisinya cukup parah, bahkan sempat mengalami kejang-kejang dan sesak napas. “Berdasarkan keterangan orang-orang yang mengantarnya ke rumah sakit, mereka keracunan gas. Tapi, gas beracun apa itu, kami masih menunggu hasil uji laboratorium,” ungkap Humas RSU Negara, Astrika.
Sementara, saksi Kadek Mustika, buruh yang tidak ambruk meski sempat turun ke saluran pembuangan tambak di mana musibah terjadi, mengatakan ini peristiwa keracunan pertama kalinya di tamak udang tempatnya bekerja. “Saya sendiri heran ada kejadian begini. Kemungkinan gas yang dihirup hingga pingsan itu H2S (Hidrogen Sulfida), karena endapan lumpur dan kotoran. Tapi, kami pastikan pembersihan selama ini sudah rutin kami lakukan,” ujar Kadek Mustika kepada NusaBali di IRD RSU Negara, Selasa kemarin.
Menurut Mustika, sebenarnya ada 2 dari 25 petak tambak yang hendak dipanen secara bersamaan, Selasa kemarin, masing-masing Petak B3 dan Petak C9. Namun, peristiwa keracunan hanya terjadi di tambak Petak B3. Sedangkan di Petak C9 aman-aman saja.
Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Selasa kemarin, Kapolsek Melaya Kompol I Ketut Narma mengatakan pihaknya telah memeriksa saksi-saksi terkait musibah keracunan di Tambak Udang CV Marine Sejati Perkasa, di Banjar Taman, Desa Tuwed tersebut.
“Dari hasil pemeriksaan sementara, musibah ini adalah keracunan gas di saluran pembungan tambak. Tapi untuk memastikannya, mesti diperkuat keterangan ahli. Kami juga masih menunggu keternagan dari rumah sakit, yang mungkin lebih tahu mengenai penyabab kecaruanan ini,” tandas Kompol Ketut Narma. *ode
Empat buruh Tambak Udang CV Marine Sejati Perkasa di Banjar Taman, Desa Tuwed, Kecamatan Melaya, Jembrana dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi pingsan dengan mulut berbusa, Selasa (19/12), diduga karena keracunan gas limbah tambak. Beruntung, para korban selamat dari maut.
Para korban keracunan gas limbah tambak yang dilarikan IRD Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) RSU Negara, Selasa kemarin, masing-masing Ryan, 23 (asal Banyuwangi, Jawa Timur), Janorius Kakor, 31 (asal Kendari, Sulawesi Tenggara), Irwan Ripai, 48 (asal Surabaya, Jawa Timur), dan Sumarto, 45 (asal Banyuwangi, Jawa Timur).
Informasi di lapangan, peristiwa keracunan ini bermula ketika keempat korban hendak memanen udang di salah satu petak tambak, yakni Petak B3, Selasa pagi pukul 09.00 Wita. Mereka panen udang dengan terlebih dulu mengerinkan petak tambak.
Salah satu korban, Ryan, mendapat bagian turun di saluran pebuangan untuk membuka penutup saluran pembuangannya. Namun, ketika baru saja membuka penutup saluran pembungan petak tambak selebar 1 meter tersebut, korban Ryan mendadak jatuh lemas dan kemudian pingsan.
Melihat hal itu, dua rekannya, yakni Janorius Kakor dan Sumarto, yang kebetulan berada dalam posisi paling dekat, langsung berusaha turun dengan maksud menolong korban Ryan. Namun, seketika itu pula ketuganya langsung ikut ambruk dan pingsan.
Meski sadar akan risiko yang dihadapi, satu butuh lainnya, yakni Irwan Ripai, tetap berusaha turun untuk menolong tiga rekannya yang ambruk. Irwan Ripai yang khusus menjadi Kepala Teknisi Petak Blok B tamak udang teresbut, turun bersama asistennya, I Kadek Mustika, 48.
Korban Iwan Ripai yang turun belakangan dari Kadek Mustika, pun mendadak ikut ambruk. Sedangkan Kadek Mustika masih mampu bertahan, sehingga langsung berteriak minta tolong kepada buruh tambak lainnya. Para buruh tambak pun berdatangan ke lokasi TKP untuk mengangkat satu per satu empat rekannya yang jatuh pingsan.
Keempat buruh tamnbak korban keracunan selanjutnya dilarikan ke IRD UPDT RSU Negara, Selasa pagi pukul 10.00 Wita. Mereka tiba di IRD RSU Negara dalam kondisi pingsan dengan mulut berbusa. Setelah dilakukan observasi dan penangan medis, kondisi dua korban keracunan, yakni Iwan Ripai dan Sumanto, langsung membaik.
Sebaliknya, dua korban lagi, Ryan dan Janorius Kakor, kondisinya cukup parah, bahkan sempat mengalami kejang-kejang dan sesak napas. “Berdasarkan keterangan orang-orang yang mengantarnya ke rumah sakit, mereka keracunan gas. Tapi, gas beracun apa itu, kami masih menunggu hasil uji laboratorium,” ungkap Humas RSU Negara, Astrika.
Sementara, saksi Kadek Mustika, buruh yang tidak ambruk meski sempat turun ke saluran pembuangan tambak di mana musibah terjadi, mengatakan ini peristiwa keracunan pertama kalinya di tamak udang tempatnya bekerja. “Saya sendiri heran ada kejadian begini. Kemungkinan gas yang dihirup hingga pingsan itu H2S (Hidrogen Sulfida), karena endapan lumpur dan kotoran. Tapi, kami pastikan pembersihan selama ini sudah rutin kami lakukan,” ujar Kadek Mustika kepada NusaBali di IRD RSU Negara, Selasa kemarin.
Menurut Mustika, sebenarnya ada 2 dari 25 petak tambak yang hendak dipanen secara bersamaan, Selasa kemarin, masing-masing Petak B3 dan Petak C9. Namun, peristiwa keracunan hanya terjadi di tambak Petak B3. Sedangkan di Petak C9 aman-aman saja.
Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Selasa kemarin, Kapolsek Melaya Kompol I Ketut Narma mengatakan pihaknya telah memeriksa saksi-saksi terkait musibah keracunan di Tambak Udang CV Marine Sejati Perkasa, di Banjar Taman, Desa Tuwed tersebut.
“Dari hasil pemeriksaan sementara, musibah ini adalah keracunan gas di saluran pembungan tambak. Tapi untuk memastikannya, mesti diperkuat keterangan ahli. Kami juga masih menunggu keternagan dari rumah sakit, yang mungkin lebih tahu mengenai penyabab kecaruanan ini,” tandas Kompol Ketut Narma. *ode
1
Komentar