DPD II Golkar Se-Bali Kompak Naik Podium
Inilah salah satu upaya menyelamatkan rekomendasi Ketua DPD I Golkar Bali, Ketut Sudikerta alias SGB (Sudikerta Gubernur Bali), sebagai Calon Gubernur (Cagub) Bali ke Pilgub 2018.
Upaya Selamatkan Rekomendasi SGB
DENPASAR, NusaBali
Ketua DPD I Golkar Bali dan 9 Ketua DPD II Golkar Kabupaten/Kota se-Bali kompak naik ke podium Munaslub untuk nyatakan dukungan terhadap Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum DPP Golkar. Dukungan untuk Airlangga Hartarto tersebut disampaikan Ketua DPD I Golkar Bali Ketut Sudikerta dalam pandangan umumnya pada hari kedua Munaslub Golkar di Jakarta Convention Centre (JCC) Senayan, Jakarta, Selasa malam. Dalam penyampaian dukungan semalam, Sudikerta alias SGB didampingi Sekretaris DPD I Golkar Bali, Nyoman Sugawa Korry.
Bahkan, para Ketua DPD II Golkar Kabupaten/Kota se-Bali juga ikut naik ke podium mendampingi SGB tadi malam. Mereka masing-masing Ketua DPD II Golkar Badung I Wayan Muntra, Ketua DPD II Golkar Tabanan Ketut Arya Budi Giri, Ketua DPD II Golkar Denpasar I Wayan Mariyana Wandira, Ketua DPD II Golkar Buleleng I Putu Singyen, Ketua DPD II Golkar Bangli I Wayan Gunawan, Ketua DPD II Golkar Klungkung I Made Ariandi, Ketua DPD II Golkar Jembrana I Wayan Suardika, Ketua DPD II Golkar Karangasem I Made Sukerana, dan Ketua DPD II Golkar Gianyar I Made Dauh Wijana.
Dalam pandangan umumnya, SGB menyampaikan bahwa berbagai badai cobaan awalnya memang sempat membuat elektabilitas Golkar menurun. "Tapi, dengan dengan soliditas para elite dan jajaran kader Golkar, pemahaman, penghayatan, serta pengamalan doktrin karya dan kekaryaan Golkar, pengembangan kreativitas dan inovasi untuk menjawab perkembangan lingkungan strategis, kami yakin Partai Golkar segera bangkit, maju, dan menang, " ujar SGB.
SGB menegaskan, Golkar Bali mendukung dan mengusulkan penetapan Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum DPP Golkar dengan masa bhakti sampai tahun 2019 mendatang. "Kami Golkar Bali mendukung, memilih, dan mengusulkan penetapan Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum DPP Golkar sampai 2019, " tegas politisi Golkar asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung yang juga Wakil Gubernur Bali 2013-2018 ini.
Dalam pandangan umumnya, SGB juga merekomendasikan kepada ketua umum terpilih Airlangga Hartarti untuk melaksanakan revitalisasi pengurus DPP Golkar, sesuai dengan kebutuhan organisasi secara profesional. "Untuk konsolidasi organisasi ke depan, kami merekomendasikan kepada ketua umum terpilih untuk melaksanakan revitalisasi penguru sesuai kebutuhan organisasi," tegasnya.
SGB juga menyampaikan rasa prihatin atas dampak bencana alam erupsi Gunung Agung yang berdampak kepada kunjungan wisatawan ke Bali. Kami berharap elemen Golkar mempromosikan bahwa Bali aman untuk dikunjungi. "Kami juga sampaikan kondisi Bali sangat aman untuk dikunjungi. Kami mengundang seluruh jajaran kader Golkar dan keluarga berlibur ke Bali data Natal dan Tahun Baru nanti," ajaknya.
Sementara, merapatnya Golkar Bali ke Airlangga Hartarto disebut-sebut sebagai sinyal strategi politik lihai yang dimainkan SGB untuk mengamankan tiket rekomendasi Cagub Bali 2018 yang sudah dikantonginya. Kader senior Golkar, Dewa Ngakan Rai Budiasa, mengatakan SGB berusaha meningkatkan posisi tawar dengan kubu Airlangga. Cara ini lumrah dalam politik.
"Meskipun tidak pernah diungkapkan ke publik, setidaknya ini ada indikasi untuk membentengi rekomendasi Cagub yang telah dikandontongi SGB, supaya tidak diutak-atik DPP Golkar di bawah pimpinan Airlangga," ujar Rai Budiasa secara terpisah di Denpasar, tadi malam.
Rai Budiasa menyebutkan, pergantian tampuk pimpinan DPP Golkar dari Setya Novanto ke Airlangga membuat Golkar Bali terpolarisasi menjadi dua kubu. Dampaknya lebih jauh adalah soal dukung mendukung Cagub-Cawagub. Ada yang mendorong Sudikerta tetap sebagai Cagub Bali, sebagaimana telah dideklarasikan para Ketua DPD II Golkar se-Bali. Ada pula yang mendorong Sudikerta cukup menjadi Calon Wakil Gubernur (Cawagub) saja.
"Rekomendasi Cagub Bali untuk SGB dari DPP Golkar bisa saja aman, kalau ada lobi kuat ke Airlangga oleh Sudikerta dengan bukti sebuah dukungan kompak di Munaslub. Tapi, rekomendasi bisa saja berubah kalau DPP Golkar punya analisa politik dengan mendengar aspirasi kader dari Bali. Sekarang kubu yang mana lebih kuat pengaruhnya kepada Airlangga?” katanya.
“Saya nggak perlu sebutkan kubunya. Semua sudah tahu. Bisa saja DPP Golkar menguatkan posisi Cagub yang telah dikantongi SGB atau sebaliknya ubah rekomendasi. Ini politik, Bung," lanjut politisi senior mantan Ketua OKK DPD I Golkar Bali ini.
Sementara itu, Munaslub Golkar di Jakarta, 18-19 Desember 2017, memutuskan beberapa hal. Salah satunya, putuskan untuk pecat kader yang terjerat korupsi. “Komitmen Partai Golkar untuk melakukan citra atau gerakan cut off position masa lalu, terutama dari perilaku korupsi, menjadi sebuah komitmen yang bagus. Golkar harus mempunyai ketegasan bahwa siapa pun yang elakukan tindak pidana korupsi, harus dinyatakan nonaktif atau dipecat," tegas Ketua Pemenangan Pemilu I DPP Golkar, Nusron Wahid, dilansir detikcom di arena Munaslub, tadi malam.
Golkar, kata Nusron, juga sepakat pengurus baru yang akan segera dibentuk harus bebas kasus. Ini sesuai dengan komitmen Golkar untuk menjadi bersih. "Siapa pun yang masuk kepengurusan Golkar dari pusat sampai bawah, harus clean and clear dalam angka coorporate governance, sehingga kita tak bisa berspekulasi lagi," imbuhnya.
Munaslub Golkar juga memutuskan soal pencalonan kepala daerah. Golkar berkomitmen mengusung calon yang bebas dari masalah hukum. "Calon yang kita usulkan di Pilkada maupun apa pun kita koordinasikan, tidak boleh bermasalah secara hukum. Bersih, clean and clear," katanya. *nat
1
Komentar