Tangkal Stres, Pengungsi Diajak Maplesir
Pengungsi asal Karangasem di Klungkung diajak jalan-jalan (maplesir) menuju obyek wisata, Rabu (20/12) pagi.
SEMARAPURA, NusaBali
Kegiatan ini untuk menangkal kejenuhan bahkan ancaman stres selama di pengungsian. Salah satu obyek wisata yang dikunjungi yakni Taman Nusa, Gianyar. Kegiatan ini disambut sumingrah oleh pengungsi terutama kalangan anak-anak. Kepala Pelaksana BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Klungkung I Putu Widiada mengatakan kegiatan ini diikuti ratusan pengungsi baik di GOR maupun ada yang ikut dari sejumlah posko di banjar-banjar. Karena jumlah pengungsi banyak maka dilakukan selama tiga hari, sejak 18 - 21 Desember 2017. Mereka diangkut menggunakan dua unit bus secara bergiliran.
“Kami hanya memfasilitasi kendaraan saja. Karena sebelumnya manjemen Taman Nusa sudah memberikan secara gratis bagi warga pengungsi berlibur ke sana,” ujarnya.
Setiap berangkat diikutkan sekitar 70 orang pengungsi, diprioritaskan anak-anak dan orang tuanya selaku pendamping. Widida berharap lewat liburan ini bisa mengurangi rasa bosan dan kejenuhan selama berada di pengungsian yang berbulan-bulan. Sehingga dengan adanya liburan wisata pemikiran bisa lebih refresh. “Sebagian besar pengungsi juga semakin intens membuat kerajinan di posko, untuk mengisi waktu luang,” ujarnya.
Saat tiba di obyek wisata tersebut, para pengungsi diajak keliling melihat-lihat keberagaman budaya di Indonesia, mulai dari tempat tinggal, cara berpakaian adat dan lainnya. Dengan dipandu oleh petugas setempat, pengungsi pun merasa senang bisa berjalan-jalan. “Saya senang bisa berlibur, sekaligus dapat liburan usai penerimaan rapor,” ujar Ni Wayan Wati, 14 seorang pengungsi.
Sementara itu, memasuki masa liburan sekolah anak-anak di pengungsian banyak mengisi waktu di sore hari dengan bermain sepak bola di lapangan GOR Swecapura. Terlebih sebelumnya ada donatur menyumbang bola, jadi itu bisa dipakai ajang berolahraga. Namun bola itu bukan sebagai hak milik pribadi melainkan di simpang di GOR.*wan
Kegiatan ini untuk menangkal kejenuhan bahkan ancaman stres selama di pengungsian. Salah satu obyek wisata yang dikunjungi yakni Taman Nusa, Gianyar. Kegiatan ini disambut sumingrah oleh pengungsi terutama kalangan anak-anak. Kepala Pelaksana BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Klungkung I Putu Widiada mengatakan kegiatan ini diikuti ratusan pengungsi baik di GOR maupun ada yang ikut dari sejumlah posko di banjar-banjar. Karena jumlah pengungsi banyak maka dilakukan selama tiga hari, sejak 18 - 21 Desember 2017. Mereka diangkut menggunakan dua unit bus secara bergiliran.
“Kami hanya memfasilitasi kendaraan saja. Karena sebelumnya manjemen Taman Nusa sudah memberikan secara gratis bagi warga pengungsi berlibur ke sana,” ujarnya.
Setiap berangkat diikutkan sekitar 70 orang pengungsi, diprioritaskan anak-anak dan orang tuanya selaku pendamping. Widida berharap lewat liburan ini bisa mengurangi rasa bosan dan kejenuhan selama berada di pengungsian yang berbulan-bulan. Sehingga dengan adanya liburan wisata pemikiran bisa lebih refresh. “Sebagian besar pengungsi juga semakin intens membuat kerajinan di posko, untuk mengisi waktu luang,” ujarnya.
Saat tiba di obyek wisata tersebut, para pengungsi diajak keliling melihat-lihat keberagaman budaya di Indonesia, mulai dari tempat tinggal, cara berpakaian adat dan lainnya. Dengan dipandu oleh petugas setempat, pengungsi pun merasa senang bisa berjalan-jalan. “Saya senang bisa berlibur, sekaligus dapat liburan usai penerimaan rapor,” ujar Ni Wayan Wati, 14 seorang pengungsi.
Sementara itu, memasuki masa liburan sekolah anak-anak di pengungsian banyak mengisi waktu di sore hari dengan bermain sepak bola di lapangan GOR Swecapura. Terlebih sebelumnya ada donatur menyumbang bola, jadi itu bisa dipakai ajang berolahraga. Namun bola itu bukan sebagai hak milik pribadi melainkan di simpang di GOR.*wan
Komentar