Pelabuhan Padangbai Kelebihan Kapal
ASDP Indonesia Ferry Padangbai, Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem, siagakan 36 kapal untuk angkutan penyeberangan Natal dan Tahun Baru 2018. Idealnya mengoperasikan 25 kapal.
AMLAPURA, NusaBali
Dari 36 kapal itu, hanya 31 kapal yang bisa dioperasikan, 5 kapal lainnya masuk dok. Meski kelebihan kapal, ASDP Indonesia Ferry Padangbai tetap memberlakukan tiap trip 1,5 jam memberangkatkan kapal.
Informasi di lapangan, jika dalam kondisi normal mengoperasikan 36 kapal, berarti yang antri 16 kapal. Sebab, diberangkatkan tiap 1,5 jam. Padahal kondisi penumpang sejak 1 Desember relatif sepi. Manager PT ASDP Indonesia Ferry Padangbai, mengatakan, sejak tanggal 1 Desember 2017 terjadi penambahan kapal. Semula 31 kapal menjadi 36 kapal, termasuk 5 kapal LCT (landing craft tank).
Tercatat lima kapal yang masuk dok yakni Kapal Motor Penumpang (KMP) Nusa Bhakti, KMP Andhika Nusantara, KMP Marian Primera, KMP Sindu Dwitama. dan KMP Swarna Kartika. “Kami sifatnya menerima kapal yang dioperasikan, padahal penumpang sepi,” katanya, Kamis (21/12). Sesuai hasil evaluasi sejak 1 Desember 2017, terjadi penurunan penumpang kendaraan 7 persen dan penumpang orang sebesar 2 persen.
Nyaris selama bulan Desember tidak pernah terjadi antrian. Biasanya jelang akhir tahun penumpang membeludak, terutama truk-truk yang mengangkut kebutuhan pokok untuk tahun 2018. Terkait 5 LCT diakui menyebabkan aktivitas di Pelabuhan Padangbai sering krodit. Sebab satu LCT yang melakukan bongkar muat, memerlukan waktu dua kali lipat dari bongkar muat kapal feri. Sebab, Kapal LCT dua kali sandar.
Terpisah, Kepala Jaga Kantor Kesyahbandaraan Otoritas Pelabuhan Kelas IV Padangbai, I Nyoman Parwata, membenarkan, sebanyak 36 kapal yang tercatat dioperasikan di Selat Lombok termasuk 5 kapal LCT. “Sebanyak 31 kapal yang dioperasikan, semuanya laik layar, cuaca di Selat Lombok bersahabat, bongkar muat lancar,” kata Parwata. Ditambahkan, meski terkesan kelebihan kapal yang dioperasikan, tetapi tidak kapal antri di Pelabuhan Padangbai dan di Teluk Labuhan Amuk, Desa Antiga, Kecamatan Manggis, untuk menunggu giliran bongkar muat. *k16
Dari 36 kapal itu, hanya 31 kapal yang bisa dioperasikan, 5 kapal lainnya masuk dok. Meski kelebihan kapal, ASDP Indonesia Ferry Padangbai tetap memberlakukan tiap trip 1,5 jam memberangkatkan kapal.
Informasi di lapangan, jika dalam kondisi normal mengoperasikan 36 kapal, berarti yang antri 16 kapal. Sebab, diberangkatkan tiap 1,5 jam. Padahal kondisi penumpang sejak 1 Desember relatif sepi. Manager PT ASDP Indonesia Ferry Padangbai, mengatakan, sejak tanggal 1 Desember 2017 terjadi penambahan kapal. Semula 31 kapal menjadi 36 kapal, termasuk 5 kapal LCT (landing craft tank).
Tercatat lima kapal yang masuk dok yakni Kapal Motor Penumpang (KMP) Nusa Bhakti, KMP Andhika Nusantara, KMP Marian Primera, KMP Sindu Dwitama. dan KMP Swarna Kartika. “Kami sifatnya menerima kapal yang dioperasikan, padahal penumpang sepi,” katanya, Kamis (21/12). Sesuai hasil evaluasi sejak 1 Desember 2017, terjadi penurunan penumpang kendaraan 7 persen dan penumpang orang sebesar 2 persen.
Nyaris selama bulan Desember tidak pernah terjadi antrian. Biasanya jelang akhir tahun penumpang membeludak, terutama truk-truk yang mengangkut kebutuhan pokok untuk tahun 2018. Terkait 5 LCT diakui menyebabkan aktivitas di Pelabuhan Padangbai sering krodit. Sebab satu LCT yang melakukan bongkar muat, memerlukan waktu dua kali lipat dari bongkar muat kapal feri. Sebab, Kapal LCT dua kali sandar.
Terpisah, Kepala Jaga Kantor Kesyahbandaraan Otoritas Pelabuhan Kelas IV Padangbai, I Nyoman Parwata, membenarkan, sebanyak 36 kapal yang tercatat dioperasikan di Selat Lombok termasuk 5 kapal LCT. “Sebanyak 31 kapal yang dioperasikan, semuanya laik layar, cuaca di Selat Lombok bersahabat, bongkar muat lancar,” kata Parwata. Ditambahkan, meski terkesan kelebihan kapal yang dioperasikan, tetapi tidak kapal antri di Pelabuhan Padangbai dan di Teluk Labuhan Amuk, Desa Antiga, Kecamatan Manggis, untuk menunggu giliran bongkar muat. *k16
Komentar