Puri Agung Denpasar Kembali Gelar Festival Legong Keraton Lasem Se-Bali
Menyemarakkan HUT Kota Denpasar 2016 ini, Puri Agung Denpasar didukung oleh Pemkot Denpasar kembali akan menggelar festival Legong Keraton Lasem pada Sabtu dan Minggu (27 – 28 Februari) mendatang bertempat di jaba Pura Pedharman Agung Satria Denpasar.
DENPASAR, NusaBali
Salah seorang tokoh Puri Agung Denpasar AA Ngurah Wira Bima Wikrama menargetkan keikutsertaan peserta mencapai 100 kelompok. “Pendaftaran sudah kami buka saat ini,” ujarnya, Selasa (26/1).
Dipilihnya tarian Legong Keraton Lasem, karena jenis tarian tradisional itu merupakan tarian yang sering dipentaskan di puri pada zaman dahulu. “Jenis tarian Legong, kalau tidak salah ada tujuh macam. Kami pilih Legong Keraton Lasem karena paling umum dan banyak dipelajari di sekolah maupun di sanggar-sanggar. Juga supaya para juri fokus dalam memberi penilaian,” jelasnya.
Menariknya, festival ini khusus diperuntukkan bagi siswa sekolah dasar (SD). Sebab menurut Wira Bima, untuk melestarikan budaya Bali harus dimulai sejak usia dini. “Tari Legong adalah tari yang berisi dasar-dasar menari Bali. Sehingga ketika di usia anak-anak dasar tarinya sudah kuat, ngagemnya, sledet, elog, dan gerakan lainnya sudah kuat, maka mereka akan dengan mudah mengembangkan diri seiring bertambahnya usia,” ujarnya. Selain itu, tubuh anak-anak yang masih lentur dianggap lebih mudah untuk dibentuk menjadi seorang penari.
Peserta tidak dipungut biaya sepeser pun alias gratis dengan melampirkan fotokopi akta kelahiran. Namun untuk kostum dan tata rias ditanggung masing-masing peserta. Panitia menggunakan sound system dan kaset sebagai media pengiring. Kaset yang digunakan kaset khusus belajar menari, SMKI, volume 16, Bali record, Legong Keraton.
Festival ini dikemas menjadi wadah komunikasi bagi anak-anak untuk saling mengenal, tanpa melihat perbedaan status sosial dan keberuntungan. Terbuka bagi anak-anak dari semua latar belakang keluarga, kaya, miskin, yatim piatu. Akan ditentukan terbaik I, II, dan III untuk kategori kelompok, perorangan Condong dan Rangkesari yang mendapatkan piala bergilir Walikota Denpasar dan piagam.
Seperti diketahui, Legong Keraton menjadi salah satu dari sembilan tari tradisional Bali yang resmi mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity, atau Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan. Kesembilan tarian tradisional tersebut adalah Rejang, Sanghyang Dadari, dan Baris Upacara yang digolongkan sebagai tarian sacral. Topeng Sidhakarya, Sendratari Gambuh, dan Sendratari Wayang Wong yang digolongkan sebagai tarian semi-sakral. Serta tari Legong Keraton, Joged Bumbung, dan Barong Ket ‘Kuntisraya’, yang digolongkan sebagai tarian hiburan (entertainment). Sehingga diharapkan, melalui festival Legong Lasem ini, pengakuan tersebut tak sebatas pengakuan. Melainkan ada upaya untuk menjaga dan membuatnya lestari sepanjang masa. “Terlebih kami sasar anak SD. Harapannya tentu sangat besar supaya tari Legong Lasem bisa dicintai oleh generasi muda dan terus eksis,” imbuh Wirabima. 7 nv
1
Komentar